NONGSA (BP) – Fasilitas umum seperti toilet dan area parkir di
Bandara Internasional Hang Nadim masih semrawut. Padahal, pendapatan
bandara lebih dari Rp120 juta lebih per hari.
“Kalau tidak mampu membenahi fasiltas umum. Pengelolaannya serahkan saja kepada swasta,” ujar anggota Komisi III Anggota DPRD Provinsi Kepri Alex Guspenaldi, saat sidak ke Bandara Hang Nadim Batam beserta rombongan Komisi III lainnya, kemarin.
Sidak itu, untuk melihat kesiapan bandara pada saat lonjakan penumpang pada arus mudik Lebaran nanti. Menurut Alex, pihak swasta lebih mampu mengelola Bandara Hang Nadim Batam dibandingkan dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam.
“Tidak layak rasanya kalau melihat bandara internasional seperti Hang Nadim mempunyai fasilitas super minim,” ungkapnya.
Padahal pendapatannya cukup fantastis, dari airport tax saja Bandara Hang Nadim memperoleh pendapatan perhari Rp120 juta, belum dari sewa tenan makanan dan, minuman, dan oleh-oleh. Namun hingga kini sarana umum seperti toilet sering tersumbat dan banjir, lahan parkir semrawut.
“Hingga sarana ibadah yang kurang baik,” ujar Hendrianto, anggota Komisi III lainnya.
Area wudu pun bercampur antara lelaki dan perempuan. “Seharusnya perempuan dan laki-laki dipisah,” ungkapnya
Belum lagi tempat menunggu penumpang yang berada di Gate VI dan VII, masih mengalami kebanjiran saat hujan. “Hal ini mungkin sudah tiga kali saya bicarakan dengan kepala BP Batam (Mustofa Widjaja),” ujarnya.
Selain itu, Bandara Hang Nadim juga tidak mempunyai fasilitas untuk orang cacat dan jompo, mulai dari kamar mandi hingga ruang tunggu.
“Seharusnya disedikan seperti bandara internasional pada umumnya,” tukasnya lagi.
Sidak Komisi III yang dipimpin langsung Ketua Komisi III Joko Nugroho, juga mempertanyakan fasilitas kesehatan di bandara. Serta keamanan menjelang arus mudik Lebaran nanti.
Kepala Bandara Hang Nadim Batam Hendro Harjono, tidak menyangkal semua pernyataan dari pihak Komisi III terkait minimnya fasilitas umum di bandara. Hal itu pemandangan yang dilihat Hendro setiap harinya.
“Sudah kita ajukan ke BP Batam, namun belum direalisasikan hingga saat ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga tidak mengerti kendalanya, apakah masalah keungan atau seperti apa. “Namun pastinya telah kita perjuangkan,” ungkap Hendro.
Terkait pendapatan bandara, Hendro menambah bahwa uang yang dihasilkan langsung ditransfer kepada pihak BP Batam. “Kita sama sekali tidak pegang uang,” jelasnya.
Dalam hal pengamanan menjelang Lebaran, arus mudik nanti pasti ada penambahan personil, baik itu dari pihak kepolsian maupun pengamanan bandara.
“Kalau kesehtan kita sudah ada dua tempat yang disediakan oleh BP Batam dan KKP. Menjelang Lebaran nanti kemungkinan akan ada tambahan,” tuturnya.
Sementara untuk tempat parkir, pihaknya sedang mengusahakan untuk menertibkannya. Serta menambah fasilitas tambahan, agar pengunjung tidak kehujanan ketika menjemput penumpang. (hgt) (3)
“Kalau tidak mampu membenahi fasiltas umum. Pengelolaannya serahkan saja kepada swasta,” ujar anggota Komisi III Anggota DPRD Provinsi Kepri Alex Guspenaldi, saat sidak ke Bandara Hang Nadim Batam beserta rombongan Komisi III lainnya, kemarin.
Sidak itu, untuk melihat kesiapan bandara pada saat lonjakan penumpang pada arus mudik Lebaran nanti. Menurut Alex, pihak swasta lebih mampu mengelola Bandara Hang Nadim Batam dibandingkan dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam.
“Tidak layak rasanya kalau melihat bandara internasional seperti Hang Nadim mempunyai fasilitas super minim,” ungkapnya.
Padahal pendapatannya cukup fantastis, dari airport tax saja Bandara Hang Nadim memperoleh pendapatan perhari Rp120 juta, belum dari sewa tenan makanan dan, minuman, dan oleh-oleh. Namun hingga kini sarana umum seperti toilet sering tersumbat dan banjir, lahan parkir semrawut.
“Hingga sarana ibadah yang kurang baik,” ujar Hendrianto, anggota Komisi III lainnya.
Area wudu pun bercampur antara lelaki dan perempuan. “Seharusnya perempuan dan laki-laki dipisah,” ungkapnya
Belum lagi tempat menunggu penumpang yang berada di Gate VI dan VII, masih mengalami kebanjiran saat hujan. “Hal ini mungkin sudah tiga kali saya bicarakan dengan kepala BP Batam (Mustofa Widjaja),” ujarnya.
Selain itu, Bandara Hang Nadim juga tidak mempunyai fasilitas untuk orang cacat dan jompo, mulai dari kamar mandi hingga ruang tunggu.
“Seharusnya disedikan seperti bandara internasional pada umumnya,” tukasnya lagi.
Sidak Komisi III yang dipimpin langsung Ketua Komisi III Joko Nugroho, juga mempertanyakan fasilitas kesehatan di bandara. Serta keamanan menjelang arus mudik Lebaran nanti.
Kepala Bandara Hang Nadim Batam Hendro Harjono, tidak menyangkal semua pernyataan dari pihak Komisi III terkait minimnya fasilitas umum di bandara. Hal itu pemandangan yang dilihat Hendro setiap harinya.
“Sudah kita ajukan ke BP Batam, namun belum direalisasikan hingga saat ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga tidak mengerti kendalanya, apakah masalah keungan atau seperti apa. “Namun pastinya telah kita perjuangkan,” ungkap Hendro.
Terkait pendapatan bandara, Hendro menambah bahwa uang yang dihasilkan langsung ditransfer kepada pihak BP Batam. “Kita sama sekali tidak pegang uang,” jelasnya.
Dalam hal pengamanan menjelang Lebaran, arus mudik nanti pasti ada penambahan personil, baik itu dari pihak kepolsian maupun pengamanan bandara.
“Kalau kesehtan kita sudah ada dua tempat yang disediakan oleh BP Batam dan KKP. Menjelang Lebaran nanti kemungkinan akan ada tambahan,” tuturnya.
Sementara untuk tempat parkir, pihaknya sedang mengusahakan untuk menertibkannya. Serta menambah fasilitas tambahan, agar pengunjung tidak kehujanan ketika menjemput penumpang. (hgt) (3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar