Batam (ANTARA Kepri) - Negara-negara asal investor ke kawasan Pelabuhan
Bebas dan Perdagangan Bebas Batam, Kepulauan Riau, tidak terlalu beragam
bahkan hanya itu-itu saja, kata Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto.
"Perusahaan yang berinvestasi di Batam hanya berasal dari negara itu-itu saja seolah-olah Badan Pengusahaan (BP) Batam tidak melakukan promosi untuk menarik investor," katanya saat kunjungan kerja di Batam bersama anggota Komisi VI, Jumat.
Ia mengatakan, bila dibanding kawasan industri Iskandar Development Region di Malaysia, saat ini Batam jauh tertinggal.
"Mereka sangat agresif menarik investor dalam beberapa tahun terakhir, sementara Batam tidak begitu ada progres," kata dia.
Airlangga mengatakan, BP Batam harus serius mengaet investor agar tidak semakin tertinggal dengan kawasan lain.
"BP Batam tahun ini hanya menargetkan investasi sebesar 300 juta dolar Amerika. Itu sangat sedikit dengan anggaran yang diberikan tahun ini sebesar Rp640 miliar," kata dia.
Komisi VI, kata dia, meminta BP Batam serius membenahi infrastruktur agar semakin banyak investor masuk Batam terlebih pada 2013 anggaran akan dinaikkan menjadi lebih dari Rp900 miliar.
"Kami mendukung rencana BP Batam untuk mendirikan pelabuhan alih kapal Tanjung Sauh dan Batuampar untuk mendukung kawasan bebas," kata Airlangga.
Jumat, Komisi VI DPR melakukan kunjungan kerja di Batam dan meninjau Pelabuhan Batuampar, Tanjung Sauh, DAM Tembesi dan Rumah Sakit BP Batam (RSOB) yang merupakan fasilitas pendukung status kawasan bebas di Batam.
"Kami ingin melihat infrastruktur Batam sebagai kawasan FTZ," kata dia.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan pada 2012 BP Batam mendapatkan dana sekitar Rp7 miliar untuk mempromosikan Batam ke luar negeri.
Ia mengatakan tujuan utama promosi ialah negara Asia Timur yang saat ini jauh lebih baik perekonomiannya dibanding Amerika dan Eropa yang masih terkena krisis global. (KR-LNO/A013)
Editor: Rusdianto
"Perusahaan yang berinvestasi di Batam hanya berasal dari negara itu-itu saja seolah-olah Badan Pengusahaan (BP) Batam tidak melakukan promosi untuk menarik investor," katanya saat kunjungan kerja di Batam bersama anggota Komisi VI, Jumat.
Ia mengatakan, bila dibanding kawasan industri Iskandar Development Region di Malaysia, saat ini Batam jauh tertinggal.
"Mereka sangat agresif menarik investor dalam beberapa tahun terakhir, sementara Batam tidak begitu ada progres," kata dia.
Airlangga mengatakan, BP Batam harus serius mengaet investor agar tidak semakin tertinggal dengan kawasan lain.
"BP Batam tahun ini hanya menargetkan investasi sebesar 300 juta dolar Amerika. Itu sangat sedikit dengan anggaran yang diberikan tahun ini sebesar Rp640 miliar," kata dia.
Komisi VI, kata dia, meminta BP Batam serius membenahi infrastruktur agar semakin banyak investor masuk Batam terlebih pada 2013 anggaran akan dinaikkan menjadi lebih dari Rp900 miliar.
"Kami mendukung rencana BP Batam untuk mendirikan pelabuhan alih kapal Tanjung Sauh dan Batuampar untuk mendukung kawasan bebas," kata Airlangga.
Jumat, Komisi VI DPR melakukan kunjungan kerja di Batam dan meninjau Pelabuhan Batuampar, Tanjung Sauh, DAM Tembesi dan Rumah Sakit BP Batam (RSOB) yang merupakan fasilitas pendukung status kawasan bebas di Batam.
"Kami ingin melihat infrastruktur Batam sebagai kawasan FTZ," kata dia.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan pada 2012 BP Batam mendapatkan dana sekitar Rp7 miliar untuk mempromosikan Batam ke luar negeri.
Ia mengatakan tujuan utama promosi ialah negara Asia Timur yang saat ini jauh lebih baik perekonomiannya dibanding Amerika dan Eropa yang masih terkena krisis global. (KR-LNO/A013)
Editor: Rusdianto
COPYRIGHT © 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar