Oleh: Nana Marlina dan Jailani, Liputan Batam
"Sudah dua bulan air di pemukiman kami sering mati. Bahkan seminggu terakhir, matinya sangat lama. Tadi malam hidupnya sekitar pukul 02.00. Bayangkan saja, ibu-ibu harus mengurus anaknya, bapak-bapak pagi harus bekerja. Semuanya harus begadang demi untuk mendapatkan satu ember air. Mana tanggung jawab ATB? Jangan bisanya cuma menaikan tarif air, tapi pelayanannya seperti ini," ujar Wahyudi, warga Perumahan Tiban Bukit Asri, Senin (9/7).
Guna mencari solusi, kata Wahyudi, puluhan warga perumahan tersebut telah menggelar rapat pada Minggu (8/7) malam. Dalam rapat tersebut, warga sepakat menyurati dan meminta pertanggungjawaban ATB sebagai pengelola air bersih di kota ini.
Menurut Wahyudi, selain di Perumahan Tiban Bukit Asri, warga di Perumahan Tiban Ayu dan Taman Sari Hijau juga mengeluhkan seretnya aliran air ke rumah mereka.
"Hari ini ATB mengirimkan air pakai tangki. Anda bayangkan saja, untuk kebutuhan menyuci apa cukup air seember-dua ember? Belum lagi untuk masak, mandi. Bagaimana dengan ibu-ibu yang punya anak, sementara suaminya bekerja. Siapa yang mengangkat air itu? Seperti di rumah saya, kami tak punya bak, tangki air di atas, pakai apa di tarik ke atas," ujar Wahyudi dengan nada geram.
"ATB benar-benar keterlaluan, tarif air minta naik, tapi pelayanannya seperti ini," tambah Zulfa, warga lainnya.
Seharusnya, kata Wahyudi, ATB sebagai perusahaan selalu melakukan maintanance terhadap pipa yang telah di tanamnya. Seiring waktu, perumahan warga semakin padat di Tiban, yang tentunya diiringi peningkatan permintaan. Namun, hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan pihak ATB untuk tidak memberikan yang terbaik kepada konsumennya.
"Mereka punya tim perencanaan. Jangan jadikan sambungan banyak tapi pelayanan terganggu. Enggak profesional itu namanya. Kami membayar tarif kok, enggak gratis. Lakukan peremajaan kalau memang pipanya kecil," ujar Wahyudi yang mengaku telah tinggal di perumahan tersebut sejak tahun 2000.
Sementara itu, Corporate Communication Manager PT ATB, Enrico Moreno saat dikonfirmasi mengaku, pihak perusahaan belum ada menerima keluhan secara resmi dari pihak warga. Surat keluhan baru diterima manajemen pada hari Senin (9/7) ini.
Kata dia, pihaknya akan menindaklanjuti keluhan warga. Secara teknis, pelaksanaanya di lapangan akan ditangani oleh departemen-departemen yang berhubungan dengan keluhan tersebut.
"Secepatnya akan kita cek ke lokasi untuk identifikasi masalah penyebab terjadinya gangguan aliran air di kawasan tersebut," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar