PT Adhya Tirta Batam (ATB) akhirnya buka mulut terkait ngadatnya aliran air bersih ke rumah warga sejak tadi malam.
Humas ATB Batam Enriqoe Moreno Ginting mengungkapkan saat ini aktifitas di WTP Duriangkang terpaksa dihentikan karena salah satu pipa induk di kawasan Sukajadi mengalami kebocoran serius.
“Karena ada perbaikan pipa yang bocor, WTP harus padam atau dimatikan jadi air tidak ngalir,” ujar Enriqoe kepada koran ini tadi.
Masih kata dia, hingga saat ini proses perbaikan pipa yang bocor masih berlangsung tapi ia belum bisa memastikan kapan selesainya.
“Nanti sore saya konfirmasi lagi bagaimana hasil perbaikannya,” ujarnya mengakhiri.
Minusnya air dan tingginya kebutuhan membuat sebagian besar warga menginisiatifkan diri membeli air galon untuk menyelesaikan kebutuhan dasar mereka seperti mandi, cuci, kakus (MCK).
“Tak benar ini ATB, masa tak ada pemberitahuan, trus matinya juga udah lama. Tak ngerti. Kira-kira air mereka mati ga yak,” ujar Netty, pemilik kos di Greenland.
Bukan hanya ibu kos tersebut yang menggerutu, ke delapan anak kosnya juga tampak kesal hingga akhirnya memutuskan membeli air galon. “Tak mungkin ga mandi kita berangkat kerja, mana Batam panasnya minta ampun,” jelas Tommy.
Sementara itu, Pengantar jasa air galon di kawasan Greenland, Nenad mengatakan dari 07.30 sejak depot mereka buka, sudah lebih dari 30 galon air yang mereka antarkan ke rumah warga.
“Dari pukul 07.00 sudah banyak yang menelepon minta antar air segera, sementara kita bukanya jam 08.00. Sudah lebih dari 30 galon air, itu pun masih sebatas kawasan Greenland yang saya antar, belum lagi antaran teman ke kawasan Citra dan centre view,” ujar pria asal Timor ini ramah sambil menuangkan air galon ke ember milik salah satu rekan kos.
Bukan hanya Greenland yang mati air, beberapa kawasan di Batam juga mengalami hal serupa, seperti Golden Land, Baloi, dan Bengkong. Hal ini terlihat dari status Blackberry Messenger beberapa warga yang kebanyakan menghujat ATB akibat air di kawasan mereka mandeg. (cha/Spt)
Humas ATB Batam Enriqoe Moreno Ginting mengungkapkan saat ini aktifitas di WTP Duriangkang terpaksa dihentikan karena salah satu pipa induk di kawasan Sukajadi mengalami kebocoran serius.
“Karena ada perbaikan pipa yang bocor, WTP harus padam atau dimatikan jadi air tidak ngalir,” ujar Enriqoe kepada koran ini tadi.
Masih kata dia, hingga saat ini proses perbaikan pipa yang bocor masih berlangsung tapi ia belum bisa memastikan kapan selesainya.
“Nanti sore saya konfirmasi lagi bagaimana hasil perbaikannya,” ujarnya mengakhiri.
Minusnya air dan tingginya kebutuhan membuat sebagian besar warga menginisiatifkan diri membeli air galon untuk menyelesaikan kebutuhan dasar mereka seperti mandi, cuci, kakus (MCK).
“Tak benar ini ATB, masa tak ada pemberitahuan, trus matinya juga udah lama. Tak ngerti. Kira-kira air mereka mati ga yak,” ujar Netty, pemilik kos di Greenland.
Bukan hanya ibu kos tersebut yang menggerutu, ke delapan anak kosnya juga tampak kesal hingga akhirnya memutuskan membeli air galon. “Tak mungkin ga mandi kita berangkat kerja, mana Batam panasnya minta ampun,” jelas Tommy.
Sementara itu, Pengantar jasa air galon di kawasan Greenland, Nenad mengatakan dari 07.30 sejak depot mereka buka, sudah lebih dari 30 galon air yang mereka antarkan ke rumah warga.
“Dari pukul 07.00 sudah banyak yang menelepon minta antar air segera, sementara kita bukanya jam 08.00. Sudah lebih dari 30 galon air, itu pun masih sebatas kawasan Greenland yang saya antar, belum lagi antaran teman ke kawasan Citra dan centre view,” ujar pria asal Timor ini ramah sambil menuangkan air galon ke ember milik salah satu rekan kos.
Bukan hanya Greenland yang mati air, beberapa kawasan di Batam juga mengalami hal serupa, seperti Golden Land, Baloi, dan Bengkong. Hal ini terlihat dari status Blackberry Messenger beberapa warga yang kebanyakan menghujat ATB akibat air di kawasan mereka mandeg. (cha/Spt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar