BATAM: International Maritime Organization (IMO) menyerahkan proyek MEH
Data Center IT System kepada pemerintah Indonesia di Stasiun Radio
Pantai, Tanjung Sengkuang, Batam, pada Jumat 3 Agustus.
Proyek ini diserahkan langsung oleh Sekjen IMO Mr Koji Sekimizu kepada Dirjen Perhubungan Laut Leon Muhammad disaksikan perwakilan dari pemerintah Singapura, Malaysia dan Korea.
MEH Project adalah sebuah proyek regional antara tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura serta didukung Bank Dunia, IMO dan Global Environtment Facility (GEF).
Dalam pengerjaannya, proyek MEH terbagi dalam dua fase, yaitu fase pertama untuk Selat Malaka dan Singapura dan fase kedua adalah perpanjangan MEH untuk kawasan laut lainnya.
"Proyek MEH Data Center IT System di Batam adalah bagian pengerjaan pada fase pertama," ujar Dirjen Hubla Leon Muhammad di Batam, Sabtu 4 Agustus 2012.
Kedepan, lanjut Leon, proyek akan menentukan apakah pemasangan MEH skala penuh di Selat Malaka dan Singapura ini sesuai dengan tujuannya atau tidak.
Yakni untuk membantu Indonesia, Malaysia, Singapura dan pengguna Selat Malaka dan Singapura yang berfungsi sebagai sistem pendukung bagi peningkatan keselamatan lalulintas dan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.
"Peran penting Indonesia dalam kesinambungan MEH IT Sy stem Batam adalah untuk menempatkan personil IT yang diperlukan, memelihara dan mengelola fasiltas y ang ada serta meningkatkan keselamatan navigasi di sepanjang pantai Sumatera, Selat Singapura dan Selat Singapura," terangnya.
Penempatan peralatan yang menunjang keselamatan pelayaran tersebut tidak hanya berfungsi untuk memberikan masukan data untuk MEH Sistem IT tetapi juga untuk meningkatkan pemantauan dan pengelolaan perairan Indonesia atau pantai-pantai di Selat Malaka dan Selat Singapura.(k59/faa)
Proyek ini diserahkan langsung oleh Sekjen IMO Mr Koji Sekimizu kepada Dirjen Perhubungan Laut Leon Muhammad disaksikan perwakilan dari pemerintah Singapura, Malaysia dan Korea.
MEH Project adalah sebuah proyek regional antara tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura serta didukung Bank Dunia, IMO dan Global Environtment Facility (GEF).
Dalam pengerjaannya, proyek MEH terbagi dalam dua fase, yaitu fase pertama untuk Selat Malaka dan Singapura dan fase kedua adalah perpanjangan MEH untuk kawasan laut lainnya.
"Proyek MEH Data Center IT System di Batam adalah bagian pengerjaan pada fase pertama," ujar Dirjen Hubla Leon Muhammad di Batam, Sabtu 4 Agustus 2012.
Kedepan, lanjut Leon, proyek akan menentukan apakah pemasangan MEH skala penuh di Selat Malaka dan Singapura ini sesuai dengan tujuannya atau tidak.
Yakni untuk membantu Indonesia, Malaysia, Singapura dan pengguna Selat Malaka dan Singapura yang berfungsi sebagai sistem pendukung bagi peningkatan keselamatan lalulintas dan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.
"Peran penting Indonesia dalam kesinambungan MEH IT Sy stem Batam adalah untuk menempatkan personil IT yang diperlukan, memelihara dan mengelola fasiltas y ang ada serta meningkatkan keselamatan navigasi di sepanjang pantai Sumatera, Selat Singapura dan Selat Singapura," terangnya.
Penempatan peralatan yang menunjang keselamatan pelayaran tersebut tidak hanya berfungsi untuk memberikan masukan data untuk MEH Sistem IT tetapi juga untuk meningkatkan pemantauan dan pengelolaan perairan Indonesia atau pantai-pantai di Selat Malaka dan Selat Singapura.(k59/faa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar