Batam, 3/8 (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun tidak membutuhkan gula impor.
"Tidak perlu impor, gula lokal saja," kata Gubernur yang juga Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun Muhammad Sani di Batam, Jumat.
Ia mengatakan sudah menanyakan kesiapan gula dan kebutuhan pokok lain kepada masing-masing kepala daerah kabupaten kota, dan hasilnya pasokan gula cukup.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan KPBPB Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan sampai saat ini Batam belum mendapat jatah impor gula."Informasinya belum ada. Izin impor belum turun," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan gula yang beredar di Batam adalah gula impor. "Yang beredar sekarang gula impor," kata Hijazi.
Namun, ia enggan menjelaskan asal impor karena ketentuan pemasukan barang berada di Badan Pengusahaan Batam.
Sebelumnya, dalam inspeksi mendadak DPRD Kepri di beberapa pasar Batam ditemukan gula impor menguasai pasar, sedang gula lokal hilang.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau Jumaga Nadeak mengatakan gula yang beredar di pasar-pasar Batam berasal dari luar negeri, sedangkan pasokan dalam negeri tidak nampak di pasaran.
Menurut dia, pasokan gula dari dalam negeri tidak mampu bersaing dengan harga gula impor yang relatif lebih murah.
����Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Batam memastikan gula impor yang beredar ilegal.
"Belum ada kebijakan impor gula. Kalau ada di Batam, itu rembesan," kata Menteri.
Ia mengatakan belum ada alasan untuk mengimpor gula karena harganya sedang turun. "Harga gula dunia sedang turun drastis karena sedang panen di mana-mana," kata dia.
Namun, kementerian akan mengkaji penetapan impor gula untuk Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun."Gula impor akan dikaji dulu," kata Menteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar