Oleh: Ir, H, Mustofa Widjaja, Kepala BP Batam
Rasulullah SAW, telah bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala Allah semata, maka diampunilah dosanya yang telah berlalu”. (H.R: Bukhari dan Muslim).
Allah SWT, melalui sabda Nabi SAW tersebut menegaskan kepada kaum Muslimin tentang berita pengampunan pada bulan Ramadhan. Sungguh, ini adalah bentuk kebesaran dan kasih sayang Sang Pencipta kepada makhlukNya.
Ramadhan bulan penuh pengampunan. Karena itu, pada bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk banyak memohon ampunan kepada Allah SWT. Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW dalam salah satu khutbahnya sebelum memasuki Ramadhan menyatakan, "Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya pengampunan, dan akhirnya kemerdekaan dari api neraka.” Lalu beliau melanjutkan, ”Karenanya, perbanyaklah empat perkara pada bulan Ramadhan, dua perkara untuk Tuhan-nya dan dua perkara kalian menyukainya. Dua perkara untuk Tuhan-nya adalah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan memohon ampunan kepadaNya. Adapun dua perkara yang kalian sukai adalah memohon surga dan berlindung dari neraka.” (HR Ibnu Huzaimah dari Salman Al Farisi).
Dosa merupakan konsekuensi dari perbuatan maksiat kepada Allah SWT, baik karena mengabaikan kewajiban ataupun melakukan keharaman. Manusia sering berbuat dosa, siang maupun malam hari. Dimana saja seseorang sangat mungkin berbuat kesalahan. Sebab, Rasul sendiri telah menyatakan bahwa manusia itu tempat salah dan lupa. Untuk itu, Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk sering meminta ampunan kepadaNya. Allah SWT berfirman, "Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui”. (Q.S: Ali Imran : 135).
Ayat di atas jelas menunjukkan bahwa adanya kesempatan pengampunan dari Allah SWT merupakan salah satu wujud kasih sayangNya. Betapa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menggabungkan kata Ghafûr (Maha Pengampun) dengan Rahîm (Maha Penyayang). Karenanya, ketika seorang Muslim meminta ampunan kepada Allah SWT, dia merasakan penyesalan dan harapan pengampunan. Pada saat yang sama, ia merasakan betapa besarnya kasih-sayang Allah SWT kepada hamba-Nya; sudahlah dia berbuat dosa, Dia Yang Maha Pengampun masih membuka pintu pengampunan baginya.
Selain itu, nash di atas juga menggambarkan bahwa kaum Muslim harus senantiasa memohon ampunan kepada Allah SWT. Memang, jika Allah SWT menghendaki, dapat saja suatu dosa seseorang langsung Dia ampuni. Namun, Dia sendiri memerintahkan kepada manusia untuk sering meminta ampunan kepadaNya. Baru kemudian, Allah SWT akan mengampuninya. Allah SWT sendiri pasti akan mengampuni semua dosa manusia, kecuali dosa syirik, tentu selama manusia tidak mau bertobat sampai akhir hayatnya. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Siapa saja yang mempersekutukan Allah, maka ia sungguh telah berbuat dosa yang besar. (Q.S: An-Nisa : 48).
Di samping Allah SWT telah menyuruh setiap Muslim untuk sering memohon ampunan kepada-Nya, Rasulullah SAW, juga telah memberikan teladan kepada kita. Dalam hadisnya, Rasul pernah bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar meminta ampunan kepada Allah dan bertobat kepadaNya lebih dari tujuh puluh kali sehari”. (H.R:Bukhari dan Muslim).
Padahal Rasulullah SAW adalah seorang yang maksum, atau terpelihara dari dosa. Beliau dijamin masuk surga. Namun, beliau tetap terus memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Karena itu, Muslim yang menjadikan Baginda Rasul sebagai suri teladannya akan berupaya untuk sering meminta ampunan, khususnya pada bulan Ramadhan. Betapa tidak, kesalahan hampir tidak terasa terus menumpuk. Jika dibiarkan dosa itu akan menggunung, sulit dihilangkan, bahkan lupa tidak teringat lagi. Hal ini dapat mengakibatkan binasanya orang tersebut. Jiwa berkarat, berlumur penuh dosa. Melalui permintaan ampunan kepada Allah, Insya Allah, hal ini dapat dihindari.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar