BATAM: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menargetkan Pelabuhan Tanjung
Sauh akan mengoptimalkan potensi penerimaan transhipping cargo dari
jalur Selat Malaka sebesar 4 juta TEUs pada awal operasinya.
Mustofa Widajaja, Ketua BP Batam, mengatakan potensi transaksi seluruh
transhipping yang beroperasi di Selat Malaka saat ini diperkirakan
mencapai 50 juta TEUs setiap tahunnya.
"Di Selat Malaka ini lewat sekitar 50 juta TEUs kontainer pertahun,
kita harus ambil sharenya. Karena itu Tanjung Sauh akan ambil 4 juta
TEUs dulu," ujarnya hari ini, Jumat (3/8/2012.
Dia mengatakan saat ini sudah ada Nota Kesepahaman antara PT Pelindo II
(Persero) dengan perusahaan pelayaran asal Prancis yakni CMA-CGM .
Perusahaan ini sebelumnya juga pernah melakukan kerja sama dengan BP
Batam untuk mengembangkan Terminal Batu Ampar namun tidak dilanjutkan
karena krisis global.
Menurut Mustofa, upaya menggandeng perusahaan pelayaran asing seperti
CMA-CGM merupakan langkah yang diambil Pelindo II sebagai investor di
proyek Pelabuhan Tanjung Sauh. Langkah ini dinilai akan sangat
menguntungkan Batam dalam pengembangan Tanjung Sauh.
Kerja sama dengan CMA-CGM memudahkan BP Batam dan Pelindo II dalam
mengambil potensi transhipment kargo di Selat Malaka yang selama ini
didominasi Malaysia dan Singapura. "Untungnya kita kerja sama dengan
CMA-CGM," tambahnya.
Dia menambahkan Pelindo II dan BP Batam saat ini tengah memperdalam
studi kelayakan Pelabuhan Tanjung Sauh bersamaan dengan pembicaraan
dengan liner utama.
Selain itu, pihak Pemkot Batam dan DPRD Batam pun sudah sepakat untuk
mengembangkan proyek itu dengan bersama-sama dalam satu tim untuk
mengajukan Peraturan Pemerintah terkait masuknya Pulau Tanjung Sauh ke
dalam FTZ Batam.
"Prinsipnya mereka mendukung membangun pelabuhan di Tanjung Sauh," kata dia. (k17/sut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar