Maret 4, 2014 ( sumber : Tanjung Pinang Pos )
BATAM – Keberadaan pasar induk di Batam yang tidak maksimal diharapkan bisa dimanfaatkan untuk menekan inflasi. Bank Indonesia (BI) menyarankan, Pasar Induk Jodoh direvitalisasi untuk mempersingkat jalur distribusi pangan di Batam. Saran itu disampaikan Kepala Kantor Bank Indonesia Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, beberapa waktu lalu di Batam.
“Fungsi pasar induk penting untuk mempersingkat jalur distribusi pangan dan menekan inflasi di Batam. Ke depan, akan menurunkan harga sembako,” ungkap Gusti.
Menurut dia, Pasar Induk bisa digunakan sebagai pusat grosir. Alasannya, selama ini tidak ada Pasar Induk sebagai pusat grosir.
“Kalau pasar di Batam masih pasar umum, harga yang ditawarkan tinggi,” beber dia.
Jika ada Pasar Induk menawarkan harga grosir, maka warung akan berbelanja di sana dengan harga lebih murah. Namun jika tidak ada pasar grosir, maka harga yang dibeli warung-warung sudah dari pengecer.
“Ketersediaan pasokan juga sulit dijamin kalau tidak ada Pasar Induk, sehingga berdampak pada kestabilan harga,” ujar Gusti.
Selain itu, Batam juga perlu mendorong peningkatan konektivitas wilayah Kepri. Di samping itu, upaya produksi pertanian terutama sayuran perlu ditingkatkan. “Sehingga inflasi di Batam bisa ditekan dan dampaknya akan dirasakan masyarakat,” imbuh dia.
Terkait Pasar Induk, sebenarnya di Batam sudah ada. Namun Pasar Induk ini belum berfungsi maksimal. Direncanakan, Pasar Induk Jodoh akan dimanfaatkan dengan maksimal. Tim sudah dibentuk untuk mendata aset Pemko Batam dan aset BP Batam.
“Jika sudah ada kesepakatan, ke depan Pasar Induk direncanakan dikelola Badan Layanan Umum (BLU),” ungkap Wakil Wali Kota Batam Rudi. (mbb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar