Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 09 Agustus 2010

Singapura Investor Terbesar di Indonesia





Berita Utama
Sabtu, 07 Agustus 2010 08:27 (sumber Batam Pos,versi asli)

Sepertiga Ditanam di Kepri

BATAM (BP) - Singapura pada tahun 2009 adalah investor terbesar di Indonesia. Nilainya 4,4 miliar dolar AS. Sepertiga dari nilai itu ditanam di wilayah Batam dan Bintan. “Hari ini, Special Economic Zone (SEZ) Batam, Bintan dan Karimun merupakan pilar yang paling penting dari kerjasama bilateral kami dengan pemerintah Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo, dalam jamuan Perayaan Hari Kemerdekaan Singapura ke-45 di i-Hotel, Jumat (6/8).

Dinamisme SEZ BBK, kata Menteri Yeo, menjadi contoh bagi pertumbuhan di Indonesia. ”Ini dapat membuat Singapura dan Indonesia, terutama Kepri mampu mengkapitalisasikan kekuatan masing-masing bagi keuntungan bersama,” katanya.

Menteri Yeo mengatakan, saat pertemuan di Singapura Mei tahun lalu, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memutuskan membentuk tujuh kelompok kerja. Kelompok kerja ini bertujuan meningkatkan kerjasama bilateral dalam banyak bidang.

”Seperti investasi, pariwisata, agribisnis, dan penerbangan. Kelompok kerja ini bahkan dapat membuka lebih luas lagi peluang bagi perusahaan-perusahaan di Singapura dan Indonesia, termasuk Kepri,” katanya.

Hadir dalam jamuan makan malam itu, Gubernur Kepri terpilih HM Sani, Wakil Gubernur Kepri terpilih HM Soerya Respationo, Dubes Singapura untuk Indonesia Ahsok Mispuri, dan Konsul Singapura di Batam Raj Kumar, sejumlah pengusaha Singapura di Batam, dan tokoh pengusaha penting Batam Abidin Hasibuan dan Kris Wiluan.

Resmikan Kantor Konsulat di Batam

Menteri Yeo kemarin meresmikan kantor Konsulat Singapura di Gedung Sumatera Convention Center (SCC), Batam Center. Hadirnya kantor konsulat ini, diharapkan memberikan dukungan positif agar warga Singapura makin banyak datang ke Batam. Ia memperkirakan, hampir 70 persen dari total pengunjung di Batam merupakan warga Singapura. Singapura adalah negara pertama yang membuka secara resmi konsulatnya di Kepri. ”Saya sangat senang mengetahui itu,” kata Menteri Yeo.

Konsulat ini, akan bekerja sama dengan Kedutaan Besar di Jakarta dan Konsulat di Pekanbaru. Yeo mengatakan, keberadaan konsulat Singapura di Batam merupakan cerminan hubungan yang dekat antara Singapura dan Kepri. Sebetulnya, kata Yeo, ikatan kerja sama kuat perekonomian Singapura dan Batam resmi dimulai 2006 lalu, saat kedua negara menandatangani kerja sama FTZ Batam, Bintan, dan Karimun.

Yeo menurutkan, Singapura juga siap memainkan peranannya untuk menguatkan hubungan Singapura dan Kepri dalam perkembangan SEZ atau FTZ. ”Hal ini membutuhkan komitmen kuat dari kedua belah pihak,” tuturnya.

Konsulat Singapura di Batam, Raj Kumar menambahkan di Batam ada sekitar 400 perusahaan yang asli investasi Singapura. Jumlah ini belum termasuk yang joint venture. Meskipun nilai investasi Singapura terbilang tinggi, namun ia mengakui banyak investasi Singapura yang kini mulai dialihkan ke Vietnam dan Johor. Pasalnya, dua daerah tersebut lebih menjanjikan dan mereka gencar melakukan promosi. “Bisa dibilang mereka lebih ramah daripada Indonesia,” sebutnya.

Selain itu, Raj juga mengkritik lambatnya birokrasi di Indonesia. Bila dibandingkan dengan Vietnam dan Johor, pengurusan investasi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. ”Saya sarankan pemerintahan di Indonesia untuk lebih mempercepat proses-proses yang berkaitan birokrasi,” katanya.

Kritik FTZ

Raj juga menyoroti masalah FTZ atau SEZ yang terkesan jalan di tempat. Menurutnya, pihak Singapura sedang menunggu kejelasan pemerintah Indonesia terkait regulasi FTZ. ”Saya dengar kabar, pemerintah di Jakarta sedang membenahi aturan dan regulasi. Kita lihat seperti apa ke depannya,” ungkap Raj.

Diungkapkan Raj, penerapan FTZ tentu menguntungkan dan menjadi win-win solution bagi Batam maupun Singapura. Bagi Singapura contohnya, tentu segala macam biaya baik dalam pendirian perusahaan sampai masalah ekspor-impor akan lebih mudah dan murah sehingga bisa menekan biaya.

Bagi Indonesia, khususnya Batam, tentu akan menarik investasi lebih banyak dan berujung pada semakin banyaknya terbuka lapangan pekerjaan. ”Ya, kita masih menunggu kelanjutan FTZ,” katanya lagi.

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi dan Perdagangan, Kadin Kepri, Abdullah Gosse yang hadir dalam peresmian gedung Konsulat Singapura, menyebutkan lambatnya birokrasi memang sudah lama dikeluhkan para investor. ”Banyak kerancuan dalam regulasi FTZ. Padahal nota kesepahaman sudah ditandatangani, launching sampai re-launching pun sudah dilakoni. Tambah lagi revisi PP 02,” katanya. Sebetulnya, jelas Gosse, semua pihak menyetujui FTZ ini, namun disayangkan masih ada egosektoral departemen. (hah/vie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar