Maret 4, 2014 ( sumber : Tanjung Pinang Pos )
BATAM – Pulau-pulau yang akan dihubungkan Jembatan Batam-Bintan (Babin) akan dijadikan pusat bisnis. Namun, realisasinya akan berjalan saat Jembatan Batam-Bintan sudah dibangun. Hal ini diyakini akan mempercepat tumbuhnya pusat bisnis yang baru.
Adapun pulau-pulau yang akan disatukan Jembatan Babin ke depannya adalah Tanjung Sauh, Pulau Buau, Pulau Batam dan Pulau Bintan. Inilah yang akan dijadikan pusat bisnis.Gubernur Kepri HM Sani mengungkapkan, banyak keuntungan Kepri jika Jembatan Babin terwujud.
“Sekarang di antara pulau itu belum bisa kita bangun. Kecuali Tanjungsauh, yang dipersiapkan karena akan dijadikan pelabuhan peti kemas,” ungkap Sani.
Sani optimis, jika Jembatan Babin terwujud, pulau itu menjadi pusat bisnis. Mereka akan mendorong FTZ (free trade zone) menyeluruh di Pulau Bintan seperti halnya Batam.
Sani optimis, jika Jembatan Babin terwujud, pulau itu menjadi pusat bisnis. Mereka akan mendorong FTZ (free trade zone) menyeluruh di Pulau Bintan seperti halnya Batam.
“Sekarang di antara pulau itu, belum bisa kita kembangkan. Tapi ke depan, saya optimis,” imbuhnya.
Menurut Sani, pembangunan Jembatan Babin akan menghidupkan perekonomian Batam-Bintan dan Tanjungpinang. Dia menyambut usulan Harry Azhar Azis, anggota DPRD RI asal Kepri agar Pulau Bintan dijadikan FTZ menyeluruh.
“Sehingga semua kendaraan dari Batam bisa masuk ke Tanjungpinang,” tekad dia.
Jika terwujud, Jembatan Babin akan dibangun sekitar 6,7 km. Diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp 7 triliun. Direncanakan, pembangunannya akan disejalankan dengan pembangunan pelabuhan peti kemas di Pulau Tanjungsauh.
Sementara Harry menilai, konsep pembangunan Jembatan Babin sangat baik. Hanya saja, untuk mendukung pengoperasiannya nanti perlu menerapkan Pulau Bintan sebagai FTZ menyeluruh. Jika tidak demikian, realisasi Jembatan Babin sulit terwujud. (mbb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar