Tribun Batam - Senin, 16 Juli 2012
Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Sudah ada 84 unit rusunawa yang berdiri di Batam dengan tingkat hunian berkisar 70 persen. Dalam sebulan menghasilkan pendapatan dari rusunawa (sewa) sekitar Rp 400 juta.
Sekitar 15 persen dari pendapatan tersebut dialokasikan untuk perawatan rusunawa itu sendiri. Sedangkan untuk isi maksimal dari sebuah rusunawa, kata Juhartono, Kasubdit Pengelolaan Rusun BP Batam, hanya 98 persen dari total kamar yang tersedia. Sebab, sisa dua persennya harus dikosongkan untuk cadangan dalam situasi tertentu.
"Kita kan nggak tahu, kalau suatu saat ada yang rusak di kamarnya. Bocor atau apapun, penyewa tentu protes. Jadi untuk berjaga-jaga masih ada sisa kamar untuk mereka dipindahkan," jelas Juhartono, Senin (16/7).
Dengan perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat, sementara lahan pun terbatas, Rusunawa selain membantu penyediaan hunian pekerja di Batam, juga menjadi pilihan tepat penataan hunian di tengah keterbatasan lahan di Batam. Sekaligus keterbatasan dormitory yang disediakan Kawasan Industri.
"Di luar managemen dan direksi, rusunawa cukup meringankan para pekerja. Apalagi retribusinya cuma sepertiga dari UMR. Dampak sosialnya, pekerja tidak sampai tinggal di rumah liar, karena keterbatasan lahan jadi kami menyediakan rusunawa ini," pungkasnya. (*)
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Sudah ada 84 unit rusunawa yang berdiri di Batam dengan tingkat hunian berkisar 70 persen. Dalam sebulan menghasilkan pendapatan dari rusunawa (sewa) sekitar Rp 400 juta.
Sekitar 15 persen dari pendapatan tersebut dialokasikan untuk perawatan rusunawa itu sendiri. Sedangkan untuk isi maksimal dari sebuah rusunawa, kata Juhartono, Kasubdit Pengelolaan Rusun BP Batam, hanya 98 persen dari total kamar yang tersedia. Sebab, sisa dua persennya harus dikosongkan untuk cadangan dalam situasi tertentu.
"Kita kan nggak tahu, kalau suatu saat ada yang rusak di kamarnya. Bocor atau apapun, penyewa tentu protes. Jadi untuk berjaga-jaga masih ada sisa kamar untuk mereka dipindahkan," jelas Juhartono, Senin (16/7).
Dengan perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat, sementara lahan pun terbatas, Rusunawa selain membantu penyediaan hunian pekerja di Batam, juga menjadi pilihan tepat penataan hunian di tengah keterbatasan lahan di Batam. Sekaligus keterbatasan dormitory yang disediakan Kawasan Industri.
"Di luar managemen dan direksi, rusunawa cukup meringankan para pekerja. Apalagi retribusinya cuma sepertiga dari UMR. Dampak sosialnya, pekerja tidak sampai tinggal di rumah liar, karena keterbatasan lahan jadi kami menyediakan rusunawa ini," pungkasnya. (*)
Editor : widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar