BATAM: Dewan Kawasan FTZ Batam-Bintan-Karimun akan mefokuskan diri
terhadap upaya pengembangan ketersediaan lahan di kawasan itu untuk
mengakomodir permintaan investor.
Ketua DK FTZ BBK Muhammad Sani mengatakan permintaan lahan untuk
investasi semakin banyak namun saat ini belum terhambat karena
ketersediaan lahan di sejumlah kawasan seperti Batam dan Karimun.
"Kami mencari lahan yang bisa dikembangkan, permintaan banyak. Kami
juga sudah minta daerah mana yang akan ditambah nanti akan diajukan ke
Pemerintah Pusat," katanya hari ini, Selasa (7/8/2012).
Ia mengatakan kawasan Karimun akan masuk dalam penambahan wilayah FTZ
mengingat lahan di kawasan enclave Karimun sudah habis sementara
permintaan lahan tinggi.
Namun dalam tahap pengalokasiannya nanti tidak akan dilakukan secara
menyeluruh. Pengalokasian lahan akan dilakukan secara parsial sesuai
dengan prioritas investor yang benar-benar berniat menggunakan lahan.
Peruntukannya nanti akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan lahan
untuk investasi shipyard.
"Kalau pengalokasian menyeluruh agak sulit, jadi akan diberikan secara
parsial kalau ada investornya akan kami prioritaskan," jelasnya.
Untuk FTZ Batam, sesuai dengan rencana awal, kawasan Rempang-Galang
akan masuk dalam penambahan lahan investasi. Menurut Sani penggunaan
lahan di kawasan itu masih menunggu hasil tim padu serasi Kementerian
Kehutanan untuk mengkonversi kawasan hutan di Rempang-Galang menjadi
lahan siap pakai. Konversi itu diperkirakan akan selesai pada tahun ini.
Jika kawasan itu sudah bisa digunakan diperkirakan lahan seluas 13.000
hektar bisa digunakan untuk mengakomodir permintaan investasi. "HPLnya
masih di BP Batam. Tahun ini semoga selesai," tambahnya.
Adapun untuk kawasan Bintan, Dewan Kawasan memperkirakan masih tersisa
lahan sekitar 40% untuk investasi. Total keseluruhan lahan yang ada
sekarang di kawasan itu seluas 30.000 hektar. (k17/sut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar