Sejak 2010 hingga September 2011 sudah ada 71 perusahaan yang masuk dan berinvestasi ke Batam. Perusahaan yang masuk itu masuk dengan nilai investasi sebesar 79,5 juta dolar AS.
Hanya saja, hingga September 2011 nilai investasi perusahaan penanaman modal asing ke Batam menurun 7,7 persen dibanding periode yang sama. Hal itu diketahui dari yang tercatat di BP Batam selaku pengelola dewan kawasan.
Menurut Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko W, penurunan itu tidak bisa ditampik, ada pengaruh krisis di Eropa dan Amerika.
”Walau selama ini investasi yang masuk Batam, banyak dari Asia, tapi dampak krisis mulai terasa,” ungkapnya.
Diakui, penurunan investasi asing mulai terasa pada triwulan II (Januari-Juni 2011). Penurunan yang terjadi sekitar tiga persen dibanding tahun sebelumnya. Di mana pada 2010, investasi asing hingga September mencapai 85 perusahaan dengan nilai 86.144.805 dolar Amerika Serikat.
”Secara kumulatif, pendaftaran PMA sejak tahun 1971 hingga Maret 2011 mencapai 1.430 PMA, dengan total nilai investasi mencapai 5.959.259.391 dolar Amerika,” katanya.
Terkait dengan investasi di Batam, dia menyebutkan masih didominasi perusahaan asal Singapura. Setelah itu Jepang, Malaysia, India, Australia, China, Inggris, Italia, Austria, British Virgin Island (BVI), Hong Kong, Swiss, Mauritius, Taiwan, Korea Selatan, Kanada, Dubai dan Uni Emirat Arab.
Di pihak lain, Gubernur Kepri, HM Sani berharap, pertumbuhan sektor UKM di Batam meningkat. Dia berharap, UKM dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tidak hanya sektor industri.
”Selama ini pertumbuhan ekonomi Kepri disumbang sektor industri. Ke depan diharap, perkembangan UKM. Dengan UKM, diharap bisa menembus pertumbuhan ekonomi mencapai 10 persen,” harapnya.(MARTUA)
Hanya saja, hingga September 2011 nilai investasi perusahaan penanaman modal asing ke Batam menurun 7,7 persen dibanding periode yang sama. Hal itu diketahui dari yang tercatat di BP Batam selaku pengelola dewan kawasan.
Menurut Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko W, penurunan itu tidak bisa ditampik, ada pengaruh krisis di Eropa dan Amerika.
”Walau selama ini investasi yang masuk Batam, banyak dari Asia, tapi dampak krisis mulai terasa,” ungkapnya.
Diakui, penurunan investasi asing mulai terasa pada triwulan II (Januari-Juni 2011). Penurunan yang terjadi sekitar tiga persen dibanding tahun sebelumnya. Di mana pada 2010, investasi asing hingga September mencapai 85 perusahaan dengan nilai 86.144.805 dolar Amerika Serikat.
”Secara kumulatif, pendaftaran PMA sejak tahun 1971 hingga Maret 2011 mencapai 1.430 PMA, dengan total nilai investasi mencapai 5.959.259.391 dolar Amerika,” katanya.
Terkait dengan investasi di Batam, dia menyebutkan masih didominasi perusahaan asal Singapura. Setelah itu Jepang, Malaysia, India, Australia, China, Inggris, Italia, Austria, British Virgin Island (BVI), Hong Kong, Swiss, Mauritius, Taiwan, Korea Selatan, Kanada, Dubai dan Uni Emirat Arab.
Di pihak lain, Gubernur Kepri, HM Sani berharap, pertumbuhan sektor UKM di Batam meningkat. Dia berharap, UKM dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tidak hanya sektor industri.
”Selama ini pertumbuhan ekonomi Kepri disumbang sektor industri. Ke depan diharap, perkembangan UKM. Dengan UKM, diharap bisa menembus pertumbuhan ekonomi mencapai 10 persen,” harapnya.(MARTUA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar