Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 05 Januari 2010

Optimis Kinerja Ekonomi 2010

Selasa, 05 Januari 2010 ( sumber Batam Pos, klik versi asli )

JAKARTA (BP) - Optimisme tinggi dari pemerintah dan pelaku pasar mengawali pembukaan perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini berbeda dengan situasi awal tahun lalu yang diliputi kecemasan karena perekonomian yang masih dihinggapi ketidakpastian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, langkah sinergis antara pemerintah, pelaku pasar, sektor riil, ekonom, dan kepala daerah, telah membuat perekonomian nasional tidak jatuh seperti 1998 silam. Ini membuat perasaan pemerintah dan pelaku pasar menjadi berbeda dengan tahun lalu.

”Saat ini lebih tenang, lebih optimis dan punya harapan baru. Insya Allah tahun 2010 lebih baik dibanding 2009,” kata SBY dalam pembukaan perdagangan pasar modal di BEI Jakarta, kemarin (4/1). Presiden berkesempatan menekan tombol bel tanda perdagangan dimulai. SBY didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisyahbana. Pembukaan bursa dimeriahkan dengan lantunan lagu ciptaan SBY berjudul ”Mentari Bersinar” yang dinyanyikan Iga Mawarni.

Saat ini, kata SBY, saat ini semua bisa tersenyum karena ekonomi telah selamat dari baying-bayang krisis. Menurut presiden, hal ini menunjukkan pilihan kebijakan pemerintah tidak keliru. ”Alhamdulillah, kebijakan kita telah menyelamatkan perekonomian kita,” kata SBY. Meski demikian, SBY mengingatkan, perekonomian dunia dan dalam negeri belum sepenuhnya pulih. Sehingga, upaya perbaikan di tahun ini menjadi penting untuk mengembalikan situasi perekonomian pada kondisi normal. ”Masih banyak PR yang kita hadapi untuk mengamankan 2010, agar nanti 2011 kita sudah back to normal,” kata presiden.

SBY berharap cadangan devisa bisa mencapai 100 miliar dolar AS di tahun-tahun mendatang, untuk menyesuaikan dengan volume perdagangan Indonesia. Saat ini, cadangan devisa RI berada di posisi 65 miliar dolar AS. ”Seharusnya kita punya devisa 100 miliar dolar AS, itu lebih cocok dengan magnitude perdagangan kita,” kata presiden. Presiden mengatakan, indikator perekonomian selama lima tahun terakhir sudah menunjukkan hal positif. Antara lain, tingkat penganguran turun dari 10 persen di 2004 menjadi 8 persen di 2009. Lalu, angka kemiskinan sudah turun dari 16,7 persen ke 14,2 persen di 2009.

Presiden menargetkan, pada 2014 perekonomian bisa tumbuh 7 persen atau rata-rata selama lima tahun sebesar 6,6 persen. Sedangkan angka pengangguran diharapkan turun dari 8 persen menjadi 5-6 persen. Sedangkan angka kemiskinan diharapkan kembali turun dari 14,2 persen menjadi 8-10 persen di 2014. ”Ini target yang keras memang, tapi bisa dicapai,” kata SBY. Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi bursa saham di tahun 2010 diperkirakan akan lebih optimistis dibanding 2009 lalu. Pada 2009 pelaku pasar masih cemas dengan pelemahan akibat dampak krisis global. Dalam pembukaan 5 Januari 2009, tema pembukaan adalah membangun kepercayaan ditengah turbulensi pasar. ”Itu sesuai tantangan perekonomian saat itu,” terangnya.

Karena itu, pada awal 2009 lalu, pemerintah beserta seluruh elemen pelaku pasar modal telah berupaya menumbuhkan optimisme agar bisa keluar dari jeratan krisis global yang terjadi akhir 2008. Optimisme ini akhirnya menumbuhkan kepercayaan sehingga para pelaku pasar dapat bekerja keras dan bersikap tenang dalam menghadapi krisis.
”Dengan demikian, kita bisa mendapat pencapaian yang baik di 2009. Terbukti dengan kinerja BEI terbaik pertama di ASEAN dan berada di peringkat kedua di Asia Pasifik,” tambahnya. Pencapaian dan stabilitas pasar modal tersebut, lanjutnya bisa terjaga karena komunikasi yang tanpa henti dilakukan baik di tingkat pemerintahan hingga para pelaku pasar modal di bursa saham.

Optimisme, imbuhnya, akan muncul pada tahun ini jika suasana kepercayaan dan stabilitas selama 2009 akan kembali terjadi di 2010. Semua itu akan terjadi bila suasana kepercayaan dan stabilitas pasar modal antara pemerintah dengan pelaku pasar masih terjaga. ”Dengan mengelola dampak krisis global dengan baik, memelihara antara pemerintah dengan pelaku pasar, sehingga suasana kepercayaan dan stabilitas terjaga selama 2009,” ujarnya. Sri Mulyani merinci salah satu sukses lain yang dicetak BEI adalah catatan laba bersih yang berhasil dibukukan emiten-emitennya per kuartal III-2009 naik sebanyak 48,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. ”Naiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) bukan saja karena sentimen yang baik. Tetapi, tetapi lebih banyak didorong oleh kinerja fundamental para emiten di lantai bursa,” ujarnya.

Dia menerangkan hal tersebut karena kinerja emiten yang sangat positif serta ekonomi yang sudah berjalan dengan baik. Pada 2010, pemerintah akan mendorong peranan pasar modal agar dapat menggerakan sektor riil dan mengejar target pertumbuhan ekonomi. “Karena faktor fundamental tadi, tahun 2010 ini kita akan mengangkat tema meningkatkan peran pasar modal untuk mengerakan sektor riil,” terangnya. Sri Mulyani menambahkan, pengelolaan APBN selama 2009 juga makin baik. ”Kami melengkapi hadiah akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010 dengan mengembalikan Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) senilai Rp38 triliun,” katanya.

Bursa RI Terbaik di Asia

Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (IHSG) pada perdagangan perdana 2010 kembali mencatatkan prestasi. IHSG berhasil ditutup menguat 41,057 poin atau 1,62 persen ke level 2.575,413 dan mencatatkan kenaikan terbaik di Asia. Analist Optima Sekuritas Iksan Bintarto mengatakan faktor yang paling signifikan memicu penguatan IHSG adalah faktor domestik. ”Pertama adalah inflasi Januari-Desember 2009 yang masih 2,78 persen di bawah 3 persen, hal itu menunjukkan kondisi perekonomian nasional yang masih bagus. Selain itu, IHSG masih melanjutkan tren positif setelah penguatan signifikan pada perdagangan terakhir pada 2009,” katanya di Jakarta kemarin (5/1).
Analis pasar modal Robin Setiawan mengatakan hal senada. Menurutnya data positif ekonomi domestik merupakan pemicu utama masih bertahannya IHSG di posisi menguat sampai akhir perdagangan sesi dua pada awal tahun ini. ”Data inflasi Desember 2009 yang masih sesuai proyeksi investor dan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menguat adalah sentimen positif yang mendorong pelaku pasar melakukan aksi beli dibanding merealisasikan keuntungannya,” tuturnya.

Berdasarkan data kurs transaksi BI, rupiah sore ini berakhir di posisi 9.330 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Kamis, 30 Desember 2009, mata uang lokal tersebut berakhir di kisaran level 9.442-9.440 per dolar AS.
Saham-saham unggulan terus menanjak sejak awal perdagangan. Tetapi, volume perdagangan masih tipis. Sebagian investor belum kembali dari libur panjangnya. Frekuensi transaksi 63.604 kali pada volume 2.174 juta lembar saham senilai Rp2,374 triliun. Sebanyak 104 saham naik, 70 saham turun dan 60 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia mengawali perdagangan awal tahun ini dengan cukup variatif. Indeks Hang Seng melemah 49,22 poin (0,23 persen) ke level 21.823,28, Indeks Nikkei-225 naik 108,35 poin (1,03 persen) ke level 10.654,79. Selain itu, Indeks Straits Times melemah tipis 3,41 poin ke level 2.894,21. Sementara, para pelaku usaha berharap emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa menjadi pelopor peningkatan peran pasar modal dalam menggerakkan sektor riil di tahun 2010.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan para emiten harus mau investasi langsung membangun pabrik, permesinan, hingga menambah aset yang baru

”Investasi itu bisa mendorong sektor rill,” katanya di gedung BEI. BUMN, menurutnya, bisa menjadi percontohan emiten lain untuk berinvestasi langsung. Seperti yang dilakukan Semen Gresik yang mulai membangun pabrik baru, juga Pertambangan Bukit Asam dengan jalur kereta api sebagai sarana angkutan nikel, bauksit dan alumina. ”Hal ini sedikit terlambat, jika dilakukan dalam dua sampai tiga tahun kebelakang, tentu akan memberi efek baik saat ini. Padahal dana mereka ada,” tegasnya. Menurutnya emiten BUMN juga harus lebih berani tidak konservatif. Pasar modal harus dikapitalisasi dengan baik, bukan semata kinerja. Rata-rata emiten BUMN memiliki kelebihan kas. Sekitar 80 persen dana emiten hanya equity. (jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar