Batam, 2/8 (ANTARA) - Rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Batam dan Bintan sudah masuk "blue print" Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Jembatan Babin sudah masuk Bappenas," kata Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani di Batam, Kamis.
Ia mengatakan pembiayaan pembangunan Jembatan Babin juga ikut ditawarkan Bappenas kepada penanam modal dalam dan luar negeri.
Diharapkan pembangunan Jembatan Babin dapat segera dimulai guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dan Bintan.
Anggota DPR RI Harry Azhar Azis mengatakan jembatan Babin diperlukan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di FTZ BBK. Selain mobilisasi penduduk dua pulau lebih mudah, arus barang impor dan ekspor yang diproduksi dua KPBPB itu juga lebih lancar.
Mengenai rencana pemerintah daerah yang meminta dana langsung dari APBN, Harry menyambutnya. "Nanti akan saya dorong," katanya.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Utang mendukung pembangunan jembatan Babin demi pertumbuhan ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun.
Menurut Harry, pembiayaan pembangunan jembatan bisa saja menggunakan dana dari sukuk. Apalagi, dalam APBN 2013 beberapa persen pembelanjaan negara dibiayai sukuk.
Perhitungan Harry, dari ratusan triliun belanja negara Rp20 triliun di antaranya dibiayai sukuk. "Jadi kalau pembangunan jembatan Babin Rp8 triliun, bisa pakai sukuk," kata Harry.
Sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara merupakan surat utang pemerintah yang dijual ke masyarakat. Dengan sukuk, maka aset Obligasi dengan sukuk memungkinkan pengelolaan aset dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
Untuk mendapatkan sukuk, pemerintah daerah harus mengajukan proposal kepada Dirjen Pengelolaan Utang. "Ajukan saja project proposal dan multiyear bisa dilakukan," katanya.
Sebelumnya, dalam kunjungan Presiden ke Batam, Gubernur Kepulauan Riau meminta Kepala Negara membantu pembiayaan pembangunan jembatan Babin. Saat itu, Presiden meminta kementerian terkait untuk melakukan pengkajian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar