Paska penabrakan kapal tongkang APC Aussie di Jembatan VI Galang,
Kamis (6/6) kemarin, yang menyebabkan Jembatan dengan sebutan jembatan
Anak Raja itu bergeser sekitar 1,5 meter, masih meninggalkan kendala
kepada warga yang berhubungan dengan transpostasi darat.
Warga masih kesulitan mengantar hasil tangkapan ikan ke Batam, bahkan anak sekolah masih terus berjalan kaki sejauh lima kilomter dari Jembatan ke rumah, hingga, Senin (11/6).
Itu karena kendaraan truk dan bermuatan berat belum diijinkan lewat termasuk bus sekolah siswa.
“Yang bisa lewat hanya motor dan mobil kecil seperti sedan dan carry,” ungkap Jamil warga Galang baru.
Padahal selama ini warga di sana sangat bergantung dengan jembatan itu sebagai jalur penghubung ke Batam.
Namun akibat keteledoran pihak pengelola kapal tongkang itu, warga di Galang baru dan sekitarnya benar-benar dibuat repot.
“Ikan tangkapan kami jual murah, seharusnya diantar ke Batam tapi sekarang kami jual murah ke toke-toke ikan di sini dengan harga yang jauh lebih murah. Kalau tidak begitu ikan bisa busuk,” katanya.
Begitu juga dengan kebutuhan es batu, nelayan Galang baru juga kesulitan mendapatkan pasokan es batu untuk mengawetkan ikan tangkapan mereka. Karena truk pengangkut es batu juga belum diijinkan lewat.
Janji pemerintah untuk untuk mencari solusi tepat bagi warga dan anak sekolah di pulau Galang baru belum ada.
Sehingga, hari ini warga berencana mendatangi kantor walikota Batam untuk menyampaikan keluhan mereka.
“Memang masih ada kendala dengan transportasi, dan besok warga akan mendatangi Walikota untuk menyampaikan keluhan mereka,” kata Lurah Galang Baru Iskandar. (eja)
Warga masih kesulitan mengantar hasil tangkapan ikan ke Batam, bahkan anak sekolah masih terus berjalan kaki sejauh lima kilomter dari Jembatan ke rumah, hingga, Senin (11/6).
Itu karena kendaraan truk dan bermuatan berat belum diijinkan lewat termasuk bus sekolah siswa.
“Yang bisa lewat hanya motor dan mobil kecil seperti sedan dan carry,” ungkap Jamil warga Galang baru.
Padahal selama ini warga di sana sangat bergantung dengan jembatan itu sebagai jalur penghubung ke Batam.
Namun akibat keteledoran pihak pengelola kapal tongkang itu, warga di Galang baru dan sekitarnya benar-benar dibuat repot.
“Ikan tangkapan kami jual murah, seharusnya diantar ke Batam tapi sekarang kami jual murah ke toke-toke ikan di sini dengan harga yang jauh lebih murah. Kalau tidak begitu ikan bisa busuk,” katanya.
Begitu juga dengan kebutuhan es batu, nelayan Galang baru juga kesulitan mendapatkan pasokan es batu untuk mengawetkan ikan tangkapan mereka. Karena truk pengangkut es batu juga belum diijinkan lewat.
Janji pemerintah untuk untuk mencari solusi tepat bagi warga dan anak sekolah di pulau Galang baru belum ada.
Sehingga, hari ini warga berencana mendatangi kantor walikota Batam untuk menyampaikan keluhan mereka.
“Memang masih ada kendala dengan transportasi, dan besok warga akan mendatangi Walikota untuk menyampaikan keluhan mereka,” kata Lurah Galang Baru Iskandar. (eja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar