Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 27 Oktober 2011

Fanny Habibie: Kembangkan Batam Sesuai Master Plan

 

Hari Bhakti BP Batam Ke- 40
BATAM CENTRE- Mantan Ketua Otorita Batam (OB) Junus Efendi (Fanny) Habibie meminta OB/BP Batam kedepan lebih baik lagi mengembangkan Pulau Batam sesuai master plan.  Pernyataan Fanny yang menjabat Ketua OB selama enam bulan (Maret-Juli 1998) ini saat peringatan Hari Bhakti BP Batam ke-40 yang digelar Kantor BP Batam, Batam Centre, Rabu (26/10).
Dihadapan karyawan BP Batam dan tamu undangan, adik kandung BJ Habibie ini menceritakan munculnya ide pengembangan Batam sebagai kawasan Industri karena sekitar tahun 1970, ofshore sangat booming. Hal ini sehingga muncul keinginan pemerintah untuk menjadikan Batam yang sangat strategis sebagai pengembangan ofshore.

"Saya termasuk orang yang pertama datang ke Batam dan melihat kondisi Batam sebelum dikembangkan. Saya bersama Pak Ibnu, Mardi, dan Haryono datang ke Batam. Saya diminta datang selaku pakar Kepelabuhan. Karena dulu sedang booming industri ofshore. Sehingga ada rencana untuk menjadikan Batam sebagai tempat peralatan penunjang Ofshore itu. Kemudian muncul ide BJ Habibie untuk mengembangkan Batam sebagai kawasan industri. Dulu, waktu saya ke Batam, yang banyak monyet. Tapi sekarang (kemarin), saya mutar-mutar Batam, malah kesasar, sudah jauh berbeda," ujar Fanny.

Fanny dalam sambutannya mengatakan, atas usulan BJ Habibie kepada Presiden kala itu, dibuatlah Badan Otorita Batam yang tugas dan wewenangnya menyangkut semua aspek terhadap pengembangan Batam, sehingga dibuat master plan pembangunan Batam.

Pada tahun 1998, dirinya hanya menjabat 6 bulan sebagai Ketua Otorita Batam, karena kakak kandungnya, BJ Habibie dilantik menjadi Presiden RI. Namun, karena ingin menghindari tudingan KKN oleh masyarakat terhadap keluarga Habibie, dirinya mengundurkan diri dan merekomendasikan Ismeth Abdullah sebagai Ketua Otorita Batam.

"Tujuan pembangunan Batam sesuai master plan yaitu sebagai kawasan industri, banking dan pariwisata," ujar Fanny.

Melihat perkembangan Batam saat ini, Fanny mengakui tidak seratus persen berjalan sesuai master plan, namun masih berkembang dengan baik.

"Batam harus bersyukur, karena satu-satunya di Indonesia. Banyak daerah lain yang juga ingin membangun, seperti Batam, tetapi tidak bisa. Karena letak mereka tidak starategis Batam. Seperti Gubernur Sulawesi Utara datang ke saya untuk membangun  seperti di Batam, Walikota Sabang juga mengatakan hal itu, tetapi tidak bisa," ujar Fanny.

Fanny juga menyoroti turunnya jumlah investor yang masuk ke Batam tahun ini, yaitu hanya 71 perusahaan saja. Menurut Fanny, hal ini harus menjadi perhatian serius dan harus memperjelas kepastian hukum. Sebab yang diinginkan investor adalah soal kepastian hukum, dan tentu saja menginginkan untung dengan berinvestasi di Batam.

Disamping itu, Fanny juga mengingatkan Walikota Batam untuk tegas di Batam, terutama untuk pendatang yang tidak memiliki keahlian.

"Orang yang datang ke Batam harus orang yang bisa kerja, jangan yang tidak ada tujuan, bagaimana mengurusi mereka di sini," ujar Fanny.

Ia bercerita,  sehari sebelumnya ia berkunjung ke Camp Vietnam di Galang. Fanny mengharapkan Camp Vietnam Galang dijadikan museum sejarah seperti yang pernah ia rencanakan dulu. Disamping itu, perternakan ayam yang ada juga dikembangkan, sehingga masyarakat Singapura yang terbiasa dengan kehidupan kota, bisa menjadikannya sebagai wisata untuk melihat seperti apa rupa ayam hidup dan itu ada di Batam.

Fanny juga mengingatkan, bahwa Indonesia merupakan negara incaran investasi dunia disamping India, dan Cina. Karena itu, pemerintah diminta untuk tidak terlalu menggembor-gemborkan biaya pekerja murah, karena hampir semua aspek lebih murah dan memiliki daya jual yang cukup di Indonesia, terutama Batam yang berada dikawasan strategis.

"Pesan saya, OB lanjutkan pembangunan Batam, kembali ke cita-cita awal pembangunan Batam. Dan saya juga mengapresiasi Walikota Batam yang juga berasal dari OB, sehingga tau isi-isi perutnya Batam. Tinggal Ketua BP Batam mengajak walikota berbicara, apa salahnya? Toh sama-sama tau Batam," pesan Fanny.

Sementara itu mantan Ketua OB periode 1998-2005, Ismeth Abdullah berpesan, dalam pembangunan Batam harus juga disertai dengan aspek sosial pembangunan dengan memperhatikan masyarakat. Karena, masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan pembangunan Batam.

"Batam milik masyarakat, karena itu kerjasama BP Batam dengan Pemko Batam harus baik," ujar Ismeth.

Disebutkan Ismeth, sebelum UU FTZ disetujui tahun 2007, UU pembentukan Pemko Batam pasal 21 sudah mengkaitkan antara Pemko Batam dan Otorita Batam. Kini, Walikota Batam sudah menjadi wakil Ketua DK, karena itu Ismeth mengajak untuk terus membangun Batam.

"Jangan berhenti berkreasi, inovasi, tingkatkan semangat kerja seluruh instansi, Kepolisian, Imigrasi, Bea Cukai, TNI juga harus ikut mensukseskan pembangunan," pesan Ismeth.

Ismeth mengatakan  yang diinginkan investor adalah urusannya bisa cepat, perizinannya cepat, tidak diganggu, sehingga pembangunan Batam bisa sukses dan Batam semakin maju.

Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan 40 tahun usia Otorita Batam yang kini BP Batam merupakan usia yang tidak muda lagi. Sejarah telah mencatatkan perubahan. Sesuai UU, kewenangan BP Batam kini sudah lebih fokus mengurus investasi, dari segi hukum pun,lebih luas.

"Landasan BP Batam ini UU, sangat kuat. Sama kuatnya dengan dasar hukum Pemko Batam. BP Batam dan Pemko Batam, mari kita rapatkan barisan demi membangun Batam. Batam kini memiliki penduduk 1,1 juta, pertumbuhannya 100 ribu per tahun. Tidak banyak daerah yang seperti Batam ini pertumbuhan penduduknya. BP Batam, teruslah majukan dunia investasi, sehingga investor terus masuk ke Batam," tandas Dahlan.

Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja mengatakan Batam dibangun karena lokasi yang sangat strategis dan juga adanya keinginan pemerintah pusat untuk mengembangkan daerah ini. Maka sebagai pembawa tongkat estafet pembangunan, BP Batam  wajib untuk terus menerus meningkatkan kinerja secara sistematis dan menyeluruh.

Disebutkannya, keberhasilan pembangunan Batam tidak terlepas dari komitmen dan dukungan pemerintah pusat, serta kerja sama yang sinergis antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam, dan peran masyarakat yang dengan penuh kebersamaan saling bahu- membahu untuk mencapai cita-cita bersama.

"Sinergi dan kerjasama tersebut akan kita teruskan dan kita kembangkan secara kontinyu dan berkesinambungan, mengingat tantangan, tugas dan tanggung jawab BP ke depan akan semakin berat. Peningkatan kerjasama dengan semua instansi pemerintah, baik dengan pemerintah daerah maupun instansi vertikal merupakan hal yang sangat penting guna menghadapi tantangan globalisasi," ujar Mustofa. (pti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar