Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 26 Agustus 2010

Pariwisata Batam Lesu, Malah Industri Bergeliat





Kamis, 26 Agustus 2010 09:39 (sumber Batam Pos,versi asli)

Dampak Pusat Hiburan dan Perjudian Dibuka di Singapura

Ketika Singapura akan membuka pusat hiburan dan perjudian resort integrated si Pulau Sentosa Singapura, pengusaha Batam berharap limpahan wisatawan sampai ke Batam. Ternyata, harapan tersebut tak seindah yang dibayangkan.

Citra Buana Group termasuk salah satu perusahaan besar di Batam yang berharap mendapatkan limpahan rezeki atas pembukaan kawasan judi di Singapura. Maka tak heran, Citra Buana Group telah membangun pusat bisnis terpadu di Harbour Bay. Di kawasan tersebut, telah beroperasi pelabuhan khusus (pelsus) Harbour Bay yang hanya sekitar 40 menit naik feri ke Singapura.

Telah pula dibangun pusat pebelanjaan Harbour Bay Mall dengan tenan besar Carrefour, Hotel Amir, pusat jajanan kuliner, dan lainnya. Ternyata, pembukaan kawasan perjudian Singapura itu, tidak memberikan efek signifikan ke Batam. Bukan luberan rezeki yang didapatkan, malah membikin sepi industri pariwisata. Kini, yang bergeliat dan memberi harapan, justru industri manufaktur dan galangan kapal.

”Saya lihat industri mulai bergeliat lagi,’’ ujar Dirut Citra Buana Group, Jong Hoa kepada Batam Pos kemarin di ruang kerjanya Seraya-Batam.

Industri yang dimaksudkan Jong Hoa bergeliat itu adalah manufaktur seperti elektronik. Namun belum sampai menggairahkan perusahaan subkon yang kecil-kecil. Perbaikan ekonomi di Batam ditandai dengan penambahan tenaga kerja baru di perusahaan-perusahaan industri. Salah satunya yang ia contohkan PT Giken Precision yang beroperasi di kawasan industri Citra Buana Fase II Batuampar.
”Geliat ini bukan gelembung-gelembung ekonomi semu, tapi sudah riil,” terang Jong Hoa yang enggan merinci proyek perluasan maupun penambahan tenant di kawasan industri yang dikelolanya.

Selain karena alasan kerahasiaan perusahaan, ia juga tak berhak memublikasikan lebih rinci kondisi para tenan. Citra Buana Group mengelola tiga kawasan industri, yaitu Citra Buana Fase I dan II di Batuampar, dan Citra Buana Fase III di Batam Centre.

Namun dia yakin perluasan dan penambahan jumlah tenan juga terjadi pada sekitar 20 lebih kawasan industri aktif yang ada di Batam.

Menurut pria jangkung berkacamata ini, industri galangan kapal juga bakal booming di Batam.

Berdasarkan informasi yang ia terima, Singapura tahun ini dipastikan akan menutup seluruh industri galangan kapalnya. Penutupan tersebut karena alasan keterbatasan lahan dan masalah lingkungan. Para investor galangan kapal akan mencari alternatif baru pengembangan usaha seperti ke Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Batam, Bintan, dan Karimun akan menjadi pilihan yang paling memungkinkan.

”Tentu akan sangat tergantung bagaimana kebijakan Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun dijalankan. Apakah kita siap menangkap peluang itu atau kita kehilangan kesempatan,’’ tutur Jong Hoa.

Untuk menarik para investor, tidak hanya masalah birokrasi yang harus dibereskan. Tetapi komplit mulai dari pertanahan, keimigrasian, perpajakan, kepabeanan sampai masalah ketenagakerjaan. Satu masalah krusial yang selalu di depan mata, yaitu tidak berartinya kenaikan upah minimum kota (UMK) Batam karena tidak diberengi dengan kebijakan pengontrolan harga berbagai kebutuhan pokok.

”Kasihan masyarakat kita. Di satu sisi pengusaha sudah setiap tahun menaikkan UMK, tapi pada sisi lain kenaikan itu tidak ada harganya karena harga kebutuhan pokok juga melambung,’’ paparnya.

Uang Turis Habis di Kawasan Judi

Industri pariwisata Batam yang diharapkan kecipratan rezeki dari pembukaan kawasan judi Singapura, ternyata cuma isapan jempol. Uang para turis yang berkunjung ke Sentosa maupun Marina Bay, diperkirakan hanya berputar dan dihabiskan di kawasan perjudian itu. Begitu datang ke Singapura dan memasuki kawasan tersebut, mereka tidak kemana-mana lagi.

”Gelang di Singapura yang selama ini ramai dikunjungi turis, sekarang pun ikut sepi karena dampak pembukaan kawasan perjudian itu,’’ ujar Hartono, bos Citra Buana Group yang mengembangkan kawasan terpadu Harbour Bay Batuampar-Batam.

Hartono mengakui prediksinya meleset menarik turis lebih banyak pasca pembukaan kawasan perjudian Singapura. Namun ia sudah bertekad untuk melakukan berbagai inovasi untuk meramaikan Harbour Bay. Salah satunya dengan memperkuat jaringan perusahaan tour and travel yang akan dikembangkan sendiri oleh Citra Buana Group.

”Kita terus berupaya dengan berbagai cara, agar Batam tetap ramai dikunjungi turis. Bertahaplah. Tentu saja juga harus terencana,’’ tuturnya.
Harus Miliki Strategi


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam, Guntur Sakti, menambahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Batam harus memiliki strategi khusus menarik wisatawan yang datang ke Singapura tersebut. Beberapa di antaranya, menambah objek wisata baru seperti mengeksploitasi pesona wisata di daerah Rempang dan Galang.

Selain itu, Batam harus membuka fasilitas bandara internasional Hang Nadim langsung ke Singapura, dan internasional lainnya. ”Kita juga meminta pelaku usaha tour and travel menjemput bola melakukan kerja sama dengan tour and travel di Singapura dan negara lainnya, menggaet wisatawan negara ASEAN dan sebagainya,” imbuh Guntur. (arham)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar