Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 26 Oktober 2011

Batam Tetap Menarik Meski Investor Turun

 (sumber batam pos) 26 Oktober 2011
Jumlah investasi yang masuk ke Batam pada Januari hingga September 2011, hanya 71 investor. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Namun ini bukan berarti Batam sudah tak menarik lagi bagi investor.
“Ada dampak krisis (mata uang) euro, sehingga banyak penanam modal asing wait and see untuk berinvestasi.

Namun pertumbuhan ekonomi Batam secara umum berlangsung baik,” ujar Ketua Badan Pengusahaan Kawasan (BP) Batam, Mustofa Widjaja, saat berkunjung ke Batam Pos kemarin (25/10).
Mustafa datang bersama Direktur PPST dan Humas BP Batam Djoko Wiwoho, Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam Fathullah, dan sejumlah pejabat BP Batam dalam rangka ulang tahun ke-40 BP Batam. Mereka disambut Wakil Direktur Utama Batam Pos Socrates dan Pimpinan Perusahaan Usep RS, dan awak redaksi Batam Pos.
Mustofa menepis kabar maraknya perusahaan yang akan hengkang dari Batam. Termasuk soal McDermott.
“Mereka (McDermott) saat ini cuma melakukan efisiensi, juga land sizing, ini hal biasa. Bukan karena kondisinya tak baik,” jelasnya.
Selanjutnya Mustofa juga menyinggung soal Badan Pengusahaan Kawasan Batam, yang hari ini tepat berulang tahun ke-40, yang sebelumnya bernama Otorita Batam (OB). Menurutnya, lembaga yang dipimpinnya terus melakukan transformasi baik untuk kepentingan umum, di bidang pelayanan, maupun di internal organisasinya, dalam hal kewenangan.
“Dibanding yang dulu, tentu lebih baik sekarang,” sebutnya.
Kata “lebih baik” yang dimaksud Mustofa, misalnya dalam hal transparansi dan kejelasan dasar hukum dalam menjalankan aturan. Sehingga, tumpang tindih perundang-undangan dan ketidakpastian, bisa dieliminir.
Demikian juga soal pengelolaan keuangan, yang lebih lebih baik dan transparan dari era sebelumnya. Karena saat ini, BP Batam telah memiliki Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur supaya pengelola keuangan tak ragu lagi untuk berbuat.
“Zaman sekarang, kita tak bisa lagi ngomong, ‘ini ada arahan dari menteri.’ Semua harus jelas aturan dan pertanggung jawabannya,” tegasnya.
Soal hubungan dengan Pemerintah Kota Batam, dinilai Mustofa juga lebih baik. Meski dia tak menyangkal kadang terjadi gesekan, namun semua sudah bisa cepat diselesaikan.  Hal ini dia sebut karena kian kompleksnya masalah, sehingga perbedaan persepsi kadang muncul.
Karena itu, dia menyambut baik usulan Wagub Kepri Soerya Respationo agar menghidupkan lagi Rapat Koordinasi (rakor) antara Pemko Batam dan BP Kawasan. Sehingga beberapa hal bisa dikomunikasikan dengan baik.
Mustofa juga menyinggung sedikit soal pelaksanaan FTZ yang hingga kini belum maksimal. Menurutnya, FTZ tetap berjalan. Cuma memang memerlukan proses yang panjang. “Singapura saja dalam menjalankan sebuah sistem juga bertahap. Tak semua bisa langsung selesai,” jelasnya.
Dia mencontohkan soal adanya perjudian di negeri Singa tersebut. Menurutnya, itu merupakan buah proses panjang yang dirintis sejak tahun 1978. “Mereka (pemerintah) bergerak meyakinkan masyarakat mulai tingkat bawah sampai kementerian. Kemudian mereka bawa ke DPR. Mereka berproses. Sama seperti FTZ kita yang memerlukan proses panjang. Tak langsung jadi,” urainya.
Soal FTZ ini, menurut Mustofa, kadang juga ada masalah persamaan persepsi antar instansi vertikal, seperti Bea Cukai, dan pajak. Sebagaimana diketahui, sering kali terjadi pergantian pucuk pimpinan di instansi vertikal tersebut. Para pejabat itu, ada kalanya melihat hal (aturan) baru dan berbeda dari daerah yang mereka tempati sebelumnya.
“Kadang mereka terkejut, ‘Ini kok gini?’ Inilah tugas kita (BP Kawasan) untuk menyatukan persepsi. Maka tiap ada pergantian pejabat baru, kita butuh energi untuk menyamakan persepsi,” jelasnya.
Menjawab soal apa hal baru yang dilakukan BP Kawasan di ulang tahunnya ke-40 ini, Mustofa menjawab menjadikan BP Batam sebuah institusi berbasis IT (teknologi informasi). “Nantinya kami akan mengurangi tatap muka. Karena semuanya serba online,” jelasnya.
Untuk mendukung rencananya ini, BP Batam mendirikan E-Goverment, yang membawahi tiga lembaga yakni Disaster Recovery Center (DRC), Training Centre, dan IT Center. DRC ini merupakan pusat server untuk menyimpan data-data penting pemerintah atau instansi baik pusat dan daerah di seluruh Indonesia. DRC ini akan menjadi semacam recovery-nya Nasional. Jadi bila ada suatu daerah terkena bencana alam, misalnya gempa, maka semua data daerah tersebut, mulai laporan kerja, hingga kegiatannya, akan tetap tersimpan dengan aman.
Sedangkan Traning Centre, akan membina anak-anak muda setingkat SMA yang tertarik akan IT. Di sini sudah ada dua insinyur dan satu sarjana IT yang akan membimbing mereka. (ref)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar