Batam, 11/8 (ANTARA) - Beras impor ilegal dari Vietnam yang beredar di pasar Batam mengancam pasokan kebutuhan pokok itu di Batam.
"Beras ilegal bisa mengganggu pasokan beras di Batam. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi, Rabu.
Ia mengatakan banyaknya beras ilegal asal Vietnam bisa menyebabkan para distributor dari Pasar Cipinang Jakarta atau tempat lain, enggan mengirimkan beras ke Batam, karena khawatir harus bersaing harga dengan beras impor. Akibatnya, pasokan berkurang.
"Batam bisa kekurangan beras kalau beras ilegal dibiarkan," kata dia.
Namun, Kepala Dinas menyatakan tidak mengetahui jumlah beras ilegal yang beredar di Batam. Meski begitu, menurut dia, jumlahnya tidak banyak.
Ia mengatakan beras ilegal Vietnam di Batam masuk melalui Karimun dengan jumlah sedikit, untuk menghindari aparat.
"Beras ilegal tidak mungkin masuk dengan jumlah besar di Batam, karena pemeriksaannya ketat," ucap menegaskan.
Meski mengakui peredaran beras ilegal sedikit, namun Hijazi mengatakan tidak mampu mengendalikan pemasukan dan peredaran beras ilegal dari Vietnam.
Dinas Perindag dan ESDM sudah melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar untuk mencari beras ilegal Vietnam. Namun, menurut dia tidak maksimal.
"Sidak harus bersama aparat Bea dan Cukai. Karena mereka yang mengetahui masuknya barang," kata Hijazi.
Sementara itu, Hijazi menduga beras ilegal asal Vietnam banyak masuk ke Batam dan daerah lain di Indonesia karena harga beras nasional yang kian meninggi.
Akibat harga tinggi, maka ada pemain pasar yang memasok beras dari luar negeri.
Mengenai pasokan beras sepanjang Ramadhan, ia mengatakan cukup. Setiap bulan, warga Batam membutuhkan beras 12.000 ton, dan jumlah itu tersedia. (T.Y011/B/C004/C004) 11-08-2010 15:25:25 NNNN
"Beras ilegal bisa mengganggu pasokan beras di Batam. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi, Rabu.
Ia mengatakan banyaknya beras ilegal asal Vietnam bisa menyebabkan para distributor dari Pasar Cipinang Jakarta atau tempat lain, enggan mengirimkan beras ke Batam, karena khawatir harus bersaing harga dengan beras impor. Akibatnya, pasokan berkurang.
"Batam bisa kekurangan beras kalau beras ilegal dibiarkan," kata dia.
Namun, Kepala Dinas menyatakan tidak mengetahui jumlah beras ilegal yang beredar di Batam. Meski begitu, menurut dia, jumlahnya tidak banyak.
Ia mengatakan beras ilegal Vietnam di Batam masuk melalui Karimun dengan jumlah sedikit, untuk menghindari aparat.
"Beras ilegal tidak mungkin masuk dengan jumlah besar di Batam, karena pemeriksaannya ketat," ucap menegaskan.
Meski mengakui peredaran beras ilegal sedikit, namun Hijazi mengatakan tidak mampu mengendalikan pemasukan dan peredaran beras ilegal dari Vietnam.
Dinas Perindag dan ESDM sudah melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar untuk mencari beras ilegal Vietnam. Namun, menurut dia tidak maksimal.
"Sidak harus bersama aparat Bea dan Cukai. Karena mereka yang mengetahui masuknya barang," kata Hijazi.
Sementara itu, Hijazi menduga beras ilegal asal Vietnam banyak masuk ke Batam dan daerah lain di Indonesia karena harga beras nasional yang kian meninggi.
Akibat harga tinggi, maka ada pemain pasar yang memasok beras dari luar negeri.
Mengenai pasokan beras sepanjang Ramadhan, ia mengatakan cukup. Setiap bulan, warga Batam membutuhkan beras 12.000 ton, dan jumlah itu tersedia. (T.Y011/B/C004/C004) 11-08-2010 15:25:25 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar