Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 24 Maret 2014

BP Permudah Akses Kebutuhan Perusahaan



Dwi Djoko Wiwoho Direktur PTSP dan Humas BP Batam
Dwi Djoko Wiwoho
Direktur PTSP dan
Humas BP Batam

BATAM – Upaya meningkatkan investasi terus dilakukan Badan Pengusahaan (BP) Batam. Namun, regulasi dinilai sangat penting untuk mempermudah akses kebutuhan industri atau perusahaan di Batam.
Demikian disampaikan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Minggu (23/3) di Batam. Dikatakan, pihaknya juga akan terus membangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan industri di Batam.
 
“Kita harus bisa bersaing dengan kawasan industri lain di mancanegara. Batam akan terus membangun fasilitas yang memudahkan akses pekerja dan arus barang kebutuhan perusahaan. Termasuk pengembangan pelabuhan,” katanya.

Dwi Djoko menyampaikan, Batam masih sebagai daerah investasi yang kompetitif. Investasi di Batam terus mengalami perkembangan. Data terbaru Februari 2014, ada sembilan pendaftaran investasi asing yang baru, dengan nilai total investasi sebesar 20.280.894 dolar AS atau sekitar Rp 223.089.834.000, (asumsi nilai dolar atas rupiah Rp 11 ribu).

“Sembilan perusahaan ini akan mempekerjakan 551 orang tenaga kerja domestik,” ujar Djoko.
Investor ini dijelaskannya berasal dari Singapura, Inggris, India, Selandia Baru, dan Australia, dengan bidang usaha industri makaroni, mie dan produk sejenisnya. Ada juga konsultan manajemen, jasa pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas migas.

“Selain itu, ada jasa akomodasi villa, jasa penyewaan mesin dan alat berat, penunjang minyak dan gas bumi, konstruksi gedung tempat tinggal,” sambungnya.

Selain perusahaan-perusahan itu. Ada juga perusahaan yang mendapat izin usaha tetap (IUT). Diantaranya perusahaan dari China, Singapura dan Indonesia. Perusahaan dari Indonesia bergerak di bidang perdagangan besar mesin kantor dan industri, alat transportasi laut dan suku cadang.

Perusahaan dari Singapura, bidang industri bangunan lepas pantai dan bangunan terapung. Perusahaan ini merupakan milik Singapura-Indonesia. Sementara perusahaan Malaysia join Indonesia bergerak dibidang jasa industri untuk berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam.

“Nilai investasi sebesar 3.400.000 dolar AS atau sekitar Rp 37,4 miliar. Diperkirakan akan menyerap 97 orang tenaga kerja domestik,” harap Djoko.(mbb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar