|
Senin, 16 Agustus 2010 09:41 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BCC Go(w)es to LembangHobi menjadi energi untuk mencoba sebagai bentuk tantangan BIFZA Cycling Community (BCC). Kelompok pecinta sepeda beranggotakan karyawan BP Batam menguji nyali bersepeda di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Keindahan Lembang dan trek menantang yang tidak ada di Batam maupun Kepri menjadi daya tarik tersendiri. 5 Juli lalu rombongan bertolak ke Jakarta dengan tujuh belas sepeda yang disusun dalam kotak. Batavia Air mengantarkan perjalanan mereka ke Jakarta. Bertolak pukul 20.00, sampai di Jakarta pun hari mulai larut. Rombongan BCC menginap di Guest House BP Batam di daerah Kuningan, Jakarta. ”Kami tak mau lama-lama istirahat, langsung kami bongkar kotak dan sepeda kami, lalu mulai merakit sepeda,” ujar Benny Syahroni, wakil ketua BCC. E, iya, dalam rombongan BCC ada dua perempuan. Mereka ialah Dian dan Dini. Kalau urusan sepeda jangan ditanya soal semangat, mereka berdua tak kalah dengan rombongan lelaki lainnya. Masing-asing peserta merakit sepeda, semangat. Jumat petang, sepeda yang sudah terakit dimasukkan ke dalam mobil boks. Menggunakan mobil sewa rombongan bertolak menuju Lembang. Kemacetan dan tersesat jalan menjadi bumbu perjalanan. Hingga akhirnya pukul 22.00 rombongan tiba di Pondok Panineungan – Desa Cibodas Maribaya, Lembang. Wah, udara dingin langsung menusuk kulit. Di atas ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut terasa banget dinginnya, sementara anggota BCC terbiasa tinggal di daerah pesisir. Jangan kuatir, penetral dingin telah disiapkan teman-teman pecinta sepeda di sana. Seekor kambing guling sangat menantang untuk disantap. Hawa dingin pun mulai bisa diatasi. Kehangatan bukan semata karena kambing guling dan bara api yang membakar tetapi karena keramahan rekan-rekan tuan rumah. ”Bagaimanapun kesamaan hobi membuat kekakuan karena baru kenal bica cepat mencair,” aku pria yang akrab disapa Benny ini. Obrolan paling menarik ialah membahas rute yang hendak dilalui esok hari. Srupp.... bajigur hangat ikut menemani obrolan. Tepat pukul 07.00 WIB rombongan yang kini terdiri dari beberapa klub dari Jakarta maupun tuan rumah bertolak menikmati trek menantang. Di Desa Cibodas senyum ramah penduduk menyambut rombongan pesepeda yang lewat. Duh senangnya... Dua kilometer dari tempat start, rombongan berbelok menuju jalan tanah, jalur downhill menjadi tantangan berikut. Dikejahuan telah terlihat bentangan lembah serta jalan setapak yang menurun curam memanjang dari atas menuju dasar lembah, dengan sebuah kelokan tajam di ujung bawah sana. Trek curam yang menantang ditingkahi kabut yang masih nampak malah membuat andrenalin terpompa. Jalan menurun, sepeda meluncur. Lompatan- lompatan kecil pun terjadi. Wow.... Lembah curam terlampaui, kini giliran menapaki kaki bukit yang tidak bisa dibilang mudah. Syukurlah bukit itupun berhasil dilalui dengan lancar. Rombongan berkumpul di atas bukit untuk sejenak rehat dan menikmati pemandangan alam. Perjalanan belum usai. Di depan rombongan masih ada tantangan untuk ditaklukkan. Sebuah tanjakan dengan jalan yang masih berbatu. Curam dan licin. Tak mungkin semua trek dilalui dengan sepeda digowes. Sesekali rombongan menuntun sepedanya. Tidak jauh kok cuman sekitar 200 meter, tapi yang namanya tanjakan tetap saja berat. Perjalanan kembali diteruskan, dengan trek aspal berlubang di sana-sini, rombongan menuju Taman Hutan Rakyat (THR) Juanda. Perjalanan kali ini berujung di Jalan Raya Lembang, di depan pintu masuk THR Juanda. Di THR ini pun telah tersedia trek khusus yang dilapisi paving blok. Untuk masuk ke THR tiap orang dikenai biaya Rp17 ribu. Jalur sempit yang biasa digunakan mendaki oleh para pengunjung THR ini lumayan menantang dengan kontur trek naik turun mengikuti kontur bukit THR Juanda. Sekali-kali rombongan harus mengurangi kecepatan hingga batas minimum dan nyaris berhenti karena bertemu rombongan pejalan kaki. Di sini pemandangan indah sekali. Sejenak rombongan berhenti lalu mematut diri di depan kamera. 1, 2, 3 sebuah gambar kenangan berhasil diabadikan. Namanya juga olahraga rekreasi, tak luput dari aksi di depan kamera. Dari THR Juanda sebuah rute lagi akan dilalui. Rute yang satu ini ialah rute legendaris pesepeda Bandung, yaitu rute tanjakan dari Dago menuju Lembang. Rutenya berupa tanjakan berliku dan akan berakhir di sebuah warung. Warung tersebut menjual Bandrek yang dikenal dengan sebutan Warban atau Warung Bandrek. Meski sederhana warung bandrek ini sangat terkenal di kalangan pesepeda. Warung yang berdiri di pinggir jalan pertanda tantangan tanjakan telah usai. Tapi ini bukan akhir perjalanan, masih ada perjalanan yang harus ditempuh. Sebuah trek memotong jalan menjadi pilihan, sebuah jalan setapak, licin dan berbatu. Trek seperti ini memaksa untuk menuntun sepeda karena memang susah untuk dilalui dengan sepeda. Eh, ternyata jalur ini mengantarkan rombongan ke THR Juanda lagi. Dari sini rombongan lalui jalur aspal menuju Cibodas dan berakhir di Pondok Panineungan, titik start sekaligus titik finish perjalanan BCC. Lelah menumpuk di badan tetapi gembira.... (putut ariyotejo) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar