Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 12 Maret 2014

40 Persen Hutan di Batam Diduga Dibakar

RABU, 12 MARCH 2014 ( sumber : haluan kepri )

 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau menyatakan, hingga kini sudah 80 persen hutan di Kota Batam terbakar sejak terjadinya musim kemarau. BATAM (HK)-  Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau menyatakan, hingga kini sudah 80 persen hutan di Kota Batam terbakar sejak terjadinya musim kemarau.
Diduga, 40 persen hutan yang terbakar itu sengaja dibakar oleh sekelompok orang.
"Sekitar 40 persen hutan terbakar karena anomali cuaca, sedangkan  40 persen lagi diduga sengaja dibakar oleh sekelompok orang yang berniat untuk membuka, mengusai dan mengolah lahan. Ini jelas sangat mengkhawtirkan kita semua warga Batam, Barelang maupun masyarakat Kepri ini," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Riau Nur Patria Kurniawan, kepada sejumlah wartawan, Selasa (11/3). 
Menurut Nur, hingga kini nyaris seluruh hutan di Batam dan Barelang terbakar. Areal hutan yang terbakar itu, lanjutnya, sudah mencapai ribuan hektar.

"Titik api muncul di mana-mana (hutan, red)," tuturnya.

Nur menjelaskan, titik hutan paling banyak terbakar itu adalah di kawasan Seiharapan, Seitemiang, Tanjungriau, Bukit Harimau, Bukit Palapa Tanjungpinggir yang kesemuanya masuk wilayah Kecamatan Sekupang. Selain itu, kebakaran juga banyak terjadi pada titik hutan kawasan Kecamatan Batuaji, Kecamatan Sagulung, Nongsa dan Baloi.

Untuk wilayah Barelang, ungkap Nur, ia memperkirakan lebih dari 1.000 hektar hutan wisata buru dan hutan konservasi yang sudah ludes terbakar. Baik itu akibat anomali alam maupun akibat sekelompok masyarakat yang sengaja ingin membakarnya.

"Kebakaran yang terjadi saat ini di Kota Batam, sebetulnya bukan tanggung jawab kami. Selaku tim Manggala Agni II wilayah Riau, bidang kami itu khusus untuk memadamkan api yang terjadi di hutan konservasi, dan bukan hutan kota. Tapi,  ini tidak masalah bagi kami asalkan kita semua bisa bekerjasama dan saling mendukung," ungkap Nur.

Katanya, Tim Manggala Agni ini memiliki keterbatasan personel yang bertugas. Bahkan, anggota pemadam kebakaran yang bekerja di tim Manggala Agni ini, merupakan tenaga honor atau tenaga sukarela.

"Saat ini anggota pemadam kebakaran hutan Tim Manggala Agni ada sebanyak 26 orang saja, sementara itu titik api kebakaran sangat banyak dan ada dimana-mana," terangnya.

Tim Manggala Agni, kata dia, dalam memadamkan beberapa titik api kebakaran kesulitan mendapatkan sumber air, meski sudah membawa peralatan yang cukup hebat ke dalam hutan.

"Bahkan, kami juga sangat kesulitan untuk mendapatkan BBM solar untuk mesin pompa dan sedot air kami. Anehnya, karena tidak semua SPBU di Batam membolehkan kami membeli solar bersubsidi dengan menggunakan dirigen," kata Nur.

Ia meminta dukungan Pemerintah Kota Batam agar memberi kemudahan mendapatkan solar untuk mesin pemadam Manggala Agni.

160 Kebakaran

Sementara itu, Kepala Kantor Penanggulangan Bahaya Kebakaran Direktorat Pengamanan BP Batam, Slamet Sriyono mengatakan sejak Januari hingga awal Maret sudah terjadi sekitar 160 kali kebakaran hutan di Batam.

"Kebakaran merata pada hampir semua wilayah hutan," katanya.

Ia mengindikasi banyaknya kebakaran terjadi karena kesengajaan manusia.

"Ada yang sengaja membakar untuk membuka ladang dan ada yang sengaja membuang puntung rokok sehingga hutan terbakar," kata Slamet.

Slamet memprediksi kebakaran hutan akan terus terjadi selama hujan belum turun.

Direktur Humas dan PTSP, Dwi Djoko Wiwoho membenarkan bahwa hutan buru di Barelang lebih banyak terbakar dibanding  hutan lindung di kota ini.

Jumlah hutan buru di Barelang mencapai 12 ribu hektar. Djoko mengatakan sampai saat ini hutan buru tersebut mutlak penanganannya masih dihandel Pusat, bukan BP Batam karena lahannya masih status quo.

"Selain susah jangkauan pemadamannya, wilayahnya memang bukan tanggung jawab BP Batam," ujar Djoko. (vnr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar