Batam, 7/8 (ANTARA) - Perusahaan pengelola Taksi Blue Bird menyatakan tidak akan mundur dari rencana investasi di Kota Batam walaupun saat ini izin operasional yang telah dikeluarkan kembali dicabut karena aksi demo ribuan sopir taksi yang lebih dahulu beroperasi.
"Pencabutan izin tersebut tidak akan membuat kami membatalkan investasi di Batam. Kami akan berupaya agar taksi-taksi kami bisa beroperasi di Batam," kata perwakilan manajemen Blue Bird, Teguh di Batam, Selasa.
Ia mengatakan sebelum pencabutan izin saat aksi unjuk rasa sudah ada 50 unit Taksi Blue Bird yang tiba dan siap beroperasi di Batam. Saat ini mobil-mobil tersebut masih berada di pool wilayah Baloi.
"Kami akan tetap melanjutkan rencana investasi, kami juga sudah membangun pool di Baloi," kata dia.
Teguh mengatakan, hingga saat ini belum berfikir untuk menuntut Pemerintah Kota Batam atas pencabutan izin operasional Blue Bird walaupun keputusan tersebut sangat disayangkan.
"Kami menyayangkan hal tersebut, namun belum berfikir untuk melakukan gugatan pada pemerintah. Kami masih berupaya cari solusi terlebih dahulu," kata Teguh.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Kepulauan Riau, Zulhendri mengatakan pencabutan izin Taksi Blue Bird semata-mata dilakukan dengan alasan menjaga keamanan karena didemo banyak pengemudi "taksi".
"Alasannya hanya satu yakni menjaga keamanan, karena sopir-sopir taksi yang lebih dahulu mengancam akan berbuat anarkis jika Blue Bird tetap diizinkan beroperasi di Batam," kata dia.
Zulhendri mengatakan, jika izin Blue Bird tidak dicabut dikhawatirkan akan terjadi aksi anarkis di Batam yang akan jauh lebih merugikan perekonomian.
"Kami sudah siap dengan segala risikonya termasuk menghadapi Blue Bird di pengadilan tata usaha negara (PTUN) jika manajemen menempuh jalur hukum," kata dia.
Masuknya Blue Bird ke Batam ditolak oleh sopir taksi yang terlebih dahulu beroperasi di Batam karena dinilai akan mengurangi pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar