Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 04 Januari 2010

Bea Cukai Ketati Pelabuhan

Senin, 04 Januari 2010 ( Sumber Batam Pos, klik versi asli )


JAKARTA (BP) - Sehari menjelang pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA), pemerintah melakukan pergantian pucuk pimpinan Direktorat Jenderal Bea Cukai.

Dirjen lama Anwar Suprijadi yang masa jabatannya berakhir pada 31 Desember 2009 digantikan Thomas Sugijata.

Usai dilantik Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Graha Sawala, Kantor Menko Perekonomian, Thomas langsung berjanji memperketat pengawasan di seluruh pelabuhan. Menurutnya, pengawasan itu penting karena Indonesia sudah harus melaksanakan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China mulai 1 Januari 2010.

”Pengawasan lalu lintas barang impor dan ekspor adalah tugas rutin yang menjadi salah satu kunci sukses penerimaan bea masuk dan bea keluar. Jadi, harus dioptimalkan,” ujarnya.
Menurut Thomas, pihaknya sudah mengidentifikasi pelabuhan-pelabuhan di daerah rawan penyelundupan berdasar manajemen risiko, terutama pelabuhan-pelabuhan kecil yang dekat dengan perbatasan negara tetangga.

”Untuk daerah rawan, tentunya kami akan memperketat pengawasan dengan menambah petugas,” katanya.

Dia mencontohkan pengetatan pengawasan yang telah dilakukan di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). ”Aparat Bea dan Cukai Tanjungbalai Karimun berhasil menggagalkan penyelundupan pakaian bekas. Dua hari lalu pun, penyelundupan di Tanjungbalai Karimun berhasil digagalkan,” ungkap Thomas Sugijata.

Meski demikian, Thomas mengakui jumlah petugas Bea dan Cukai di Indonesia masih belum ideal. Saat ini hanya terdapat 10.600 petugas untuk meng-cover wilayah Indonesia yang begitu luas dengan 17 ribu pulau. ”Bandingkan dengan Malaysia yang lebih kecil dari Indonesia, tapi punya 13 ribu petugas Bea dan Cukai,” ujarnya.

Dengan keterbatasan personel tersebut, lanjut dia, profiling daerah-daerah rawan menjadi sangat penting, agar penempatan personel bisa efektif untuk menjangkau daerah-daerah rawan. ”Termasuk memantau pelabuhan-pelabuhan tidak resmi, itu jadi target kami,” katanya.

Selain memperketat pengawasan, program yang akan terus dijalankan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai adalah melanjutkan reformasi kantor-kantor pelayanan Bea dan Cukai.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menekankan agar proses reformasi birokrasi yang sudah dijalankan Anwar Suprijadi, terus dilanjutkan Thomas Sugijata. ”Kinerja Ditjen Bea dan Cukai dalam empat tahun terakhir sangat bagus. Target penerimaan selalu tercapai. Tentu kita ingin, performa ini dijaga dan ditingkatkan,” ujarnya.

Tahun ini pun, Ditjen Bea dan Cukai juga berhasil melampaui target. Per 23 Desember lalu, penerimaan telah menembus Rp73,78 triliun atau surplus 2,38 persen dari target APBN-P 2009 yang sebesar Rp72,06 triliun.

Sementara itu, Anwar Surpijadi yang baru saja lengser juga berpesan kepada penggantinya, agar terus melanjutkan proses reformasi birokrasi di tubuh Ditjen Bea dan Cukai.

”Memelihara reformasi adalah sesuatu yang tidak mudah, karena tantangan begitu ketat. Kedua, kembangkan inovasi baru untuk membuktikan bahwa kalau dulu Bea dan Cukai jadi sumber masalah, diharapkan akan menjadi alternatif untuk memecahkan masalah,” ujarnya. (jpnn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar