Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 30 Juli 2012

BC Akui Kecolongan

BATAM (HK) -- Maraknya gula impor ilegal dari Thailand dan India yang beredar di sejumlah pasar di Batam, tidak dipungkiri  Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai (KPU BC) Batam. Ini dikarenakan banyaknya pelabuhan rakyat yang ada di Batam, sementara personil pengawasan terbatas.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor KPU BC Batam, Kukuh S Basuki di ruang kerjanya baru-baru ini.

Bahkan menurutnya, temuan banyaknya gula impor yang beredar tidak hanya mengejutkan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, tetapi ia secara pribadi terkejut melihat realitas tersebut.

"Bukan pak Menteri saja yang terkejut, kamipun juga terkejut," ujanya.

Dengan ketidak tahuan tesebut, secara tidak langsuing BC Batam akui kecolongan. Karena masuknya barang impor di Batam merupakan tanggungjawabnya untuk melakukan pengecekan. Meski telah berlaku Free Trade Zone (FTZ), namun pengecekan tetap diberlakukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya barang yang ilegal masuk.

"Kami tetap melakukan pemeriksaan, meski memang tidak seketat dulu," akunya.

Pengecekan yang dilakukan yakni pemeriksaan secara acak (Rundown) pada barang impor yang masuk dan itu dilakukan oleh kumputer. Sehingga memang sangat memungkinkan ada barang ilegal yang terlewat.

Namun menurutnya, kemungkinan besar gula pasir impor ilegal masuk melalui pelabuhan rakyat. Hal tersebut dikarenakan pihaknya tidak punya kewenangan yang untuk melakukan pengecekan terhadap pelabuhan tersebut.

"Siapa yang bisa memantau kalau mereka lewat pelabuhan rakyat," tambahnya.

Terlebih menurutnya daerah Rempang Galang, karena untuk membangun kantor saja mereka belum bisa. Pasalnya, hingga saat ini status tanah di tempat tersebut masih status quo.
Dikatakan Kukuh, meski sudah diketahui maraknya, namun pihaknya tidak punya otoritas untuk melakukan razia ke toko-toko. Karena BC hanya punya kewenangan dari laut hingga pelabuhan, setelah itu menjadi kewengan pihak lain.

Sementara, Wati seorang ibu rumah tangga yang ditemui di pasar Tos 3000 mengatakan bahwa dirinya tidak mempersoalkan keberadaan gula impor, hal tersebut karena harganya yang relatif murah.

"Saya tidak ada masalah, selama haganya murah," ujarnya.

Namun demikian ia menyangkan bahwa keberadaan gula impor ilegal bisa saja dimanfaatkan untuk memasukkan Minuman Beralkohol (Mikol) yang semakin marak dijual bebas di Batam.(ays).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar