Nana Marlina, Liputan Batam
Sejak Januari hingga Juli 2012, tercatat lima kali Kota Batam mengalami inflasi, yaitu pada bulan Januari, Maret, Mei, Juni dan Juli, sementara pada bulan Februari dan April, Kota Batam mengalami deflasi.
Sementara di Tanjungpinang, inflasi pada bulan Juli merupakan kali ke tiga sepanjang 2012 (Januari, Juni dan Juli).
Sementara, secara nasional, terjadi inflasi sebesar 0,70 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 133,16. Dari 16 kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,17 persen dengan IHK 148,20, dan terendah terjadi di Sibolga 0,11 persen dengan IHK 140,63.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,89 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,16 persen, kelompok sandang 0,18 persen, kelompok kesehatan 0,24 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,56 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,31 persen.
Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, tarif angkutan udara, gula pasir, daging sapi, ikan segar, tahu, tempe, bawang putih, mie kering instan, bayam, kacang panjang, petai, jeruk, pisang, cabai rawit, minyak goreng, bubur nasi, ketupat/lontong sayur, mie, nasi dengan lauk, sate, siomay, rokok kretek, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, semen, dan tarif sewa rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar