"Harus diusut sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Air adalah hal yang sangat vital untuk kehidupan, apalagi di pulau. Harus diusut," ujar Gusti usai kegiatan penanaman pohon di lokasi proyek pembangunan Dam Tembesi, Jumat (7/10).
Pernyataan Gusti dipertegas lagi oleh Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Mustofa Widjaja. "Kasusnya harus diusut sesuai ketentuan hukum," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bapedalda Kota Batam Dendi N Purnomo yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, ratusan ton limbah yang ditimbun di Dam Tembesi memang harus diangkat agar air dalam Dam tidak tercemar. Sedangkan kasus hukum terkait pencemaran limbah B3 di Dam Tembesi yang diduga melibatkan oknum anggota DPRD Kota Batam M Jeffry Simanjuntak, akan terus dilanjutkan oleh Tim penyelidik Bapedalda Kota Batam.
Disinggung soal hasil pemeriksaan, Dendi mengatakan sejauh ini pihaknya belum menetapkan tersangka.
"Belum ada tersangka yang nantinya bertanggung jawab untuk membersihkan limbah B3 yang terjadi di Tembesi," kata Dendi.
Menurut Dendi, Bapedalda Kota Batam kemungkinan akan meminta bantuan KLH untuk mengangkat limbah B3 di kawasan Dam Tembesi ini. Teknisnya bisa dengan gotong royong bersama untuk membersihkan limbah.
Selain KLH, pembersihan limbah Tembesi secara gotong royong ini juga akan melibatkan pihak-pihak terkait. Seperti asosiasi pengelola limbah Batam, Bapedalda dan BP Batam yang akan mengelola proyek Dam Tembesi.
"Bagaimana mekanismenya nanti, akan dibicarakan bersama," ujarnya.
Langkah ini perlu segera diambil mengingat Dam Tembesi akan segera beroperasi dalam waktu dekat. Dikhawatirkan kandungan logam berat dalam limbah tersebut akan mencemari air Dam Jika limbah tidak segera dibersihkan.
Pembangunan Dam Tembesi Sementara itu, Mustofa Widjaja menyebutkan, pembangunan Dam Tembesi diperkirakan akan berjalan hingga 2014 atau 2015 mendatang. Dam Tembesi merupakan waduk ketujuh di Batam dengan kapasitas air sekitar 600 liter perdetik.
Dam Tembesi dibangun dari dana APBN dengan membuat bendungan terhadap laut yang menjorok ke darat atau melalui proses desalinasi air laut.
"Kapasitas air dari lima waduk yang kita miliki selain Dam Tembesi dan Dam Baloi yaitu 3.000 - 4.000 liter perdetik. Penelitian LIPI ITB, kebutuhan air kita akan balance tahun 2014 atau 2015. Karena itu kita harus bangun waduk ini dari sekarang sebelum terjadi krisis air di Batam," ujar Mustofa.
Saat ini jumlah sambungan air di Batam sudah mencapai 180.000 sambungan, termasuk industri dan rusun. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk Batam.
"Untuk memenuhi kebutuhan air, kita memiliki program pengolahan air kembali dan air hasil desalinasi sebanyak 10 persen dari total kebutuhan air di Batam. Inilah yang tengah kita lakukan sekarang," ujar Mustofa.
Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta menyebutkan, langkah yang diambil oleh BP Batam merupakan langkah yang sangat bagus sebelum terjadi kekurangan air di Batam.
"Ini adalah tindakan cerdas dan mulia. Masalah air ini adalah permasalahan utama, vital. Karena itu harus diutamakan," ujarnya. (pti/wan))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar