Batam (ANTARA Kepri) - Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam kehabisan lahan industri untuk perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri yang hendak menanamkan modal.

"Ada pabrik pindah ke Kuantan karena lahan kurang," kata Direktur Kabil Industrial Estate, Pieter Vincent dalam Diskusi Forum Komunikasi Kementerian Perindustrian dengan Instansi Terkait dan Dunia Usaha di Batam, Jumat.

Perusahaan itu, hendak membangun dan menyimpan 450 km pipa untuk kebutuhan industri perkapalan. Namun, karena tidak ada lahan, maka terancam pindah ke Kelantan, Malaysia.

Pieter mempertanyakan beberapa lahan kosong yang tidak digunakan, padahal industri membutuhkan pertambahan kawasan.

"Di Batam banyak lahan tidur, dari pada begitu, lebih baik untuk pengembangan proyek," kata dia.

Menurut dia, perpindahan industri ke luar negeri menjadi kerugian untuk Batam dan Indonesia.

Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta Kabil Industrial Estate mempertahankan jangan sampai ada pabrik yang pindah ke luar negeri hanya karena masalah kekurangan lahan atau keterbatasan infrastruktur.

"Bilang jangan pindah dulu, jangan sampai kehilangan order karena masalah tanah dan infrastruktur," kata dia.

Ia meminta Dewan KPBPB Batam, Bintan dan Karimun juga Badan Pengusahaan Batam menyiapkan lahan untuk industri.

Kepala Badan Pengusahaan Batam Mustofa Widjaya memastikan akan menyediakan lahan untuk industri pipa itu.

"Seperti Menteri bilang, akan kami siapkan lahan untuk pipa," kata dia.

Mustofa menyatakan dari pengerjaan 900 km pipa, 450 km di antaranya akan disimpan di Batam hingga 2015 hingga perlu lahan khusus untuk penyimpanan.

Ketua Dewan KPBPB Muhammad Sani mengatakan sebenarnya masih ada 16.000 lahan lagi di Batam yang siap digarap, namun masih menunggu penetapan oleh tim padu serasi.

"Kalau itu sudah siap, Insya Allah tidak ada masalah lagi, kita tunggu itu," kata pria yang juga Gubernur Kepulauan Riau itu. (Y011/Y008)

Editor: Rusdianto