Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 06 Juli 2012

Kabel Penyangga Jembatan Barelang Mencemaskan


Tribun Batam - Kamis, 5 Juli 2012
Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria

TRIBUNNEWSBATAM, BATAM
- Kondisi Jembatan I Barelang mengkhawatirkan. Sejumlah kabel penyanggan terkelupas dan berkarat. Kekhawatiran bertambah setelah kejadian jembatan VI ditabrak kapal APC Aussie.

Istono, Direktur Perencanaan dan Pembangunan BP Batam,  mengaku cemas karena adanya pengunjung yang jahil terhadap jembatan yang dinamai Raja Haji Fisabilillah itu.

"Kabel penyangga atau prestres sudah banyak yang mengalami kerusakan. Bungkus terkelupas. Ini menyebabkan kabel berkarat," ungkap Istono kepada Tribun.

Selain itu, kata Istono, petugas menemukan adanya sampah-sampah di dalam kabel. "Kerusakan feeling saya secara presentase mencapai 40 persen dari keseluruhan kabel penyangga," sebut Istono.

Menurutnya, akibat pengelupasan pembungkus kabel tersebut, air mudah  masuk ke struktur kabel penyangga, lalu menimbulkan karat. Selain itu juga dapat mengurangi kekuatan kabel penyangga badan jembatan  itu.

Istono mengatakan, justru keberadaan kendaraan di badan jembatan, tak terlalu mengkhawatirkan terhadap kekuatan jembatan, dibandingkan kerusakan yang terjadi sekarang ini.

"Jalan jembatan masih mampulah mengangkat beban kendaraan yang berjubel," tambahnya. Sejauh ini, BP Batam hanya mampu mengimbau pengunjung agar tidak merusak kabel penyangga.

"Sekaligus menyusun anggaran perbaikan kabel tersebut," cetusnya. Bahkan dalam anggaran itupun akan dimasukkan rencana pemasangan pagar jembatan yang lebih tinggi di sepanjang pinggir jembatan.

"Kami sedang memperjuangkan anggarannya, termasuk untuk meninggikan pagar pembatasnya. Agar pengunjung tidak bisa lagi menjangkau kabel penyangga," ucapnya.

Terakhir, pria ini mengungkapkan agar masyarakat bisa menjaga aset yang termasuk objek wisata tersebut, terlebih lagi pembangunannya pun menggunakan uang masyarakat.

Jembatan VI
Biaya perbaikan Jembatan VI Raja Kecik dapat diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 11 miliar.

Istono, Direktur Perencanaan dan Pembangunan BP Batam mengatakan perkiraan itu diperoleh setelah selama sebulan belakangan pihaknya melakukan survei sekaligus membuat desain perbaikan jembatan.

Jembatan VI ditabrak tongkang APC Aussie sebulan lalu. "Biayanya perkirakan memakai referensi proyek yang kami dapatkan, rangenya Rp 10 sampai Rp 11 miliar," ujar Istono.

 Menurut dia, biaya tersebut sudah termasuk biaya survei dan pembelian komponen material jembatan yang rusak. Termasuk bearing yang sudah dimasukan dalam desain perbaikan jembatan yang disusun oleh Tim Survey BP Batam, LAPI ITB, dan PT VSL Indonesia.

Sejauh ini, BP Batam mengatakan sudah merampungkan 95 persen desain perbaikan jembatan, yang rencananya disusun dalam bentuk proposal kemudian diserahkan ke pemilik kapal untuk dievaluasi.

"Kurang lebih dua minggu melakukan survei, dua minggu menyusun disain, dan sekarang sudah hampir selesai," paparnya.

Ia menegaskan biaya perbaikan jembatan itu sepenuhnya akan ditanggung pemilik tongkang APC Aussie yang menabrak jembatan. Di mana dananya sendiri akan menggunakan jaminan asuransi tongkang yang bersangkutan.

Sesuai rencana, pihak pemilik tongkang akan menerima proposal perbaikan jembatan VI yang telah disusun pihaknya. Untuk kemudian diserahkan ke pihak asuransi.

" Pihak asuransi akan melakukan evaluasi lagi laporannya, jika mereka setuju yah sudah, kalau menolak mereka harus punya argumentasi engineeringnya," sambung Istono.

Dia pun memperhitungan waktu perbaikan tidak akan ada berubah dari sejak BP Batam mulai melakukan survei pasca kerusakan. Pengerjaan perbaikan permanen fisik jembatan tetap akan memakan waktu sekitar 4 sampai 5 bulan. Namun demikian, Istono belum bisa memastikan kapan dimulai perbaikan, sebab proposalnya masih dalam proses.

Editor : imans_7811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar