Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 20 Juli 2012

Investor Incar Relang untuk Bisnis Hortikultura


f-martua
pohon sirsak: Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi didampingi Kadis Kebersihan Kota Batam Suleman Nababan, Ketua Komisi II DPRD Kepri Jumaga Nadeak, menanam pohon sirsak di Relang kemarin.


BATAM - Perusahaan yang sebelumnya bergerak di industri baja dan kontruksi, banting setir dan kini bergerak di bidang pertanian. PT Rama Baja, kini mengusahakan penanaman 3,5 juta pohon hortikura di Rempang dan Galang. Bahkan, 225 ribu batang pohon durian sudah ditanam. Selanjutnya buah sirsak juga ditanam.
Lokasi yang diincar untuk holtikultura ini ada di wilayah Sei Raya, Rempang Galang. Penanaman pertamanya berlangsung, Kamis (19/7). Pada penanaman perdana kemarin, hadir juga Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi bersama Ketua Komisi II Jumaga Nadeak. Sementara Wali Kota Batam, diwakili Kadis Kebersihan, Suleman Nababan, Dandim Rizal.
Menurut Ketua Panitia dari PT Rama Baja, Mariono, mereka melakukan program penghijauan, hutan lindung di Rempang Galang. “Kita hijaukan dengan tanaman tropika. Durian yang akan ditanam 1 juta. Yang sekarang, sudah 225 ribu batang ditanam,” ungkapnya.
Bahkan, jika tidak ada halangan, direncanakan pada 22 September 2012 nanti, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, akan melakukan penanaman pohon holtikura di wilayah itu. Kedepan, akan ditanam juga kelangkeng diamond, rambutan dan selain sirsak jenis ratu dan durian yang sudah ditanam.
“Kedepan, lahan akan diusahakan petani di Relang,” katanya.
Diakui, setiap keluarga akan mendapatkan 400 pohon buah itu dengan lahan sekitar 4 hektar.
“Tanaman yang tumpang sari kita buat ada sirsak, jeruk dan lainnya,” beber Mariono.
Terkait dengan tanaman sirsak, diakui akan berbuah dalam 1,2 tahun. Nantinya petani akan memanen dan perusahaan akan membangun pabrik untuk mendukung pengelolaan hasilnya.
“Intinya kita tidak memberatkan masyarakat,” imbuhnya.
Dalam pengelolaan tanaman ini, ada tujuh kelompok tani yang terlibat. Masyarakat dilibatkan bekerjasama dalam menanam dan pemeliharaan.
Lahan penghijauan akan dikontrakkan ke masyarakat selama 60 tahun.
“Tanah milik negara, tapi diperuntukkan kepada masyarakat. Syaratnya, pohon-pohon tidak boleh ditebang,” himbau Mariono.
Direktur PT Rama Baja mengungkapkan, perusahaannya awalnya bergerak di bidang kontruksi dan baja. Kini mereka memilih pertanian. Kedepan, pihaknya akan membangun laboratorium dan pusat penelitian tumbuhan.
“Kami akan mengembangkan hasil produksi tanaman di Batam. Kita juga akan bangun pabrik pengolahan hasil tanaman,” imbuhnya.
Pengelolaan lahan dan tamaman holtikura ini bekerjasama dengan Balai Pusat Penelitian tanaman buah tropika, Solok, Sumatera Barat. Menurut Kepala BPPT, Catur Hermanto, mereka menjadi mitra dalam pengembangan tanaman di Barelang.
“Kami mendukung, karena Presiden juga menargetkan buah-buahan dari Kepri bisa mengisi 30 persen kebutuhan Singapura,” katanya.
Catur berharap, kedepan Rempang dan Galang bisa dikemas untuk wisata agrowisata. “Ini kedepan sangat baik. Saya yakin, dari Singapura akan tertarik untuk wisata agro di Kepri,” imbuhnya.
Suleman Nababan menilai, Batam perlu melakukan penghijauan pohon tropika. Dia berharap, selain mengurangi pencemaran udara di kota industri, Batam juga diharap dapat mengekspor buah.
“Kami akan mendukung perkembangan pertanian. Akan saya laporkan ke pak Wako untuk mendukung kegiatan pertanian ini,” ucapnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi. Dia meminta pemerintah, melalui dinas terkait mendukung.
Hanya saja, dia mengingatkan agar PT Rama Baja juga memperhatikan RTRW di Batam. “Jangan sampai, peruntukannya untuk industri, diusahakan pertanian,” himbaunya.(mbb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar