Warga pulau Galang baru dan sekitarnya mengaku masih terkendala
dengan jalur transporatasi darat ke pulau Galang dan Batam.Bahkan saking
sulitnya jalur transportasi ini, sebagian truk khususnya truk kayu dan
ikan dengan muatan diatas 3 ton nekat melewati badan jembatan yang sudah
bergeser sekitar 1,5 meter itu.
“Kalau polisi atau TNI Jaga truk nggak berani lewat, tapi kalau tak ada yang jaga, jangankan truk kayu atau ikan, tronton (kendaraan berat) pun bisa lewat,” kata Tono warga Galang.
Usai pihak BP kawasaan Batam melakukan pengukuran dan pengecekan kondisi kerusakan Jembatan seminggu yang silam, warga berharap agar jembatan itu segera diperbaiki. Karena warga di sana sangat bergantung pada jembatan itu. Bahkan banyak kendaraan truk ataupun kendaraan berat yang nekad melewati jembatan itu lantaran sudah tak ada penjaga baik dari TNI ataupun polisi lagi.
“Habis gimana pak, kami nggak bisa lama-lama nunggu untuk angkut kayu atau ikan. Kalau lewat laut, makan waktu lama dengan ongkos yang lebih mahal. Kemarin ada lori muat kayu lewat, aman saja, makanya banyak lori bermuatan yang nekad lewat saat ini,” kata Toni lagi.
Itu dilakukan para supir truk saat kondisi di sekitar jembatan tak ada yang jaga.
“Sudah beberapa hari ini tak ada yang jaga lagi. Hanya tulisan saja yang melarang kendaraan diatas 3 ton dilarang lewat. Tapi namanya manusia, kalau tak dijaga tetap saja terobos,” tutur Poltak warga Galang baru.
Kejadian itu kata Poltak merupakan bukti nyata jembatan anak raja yang rusak ditabrak tongkang berbendera Australia itu merupakan urat nadi warga Galang baru dan sekitarnya. Dan jika pemerintah atau pihak terkait lamban menangani masalah itu maka akan berakibat fatal nantinya baik bagi warga sekitar maupun jembatan itu sendiri. (eja)
“Kalau polisi atau TNI Jaga truk nggak berani lewat, tapi kalau tak ada yang jaga, jangankan truk kayu atau ikan, tronton (kendaraan berat) pun bisa lewat,” kata Tono warga Galang.
Usai pihak BP kawasaan Batam melakukan pengukuran dan pengecekan kondisi kerusakan Jembatan seminggu yang silam, warga berharap agar jembatan itu segera diperbaiki. Karena warga di sana sangat bergantung pada jembatan itu. Bahkan banyak kendaraan truk ataupun kendaraan berat yang nekad melewati jembatan itu lantaran sudah tak ada penjaga baik dari TNI ataupun polisi lagi.
“Habis gimana pak, kami nggak bisa lama-lama nunggu untuk angkut kayu atau ikan. Kalau lewat laut, makan waktu lama dengan ongkos yang lebih mahal. Kemarin ada lori muat kayu lewat, aman saja, makanya banyak lori bermuatan yang nekad lewat saat ini,” kata Toni lagi.
Itu dilakukan para supir truk saat kondisi di sekitar jembatan tak ada yang jaga.
“Sudah beberapa hari ini tak ada yang jaga lagi. Hanya tulisan saja yang melarang kendaraan diatas 3 ton dilarang lewat. Tapi namanya manusia, kalau tak dijaga tetap saja terobos,” tutur Poltak warga Galang baru.
Kejadian itu kata Poltak merupakan bukti nyata jembatan anak raja yang rusak ditabrak tongkang berbendera Australia itu merupakan urat nadi warga Galang baru dan sekitarnya. Dan jika pemerintah atau pihak terkait lamban menangani masalah itu maka akan berakibat fatal nantinya baik bagi warga sekitar maupun jembatan itu sendiri. (eja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar