Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 25 Juni 2012

Bearing Jembatan VI Rusak Parah


"Yang fatal dari kerusakan adalah bearingnya, untuk kedudukan bentang atau bantalan, itu harus diganti," kata Direktur Teknik BP Batam, Istono di Batam Centre, Jumat (22/6).

Kata dia, Jembatan VI Barelang didesain dengan sistem peletakan diatas 2 tumpuan menggunakan double box beton prategang. Lantai jembatan terdiri dari dua jalur yang dipisahkan oleh median dengan trotoar pada masing-masing sisi.

Tiap jalur dari jembatan ini, terdiri atas dua lajur kendaraan yang memiliki ruang bebas antara jembatan dengan muka air laut sekitar 9,5 meter. Dengan lebar box sembilan meter dan mempunyai ketinggian konstan 2,5 meter. Sedangkan lebar perkerasan jalan 2x6,5 meter (dua jalur empat lajur) dan lebar jembatan (struktur) 18 meter.

Menurut Istono, penggantian bearing ini metodenya agak menyulitkan karena ruang (space) nya yang sempit. Ini yang masih dikaji oleh Tim Kajian kerusakan Jembatan VI Barelang yang terdiri atas LAPI ITB, PT VSL selaku konsultan dan BP Batam.

"Kita akan kaji lagi apakah akan menggunakan bearing yang sama atau yang lain, yang lebih simpel memasangnya," kata Istono.

Istono menjelaskan, bentang pada Jembatan VI Barelang memiliki bantalan dengan diafragma di setiap dindingnya. Ada semacam sayap buat menahan kalau ada pergerakan ke samping.

Terhadap kerusakan ini, Tim Kajian kerusakan akan mengupayakan untuk menggunakan jack hydrolic atau semacam dongkrak. Penggunaan alat ini dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang memerlukan kestabilan dalam perbaikannya.

Terkait dengan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho menyatakan masih menunggu hasil kajian Tim selesai. Diperkirakan, paling lambat dalam dua minggu ke depan, kebutuhan biaya untuk perbaikan jembatan sudah bisa diketahui.

"Ada bahan-bahan material yang pemesananya harus dilakukan ke luar negeri melalui konsultan. Nantinya, dari hasil kajian inilah akan menjadi dasar untuk klaim ke asuransi perusahaan kapal," kata Djoko.

Kajian terhadap kerusakan Jembatan VI Barelang dilakukan oleh dua tim. Untuk perbaikan teknis ditangani Tim BP Batam, sedangkan untuk kerusakan lain seperti terumbu karang dan dampak lingkungan ditangani Tim Pemko Batam. (wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar