Krisis listrik di Batam masih berlangsung hingga pertengahan Juli
2012 nanti. Untuk ketidaknyamanan warga kota ini, pihak PT PLN Batam
hanya bisa meminta maaf dan terus berupaya untuk menormalkan kembali
pasokan listrik.
Permintaan maaf ini disampaikan langsung Direktur Utama PT PLN Batam Dadan Kurniadipura usai rapat Muspida yang dipimpin Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di Lantai 4 Kantor Pemko Batam, Jumat (8/6) sore.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya pada masyarakat Batam atas ketidaknyamanan listrik saat ini. Ini di luar kemampuan dan dugaan kami,” ujar Dadan mengawali jumpa pers tersebut.
Disebutkannya, gangguan atau pemadaman listrik masih terus berlangsung hingga Juli mendatang.
“Diusahakan hanya dua jam dan bergilir pada siang hari saja,” imbuh Dadan.
Menurut dia, pemadaman yang mengakibatkan masyarakat menjadi resah dan tidak nyaman selama hampir dua bulan ini akibat adanya kerusakan pada pembangkit PLN di PLTU Panaran sehingga PLN mengalami kehilangan daya atau defisit hingga 40 mega watt.
PLN juga kata Dadan, telah melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah membeli daya dari tiga kawasan industri seperti Batamindo, Panbil dan Tunas.
“Dapatnya 18 mega watt saja. Sementara kami kehilangan 40 mega watt jadi masih difisit 20 mega watt lagi untuk itu dilakukan pemadaman bergilir,” katanya. Selain itu, PLN juga berusaha mengoperasikan PLTU Tanjungkasam untuk membantu pasokan listrik agar durasi pemadaman bergilir berkurang.
PLTU Tanjungkasam ini, menurut Dadan, direncanakan akan dioperasikan secara normal pada 30 Juni nanti. “Dan insyaallah, pada waktu yang sama perbaikan pembangkit di PLTG Panaran juga selesai. Berarti kita punya cadangan daya yang cukup,” ujarnya.
Lalu kapan listrik bisa normal seperti semula? Dadan maupun Wali Kota Batam Ahmad Dahlan menegaskan jika tidak ada aral melintang lagi, listrik di kota ini normal pada tanggal 17 Juli mendatang.
“Kita tidak mau sesumbar tapi sampai 15 Juli sudah siap dan 16 Juli listrik kembali normal,” janji Dadan.
Hal senada juga disampaikan Ahmad Dahlan bahwa kesepakatan kembali normalnya pasokan listrik itu telah dibahas juga dalam rapat Muspida.
“Pokoknya tanggal 17 Juli sudah normal kembali karena ini janji PLN. Masyarakat juga diminta berhemat karena pemadaman bergilir masih terjadi,” pungkas Dahlan.
Sehari Lima Kali Padam
Aliran listrik PT PLN di wilayah Seibeduk kini benar-benar membuat warga resah. Pasalnya, sejak sepekan belakangan ini, dalam sehari bisa lima kali padam. Itu membuat warga khawatir akan berimbas pada kerusakan peralatan elektronik mereka.
“Kalau mau padam, ya padam sekalian, jangan padam hidup berulang-ulang kali, bisa hacur peralatan elektronik kami,” keluh Erma, warga Pancur Seibeduk, kamarin.
Kata Erma, sedikitnya tiga kali listrik padam. Sedangkan hari-hari sebelumnya bisa lima kali padam. “Tadi pagi, nasi yang saya masak di rice cooker jadi setengah matang karena padam listrik,” katanya.
Beberapa warga yang punya usaha dengan mengandalkan arus listrik juga mengeluhkan hal yang sama. Karena sering padamnya listrik berimbas pada omzet pedagang dan pengusaha. Jeri, pemilik bengkel di GMP mengaku terganggu dengan pemadaman listrik itu. “‘Kita mau las, gerinda atau butuh kompresor nggak bisa karena listrik padam,” katanya. (spt/eja)
Permintaan maaf ini disampaikan langsung Direktur Utama PT PLN Batam Dadan Kurniadipura usai rapat Muspida yang dipimpin Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di Lantai 4 Kantor Pemko Batam, Jumat (8/6) sore.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya pada masyarakat Batam atas ketidaknyamanan listrik saat ini. Ini di luar kemampuan dan dugaan kami,” ujar Dadan mengawali jumpa pers tersebut.
Disebutkannya, gangguan atau pemadaman listrik masih terus berlangsung hingga Juli mendatang.
“Diusahakan hanya dua jam dan bergilir pada siang hari saja,” imbuh Dadan.
Menurut dia, pemadaman yang mengakibatkan masyarakat menjadi resah dan tidak nyaman selama hampir dua bulan ini akibat adanya kerusakan pada pembangkit PLN di PLTU Panaran sehingga PLN mengalami kehilangan daya atau defisit hingga 40 mega watt.
PLN juga kata Dadan, telah melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah membeli daya dari tiga kawasan industri seperti Batamindo, Panbil dan Tunas.
“Dapatnya 18 mega watt saja. Sementara kami kehilangan 40 mega watt jadi masih difisit 20 mega watt lagi untuk itu dilakukan pemadaman bergilir,” katanya. Selain itu, PLN juga berusaha mengoperasikan PLTU Tanjungkasam untuk membantu pasokan listrik agar durasi pemadaman bergilir berkurang.
PLTU Tanjungkasam ini, menurut Dadan, direncanakan akan dioperasikan secara normal pada 30 Juni nanti. “Dan insyaallah, pada waktu yang sama perbaikan pembangkit di PLTG Panaran juga selesai. Berarti kita punya cadangan daya yang cukup,” ujarnya.
Lalu kapan listrik bisa normal seperti semula? Dadan maupun Wali Kota Batam Ahmad Dahlan menegaskan jika tidak ada aral melintang lagi, listrik di kota ini normal pada tanggal 17 Juli mendatang.
“Kita tidak mau sesumbar tapi sampai 15 Juli sudah siap dan 16 Juli listrik kembali normal,” janji Dadan.
Hal senada juga disampaikan Ahmad Dahlan bahwa kesepakatan kembali normalnya pasokan listrik itu telah dibahas juga dalam rapat Muspida.
“Pokoknya tanggal 17 Juli sudah normal kembali karena ini janji PLN. Masyarakat juga diminta berhemat karena pemadaman bergilir masih terjadi,” pungkas Dahlan.
Sehari Lima Kali Padam
Aliran listrik PT PLN di wilayah Seibeduk kini benar-benar membuat warga resah. Pasalnya, sejak sepekan belakangan ini, dalam sehari bisa lima kali padam. Itu membuat warga khawatir akan berimbas pada kerusakan peralatan elektronik mereka.
“Kalau mau padam, ya padam sekalian, jangan padam hidup berulang-ulang kali, bisa hacur peralatan elektronik kami,” keluh Erma, warga Pancur Seibeduk, kamarin.
Kata Erma, sedikitnya tiga kali listrik padam. Sedangkan hari-hari sebelumnya bisa lima kali padam. “Tadi pagi, nasi yang saya masak di rice cooker jadi setengah matang karena padam listrik,” katanya.
Beberapa warga yang punya usaha dengan mengandalkan arus listrik juga mengeluhkan hal yang sama. Karena sering padamnya listrik berimbas pada omzet pedagang dan pengusaha. Jeri, pemilik bengkel di GMP mengaku terganggu dengan pemadaman listrik itu. “‘Kita mau las, gerinda atau butuh kompresor nggak bisa karena listrik padam,” katanya. (spt/eja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar