Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 13 Maret 2014

Batam Setop Sementara Galangan Kapal Di Sekitar Pulau Buluh

Newswire   -10 Maret 2014, (sumber Bisnis Indonesia)

Ilustrasi/
Ilustrasi
 
Bisnis.com, BATAM - Walikota Batam menghentikan sementara operasional galangan kapal di sekitar Pulau Buluh karena diduga ada pencemaran udara yang berasal dari debu hasil proses sandblasting.
Walikota Batam meminta galangan kapal yang berada di sekitar Pulau Buluh untuk berhenti beroperasi sejenak hingga penelitian penyebab pencemaran lingkungan di kawasan sekitar ditemukan.
"Galangan kapal tidak usah operasi dulu," tegasnya, Minggu (9/3/2014).


Dia meminta Bapedal untuk mengevaluasi rekomendasi analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal yang diberikan kepada perusahaan galangan kapal di sekitar Pulau Buluh.
Jika perusahaan galangan kapalk diketahui melanggar aturan, Bapedal diminta untuk bertindak tegas.
"Bapedalda harus mengevaluasi, karena izin galangan kapal berdasarkan rekomendasi yang diberikan Bapedalda," katanya.
Kepada Dinas Kesehatan, dia meminta kepastian apakah tiga orang warga yang meninggal dunia di Pulau Buluh disebabkan oleh paparan debu sisa kegiatan pencucian kapal sandblast di kawasan industri galangan kapal Sagulung atau disebabkan hal lain.
"Harus dikonfirmasi dulu, dicek, pastikan. Pastikan apakah benar disebabkan debu galangan kapal. Saya minta Kadinkes cek itu," kata Wali Kota.
Jika benar terpapar, dia meminta galangan kapal untuk memerhatikan bahan yang digunakan untuk sandblast, agar tidak mencemari lingkungan.
Namun menurutnya, penutupan galangan kapal bukan solusi untuk mencegah pencemaran lingkungan, mengingat perusahaan-perusahaan itu memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Demikian juga relokasi warga Pulau Buluh. Wali Kota mengatakan akan sulit untuk memindahkan masyarakat Pulau Buluh mengingat jumlahnya yang banyak.
"Menutup galangan kapal bukan jalan ke luar, tapi proses pelaksanaan (sandblasting) yang perlu diperhitungkan, bahan-bahannya yang tidak berbahaya," kata Wali Kota.
Sebelumnya, dalam mediasi warga Pulau Buluh dengan perusahaan galangan kapal yang dilakukan Bapedalda Batam, warga setempat, Nurhasni, mengatakan dalam sebulan terakhir sudah tiga orang meninggal dunia akibat penyakit paru-paru. Seorang di antaranya anak-anak usia enam tahun.
Menurut Nurhasni, dalam hasil rontgen, bagian paru-paru warga itu terlihat menghitam. "Ini gara-gara debu 'sandblast', apa lagi," kata dia.
Warga Pulau Buluh lainnya, Rahmat, mengatakan selain tiga orang meninggal dunia, ada banyak warga pulau lainnya yang sakit batuk.
Bapedal juga memastikan Pulau Buluh terpapar karena kandungan debu dalam udara mencapai 280 ppm, padahal ambang batasnya hanya 220 ppm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar