Tongkang Tabrak Jembatan
Kompas/Kris R Mada
Tongkang kembali menabrak jembatan, pada Kamis (7/6/2012) dini hari.
TERKAIT:
Anggota tim perancang jembatan Barelang, Jody Firmansyah, di Batam, Kamis, mengatakan, hanya perairan di jembatan pertama dan keempat yang dirancang sebagai alur pelayaran. Sementara empat jembatan lain hanya dirancang untuk akses darat.
"Seharusnya tidak boleh ada kapal di sekitar empat jembatan," ujarnya.
Hal itu dilakukan dengan pertimbangan kondisi alam bisa berubah. Perubahan itu bisa saja menyebabkan musibah, seperti insiden di Jembatan Raja Kecil.
Sampai saat ini, PT Batam Samudera yang mengelola APC Aussie 1 menyatakan, tongkang itu terseret arus sehingga menghantam jembatan. Sebelum terseret, tongkang itu sudah buang sauh selama delapan bulan, sekitar 6 kilometer di barat jembatan.
"Musibah tidak bisa dihindari, tetapi bisa saja ada langkah-langkah antisipasi," ujarnya.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan dan pihak terkait berwenang menentukan berapa jarak aman untuk kapal buang sauh. Perhitungan kekuatan arus, kecepatan angin, atau hal lain dapat dipertimbangkan dalam penetapan jarak aman itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar