BATAM (BP) – Provinsi Kepulauan Riau masih menarik para investor
asal Singapura. Dari seluruh investasi yang ditanamkan di Indonesia,
lebih dari 30 persen di Kepri.
“Pada tahun 2011 Singapura tercatat sebagai negara penanam modal terbesar di Indonesia sebesar US$ 5,1 miliar. Satu per tiga dari total itu di Kepri,” ujar Konsul Singapura untuk Batam, Raj Kumar, dalam perayaan HUT Kemerdekaan Singapura di Hotel Vista, Kamis (2/8).
Raj mengungkapkan, besarnya investasi yang ditanamkan pemodal Singapura di Kepri karena telah tercipta hubungan baik kedua wilayah yang bertetangga ini dalam berbagai bidang.
Ia juga mengungkapkan, Singapura tak ingin sendirian menanamkan modal di Kepri. Negara itu juga membentuk satu badan yang bertujuan meningkatkan arus investasi di Kepri terutama berkaitan dengan kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan, Karimun (FTZ BBK). “Kami membentuk Economic Develoment Board (EDB) untuk mempromosikan kawasan FTZ BBK di luar negeri. Usaha ini akan membangun ekonomi Kepri,” tambah Raj.
Salah satu yang paling anyar yang dilakukan oleh EDB adalah mempromosikan FTZ BBK pada calon investor di Taiwan, beberapa waktu lalu. Dari sekian banyak promosi yang telah dilakukan oleh EDB, Raj mengungkapkan butuh kerja keras dan kesungguhan untuk membangun FTZ BBK.
“Dari pertemuan EDB dengan calon ivestor potensial, mereka mengungkapkan bahwa mereka membutuhkan kepastian hukum (aturan) dan lingkungan bisnis yang stabil di Kepri. Hal itu vital untuk menanamkan modalnya,” tutur Raj.
Selain hubungan ekonomi, di Singapura juga melakukan berbagai kegiatan sosial di Kepri di antaranya kunjungan pengimpor sayur Singapura ke para petani di Tanjungpinang, pelatihan bahasa Inggris pada pegawai di Kepri, dan operasi bibir sumbing dan langit-langit mulut.
Dalam kesempatan itu, Sekda Provinsi Kepulauan Riau Suhajar yang mewakili Gubernur Kepri HM Sani mengungkapkan, perkembangan hubungan baik ini karena adanya kebutuhan untuk saling melengkapi diantara kedua wilayah. “Indonesia punya sumberdaya alam yang melimpah dan sumberdaya manusia yang kompetitif, sementara Singapura punya sistem ekonomi, keuangan, dan teknologi yang maju. Kebutuhan itulah yang saling melengkapi,” ungkap Suhajar.
Menurutnya, saat ini ada berbagai sektor ekspor ke Singapura yang dapat dikembangkan Indonesia dan Kepri khususnya. Diantaranya sektor elektronika, sayur dan buah, serta bahan olahan.
Sejalan dengan yang diucapkan Raj, Suhajar juga mengungkapkan perlunya meningkatkan kerja sama lain di bidang ekonomi ekonomi. Dalam hal ini ia mengaharapkan adanya perkembangan dalam kerja sama sosial budaya. (cr19) (106)
“Pada tahun 2011 Singapura tercatat sebagai negara penanam modal terbesar di Indonesia sebesar US$ 5,1 miliar. Satu per tiga dari total itu di Kepri,” ujar Konsul Singapura untuk Batam, Raj Kumar, dalam perayaan HUT Kemerdekaan Singapura di Hotel Vista, Kamis (2/8).
Raj mengungkapkan, besarnya investasi yang ditanamkan pemodal Singapura di Kepri karena telah tercipta hubungan baik kedua wilayah yang bertetangga ini dalam berbagai bidang.
Ia juga mengungkapkan, Singapura tak ingin sendirian menanamkan modal di Kepri. Negara itu juga membentuk satu badan yang bertujuan meningkatkan arus investasi di Kepri terutama berkaitan dengan kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan, Karimun (FTZ BBK). “Kami membentuk Economic Develoment Board (EDB) untuk mempromosikan kawasan FTZ BBK di luar negeri. Usaha ini akan membangun ekonomi Kepri,” tambah Raj.
Salah satu yang paling anyar yang dilakukan oleh EDB adalah mempromosikan FTZ BBK pada calon investor di Taiwan, beberapa waktu lalu. Dari sekian banyak promosi yang telah dilakukan oleh EDB, Raj mengungkapkan butuh kerja keras dan kesungguhan untuk membangun FTZ BBK.
“Dari pertemuan EDB dengan calon ivestor potensial, mereka mengungkapkan bahwa mereka membutuhkan kepastian hukum (aturan) dan lingkungan bisnis yang stabil di Kepri. Hal itu vital untuk menanamkan modalnya,” tutur Raj.
Selain hubungan ekonomi, di Singapura juga melakukan berbagai kegiatan sosial di Kepri di antaranya kunjungan pengimpor sayur Singapura ke para petani di Tanjungpinang, pelatihan bahasa Inggris pada pegawai di Kepri, dan operasi bibir sumbing dan langit-langit mulut.
Dalam kesempatan itu, Sekda Provinsi Kepulauan Riau Suhajar yang mewakili Gubernur Kepri HM Sani mengungkapkan, perkembangan hubungan baik ini karena adanya kebutuhan untuk saling melengkapi diantara kedua wilayah. “Indonesia punya sumberdaya alam yang melimpah dan sumberdaya manusia yang kompetitif, sementara Singapura punya sistem ekonomi, keuangan, dan teknologi yang maju. Kebutuhan itulah yang saling melengkapi,” ungkap Suhajar.
Menurutnya, saat ini ada berbagai sektor ekspor ke Singapura yang dapat dikembangkan Indonesia dan Kepri khususnya. Diantaranya sektor elektronika, sayur dan buah, serta bahan olahan.
Sejalan dengan yang diucapkan Raj, Suhajar juga mengungkapkan perlunya meningkatkan kerja sama lain di bidang ekonomi ekonomi. Dalam hal ini ia mengaharapkan adanya perkembangan dalam kerja sama sosial budaya. (cr19) (106)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar