Info Barelang
Senin, 11 Juni 2012
7 Importir Pasok 1.249 Mobil
Hanya dalam tiga tahun setelah kran impor mobil dibuka, sudah 1.249 mobil masuk lewat importir. Mobil-mobil yang disebut masih baru itu, didatangkan tujuh importir Batam. Jumlah itu belum termasuk yang didatangkan dari dalam negeri, seperti dari Jakarta. Namun, mobil dari dalam negeri, seperti Jakarta yang diakui lebih menghawatirkan.
Jumlah itu naik 49 unit pada Mei 2012 sampai saat ini. Dimana, sampai April 2012, sebanyak 1.200 unit mobil sudah masuk. Sebagaimana dikatakan Deputi Bidang Pengusahaan Sarana, Badan Pengusahaan (BP) Batam, I Wayan Subawa, Jumat (8/6) sore, mobil itu melalui tujuh importir di Batam.
Menurut Wayan, tahun 2010, sebanyak 164 unit masuk, pada tahun 2011 masuk 621 unit mobil dan tahun 2012 ada 464 unit. “Sekarang belum ada pembatasan, nanti masih akan dilanjutkan pembahasannya,” kata Wayan usai rapat muspida Batam, terkait pembatasan mobil di Batam, dikantor Wali Kota Batam.
Sementara Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, sebenarnya mobil import tidak terlalu menghawatirkan, karena importir tidak bebas memasukkan mobil. Lebih menghawatirkan, pemasukan mobil dari dalam negeri.
“Kalau dari luar negeri bisa dibatasi karena sistem kuota. Yang dari dalam nanti akan dibuat aturan yang menjadi cantolan,” kata Dahlan.
Diakui, 1.249 unit sejak 2010 sampai Mei 2012. Sementara pembatasan mobil impor ke Batam, sesuai Perpu Nomor 10 tahun 2012 tentang pembatasan impor mobil untuk kawasan perdagangan FTZ, belum berjalan.
“Kita akan melakukan pembatasan karena jumlah kendaraan Batam menghawatirkan. Tadi belum selesai. Makanya dikaji nanti kebutuhan mobil dan panjang ruas jalan lewat tim,” kata Dahlan.
Diakui Dahlan, pembatasan belum disepakati, karena dari pemaparan Dishub Batam dan BP Batam, jumlah ideal mobil Batam berbeda. Hanya, dia enggan mengungkapkan kebutuhan ideal mobil di Batam. Dia hanya menekankan idealnya kebutuhan dilihat dari rasio jalan dan mobil Batam.
“Versi BP Batam dan Dishub berbeda. Jadi belum diketahui angka idealnya karena dua versi berbeda.
Data Dishub dan BP Batam akan dikonversikan dulu. Datanya nanti disampaikan setelah ada hasil tim,” kata Dahlan berkelit.
Kekhawatiran diakui Dahlan tidak hanya terkait dengan jumlah mobil, namun motor di Batam. Kedepan, tidak hanya mobil, namun juga jumlah motor di Batam. “Termasuk motor yang akan di batasi motor,” imbuhnya.
Saat ditanya terkait dengan jumlah dari daerah lain di Indonesia, seperti Jakarta, Dahlan mengaku tidak tahu. “Ini baru membahas impor. Minggu depan baru kita tahu semua, termasuk dari dalam negeri,” katanya.
Sebelumnya Dahlan mengatakan, Tidak ada lagi mobil bekas yang bisa masuk Batam. Kalau tidak, Batam dikhawatirkan menjadi kota besi tua. “Pembatasan mobil terkait dengan kebutuhan konsumsi BBM juga dan kebutuhan kendaraan. Sehingga jalan tidak padat dan kita tidak mau, Batam jadi kota besi tua,” cetusnya.(MARTUA)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar