Ada sebelas koperasi yang menaungi taksi bandara. Meski begitu,
dari 200 armada yang ada, semuanya milik perorangan. Sekitar 90 persen
taksi resmi bandara Hang Nadim, Batam telah diremajakan menjadi tahun
2012. Hanya sepuluh persen saja armada taksi bandara yang belum
diremajakan.
“Dari 200 armada taksi bandara, hanya 20 kendaraan yang tahunnya tinggi sekitar tahun 2010 kebawah,” ujar Hersyam, koordinator Taksi Bandara, kemarin.
“Dalam waktu dekat akan diremajakan pemiliknya. Mengantisipasi peraturan tentang peremajaan kendaraan, serta menjawab kebutuhan konsumen taksi,” ujar Hersyam, lagi.
Hersyam juga mengatakan, armada taksi yang ada di Bandara Hang Nadim Batam juga sudah dilengkapi argo, identitas pengemudi, AC, dan lainnya.
Terkait adanya keputusan KPPU yang tidak memperbolehkan adanya monopoli usaha, serta mengaharuskan untuk mengakomodir pengusaha lainnya, Hersyam mengatakan walnya hanya taksi di bandara memang hanya dikelola oleh koperasi Otorita Batam, namun saat ini sudah diakomodir pengusaha, maupu koperasi lainnya.
“Sekarang ada 200 taksi yang ada di Bandara Hang Nadim, dimiliki oleh perseorangan mulai dari pedagang, anggota DPRD, hingga aparat kemanan yang bernaung di bawah 11 koperasi,” jelasnya.
Seperti taksi Coptiba, Jala Taxi, Copi Tab, Union, Citra Wahana, Barelang Expres, Barelang Taxi, dan koperasi lainnya. Hingga taksi yang ada di Bandara berwarna-warni, karena lain pemilik, berbeda warna.
Armada tersebut belum termasuk Silver Cab, serta taksi lainnya yang hanya mengambil penumpang di luar lobi bandara. “Kalau itu lain lagi, kita hanya mengelola 200 taksi saja,” ungkapnya lagi.
Hersyam juga mengatakan, kemanan dan keselamatan penumpang juga dijamin dan terkontrol. “Penumpang cukup mengetahui taksinya saja bisa dilaporkan kepada kita kalau ada barang yang tertinggal, pasti akan kembali,” ungkapnya.
Hal tersebut juga diungkapnya Heryana yang mengaku telah 14 tahun menjadi sopir Taksi di Bandara Hang Nadim Batam. “Benar, taksi yang ada di Bandara merupakan milik perseorangan,” ujarnya.
Silver Cab Penuhi Standar Kepmen 35
Di tempat terpisah, pengelola taksi Silver Cab mengakui kalau armada mereka memenuhi standar pertaksian yang diatur dalam Kepmenhun 35 tentang angkutan taksi dalam operasionalnya. Persyaratan sebagai sebuah taksi resmi seperti punya pool di ruko Plamo Garden Batam Centre, logo, pakai argo dan lainnya juga sudah dipenuhi.
“Persyaratan lain seperti diatur di Kepmen 35 di antaranya identitas supir di dashboard dan yang melekat di supir, keseragaman pakaian, bengkel sendiri, dan kartu pengenal supir sudah kita penuhi. Intinya, operasional taksi Silver Cab sudah sesuai aturan main,” kata General Manager (GM) CV Manunggal Mandiri, Tibrani, Kamis (2/8).
Silver Cab, kata dia juga bergerak ke seluruh kawasan Kota Batam dan tidak mangkal di hanya satu kawasan. Hal ini untuk memudahkan menjangkau pelanggan. “Taksi itu syaratnya harus bergerak tidak mangkal, kita juga sudah memenuhi itu,” ungkapnya.
Soal jumlah armada, Tibrani mengaku Silver Cab memiliki 20 armada jenis Chevrolet keluaran tahun 2011. Kemudian 10 jenis Vios tahun 2005 dan 5 unit jenis Proton Exora. “Armada Silver Cab jenis Proton Exora akan diubah dengan keluaran tahun 2012,” paparnya.
Selain itu, Silver Cab juga punya kantor yang jelas, perusahaan yang menaungi juga berbadan hukum, taat pajak dan nomor hotline pengaduan. “Armada taksi juga milik perusahaan bukan milik perorangan, kendaraan juga kembali ke pool, bukan dibawa pulang. Kita juga melengkapi dengan on call sehingga penumpang dijemput ke alamat dan diantar ke alamat,” urainya.
Layanan Silver Cab juga makin baik dengan diperkenalkannya pembayaran melalui auto debet atau kartu kredit. Pembayaran auto debet atau kartu kredit itu memudahkan penumpang yang tidak membawa uang tunai (cash).
Di samping itu, rekrutmen supir juga melalui seleksi cukup ketat dengan mengedepankan 3 C yaitu caracter, capacity dan collateral. “Semua itu untuk memenuhi aturan Kepmen 35 dan meningkatkan layanan ke penumpang,” bebernya. (hgt/hda) (54)
“Dari 200 armada taksi bandara, hanya 20 kendaraan yang tahunnya tinggi sekitar tahun 2010 kebawah,” ujar Hersyam, koordinator Taksi Bandara, kemarin.
“Dalam waktu dekat akan diremajakan pemiliknya. Mengantisipasi peraturan tentang peremajaan kendaraan, serta menjawab kebutuhan konsumen taksi,” ujar Hersyam, lagi.
Hersyam juga mengatakan, armada taksi yang ada di Bandara Hang Nadim Batam juga sudah dilengkapi argo, identitas pengemudi, AC, dan lainnya.
Terkait adanya keputusan KPPU yang tidak memperbolehkan adanya monopoli usaha, serta mengaharuskan untuk mengakomodir pengusaha lainnya, Hersyam mengatakan walnya hanya taksi di bandara memang hanya dikelola oleh koperasi Otorita Batam, namun saat ini sudah diakomodir pengusaha, maupu koperasi lainnya.
“Sekarang ada 200 taksi yang ada di Bandara Hang Nadim, dimiliki oleh perseorangan mulai dari pedagang, anggota DPRD, hingga aparat kemanan yang bernaung di bawah 11 koperasi,” jelasnya.
Seperti taksi Coptiba, Jala Taxi, Copi Tab, Union, Citra Wahana, Barelang Expres, Barelang Taxi, dan koperasi lainnya. Hingga taksi yang ada di Bandara berwarna-warni, karena lain pemilik, berbeda warna.
Armada tersebut belum termasuk Silver Cab, serta taksi lainnya yang hanya mengambil penumpang di luar lobi bandara. “Kalau itu lain lagi, kita hanya mengelola 200 taksi saja,” ungkapnya lagi.
Hersyam juga mengatakan, kemanan dan keselamatan penumpang juga dijamin dan terkontrol. “Penumpang cukup mengetahui taksinya saja bisa dilaporkan kepada kita kalau ada barang yang tertinggal, pasti akan kembali,” ungkapnya.
Hal tersebut juga diungkapnya Heryana yang mengaku telah 14 tahun menjadi sopir Taksi di Bandara Hang Nadim Batam. “Benar, taksi yang ada di Bandara merupakan milik perseorangan,” ujarnya.
Silver Cab Penuhi Standar Kepmen 35
Di tempat terpisah, pengelola taksi Silver Cab mengakui kalau armada mereka memenuhi standar pertaksian yang diatur dalam Kepmenhun 35 tentang angkutan taksi dalam operasionalnya. Persyaratan sebagai sebuah taksi resmi seperti punya pool di ruko Plamo Garden Batam Centre, logo, pakai argo dan lainnya juga sudah dipenuhi.
“Persyaratan lain seperti diatur di Kepmen 35 di antaranya identitas supir di dashboard dan yang melekat di supir, keseragaman pakaian, bengkel sendiri, dan kartu pengenal supir sudah kita penuhi. Intinya, operasional taksi Silver Cab sudah sesuai aturan main,” kata General Manager (GM) CV Manunggal Mandiri, Tibrani, Kamis (2/8).
Silver Cab, kata dia juga bergerak ke seluruh kawasan Kota Batam dan tidak mangkal di hanya satu kawasan. Hal ini untuk memudahkan menjangkau pelanggan. “Taksi itu syaratnya harus bergerak tidak mangkal, kita juga sudah memenuhi itu,” ungkapnya.
Soal jumlah armada, Tibrani mengaku Silver Cab memiliki 20 armada jenis Chevrolet keluaran tahun 2011. Kemudian 10 jenis Vios tahun 2005 dan 5 unit jenis Proton Exora. “Armada Silver Cab jenis Proton Exora akan diubah dengan keluaran tahun 2012,” paparnya.
Selain itu, Silver Cab juga punya kantor yang jelas, perusahaan yang menaungi juga berbadan hukum, taat pajak dan nomor hotline pengaduan. “Armada taksi juga milik perusahaan bukan milik perorangan, kendaraan juga kembali ke pool, bukan dibawa pulang. Kita juga melengkapi dengan on call sehingga penumpang dijemput ke alamat dan diantar ke alamat,” urainya.
Layanan Silver Cab juga makin baik dengan diperkenalkannya pembayaran melalui auto debet atau kartu kredit. Pembayaran auto debet atau kartu kredit itu memudahkan penumpang yang tidak membawa uang tunai (cash).
Di samping itu, rekrutmen supir juga melalui seleksi cukup ketat dengan mengedepankan 3 C yaitu caracter, capacity dan collateral. “Semua itu untuk memenuhi aturan Kepmen 35 dan meningkatkan layanan ke penumpang,” bebernya. (hgt/hda) (54)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar