( sumber Batam pos) 8 Oktober 2011
Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta mengatakan, Batam tergolong sigap dalam menyiapkan kebutuhan air bersih. Menurut dia, pembangunan dam untuk persediaan air minum merupakan langkah yang cerdas.
Hal ini disampaikan menteri di sela-sela acara penanaman 1.500 pohon di sekitar lokasi Dam Tembesi, Jumat (7/10).
”Sering yang terjadi di tempat kita, kalau ada masalah baru dicari solusinya. Saya bangga dan beri apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat atas apa yang sudah dilakukan ini,” kata Gusti, kemarin.
Sementara itu, Kepala BP Batam Mustofa Widjaya mengatakan Dam Tembesi merupakan dam ke-7 yang dibangun BP Batam. Dam tersebut, kata Mustofa, sebagai salah satu persiapan untuk mengantisipasi kelangkaan air di Batam yang diprediksi akan terjadi pada 2015 mendatang.
”Berdasarkan kajian LAPI ITB tahun 2000, ketersediaan air kita akan balance pada 2014/2015 dengan enam Dam yang ada saat ini. Untuk memperpanjang masa ketersediaan, maka dibangun waduk Tembesi ini,” ungkapnya.
Menurut Mustofa, Dam Tembesi akan beroperasi awal 2013 dengan kapasitas 600 liter per detik. Saat ini BP Batam juga tengah menyiapkan pembangunan dam ke-8 di Pulau Galang. Metode pembangunan dam sama, yakni dengan membendung air laut yang kemudian di desalinasi menjadi air tawar.
Limbah Tembesi ke KLH
Terkait limbah yang ada di sekitar Dam Tembesi, Kepala Bapedalda Kota Batam, Dendi N Purnomo yang hadir dalam acara penanam pohon tersebut mengatakan, pihaknya bakal melaporkan kasus penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) itu ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Langkah ini diambil menyusul belum tuntasnya penyidikan kasus tersebut.
”Kemungkinan kita akan gotong royong (membersihkan limbah). Apalagi hingga kini belum ada tersangka yang nantinya bertanggung jawab membersihkan limbah itu,” kata Dendi.
Selain KLH, pembersihan limbah Tembesi ini akan melibatkan beberapa pihak terkait. Mulai dari asosiasi pengelola limbah Batam, Bapedalda dan Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku pemilik proyek Dam Tembesi di Tembesi, Sagulung.
Menurut Dendi, langkah ini perlu segera diambil mengingat Dam Tembesi akan segera beroperasi dalam waktu dekat. Jika limbah tidak segera dibersihkan, dikhawatirkan kandungan logam berat dalam limbah tersebut akan mencemari air dam.
Dendi mengaku menemui kesulitan dalam menyidik kasus penimbunan limbah B3 itu. Salah satunya tim penyidik minim data karena kasus tersebut terjadi sekitar 2004-2005 lalu. ”Kami harus membongkar data-data lama,” katanya.
Sejauh ini, Tim PPNS Bapedalda Kota Batam telah memeriksa 10 orang saksi terkait kasus limbah Tembesi. Dari 10 orang tersebut salah satunya JS, anggota DPRD Batam. Namun sampai saat ini belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka. Sehingga Bapedalda berencana membersihkan sendiri limbah B3 Tembesi dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Sebab, kata Dendi, limbah tersebut harus di-clean up paling lambat akhir 2011. (par)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar