Kamis, 27-03-2014 ( sumber : Batam Today )
| ||||
|
BATAMTODAY.COM, Batam - Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pohon kelapa dan karet, sehingga banyak masyarakatnya yang memanfaatkan kedua pohon tersebut. Namun, selama ini hasil limbah kelapa dan karet memiliki nilai komoditi yang rendah.
Seiring dengan perkembangan teknologi, negara tetangga mulai melirik serat sabut kelapa untuk diolah menjadi bahan bernilai ekonomi tinggi, sehingga negara Indonesia banyak mengekspor serabut kelapa mentah.
Guna meningkatkan nilai ekonomi serat sabut kelapa dan karet, Direktorat Lalu Lintas Barang Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar pelatihan pemanfaatan sabut kelapa dan karet, yang akan dilaksanakan pada Kamis (27/3/2014) besok di Gedung Marketing Center BP Batam dengan mendatangkan narasumber dari pengelola Klub Sebutret Indonesia, H. Karsono.
"Pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan usaha-usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat menengah ke bawah sekaligus memacu pertumbuhan agroindustri yang nantinya juga akan berperan dalam perolehan devisa negara," ujar Direktur PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Rabu (26/3/2014).
Sabutret ini merupakan bahan yang ramah lingkungan, karena saat ini banyak masyarakat yang merubah pola hidupnya untuk kembali ke alam, sehingga mulai meninggalkan produk berbau sintesis.
Pangsa pasar untuk pengolahan sabutret ini yaitu lembaga pendidikan, rumah sakit, asrama, hotel, restoran, karoseri kendaraan, meubelair, studio, rumah tangga, lapangan futsal, beberapa negara maju dan berkembang, seperti Amerika, Jepang, Korea, Cina, Belanda, Hungaria, Australia, Kamerun, dan Afrika Selatan.
Beberapa contoh produk inovasi sabutret, antara lain cocopot sabutret, kopiah sabutret, sandal, tas laptop, alas kaki, jok kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi produk inovasi lainnya.
"Dalam pelatihan ini juga akan diajarkan mengenai perhitungan laba usaha pengolahan sabutret," katanya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, negara tetangga mulai melirik serat sabut kelapa untuk diolah menjadi bahan bernilai ekonomi tinggi, sehingga negara Indonesia banyak mengekspor serabut kelapa mentah.
Guna meningkatkan nilai ekonomi serat sabut kelapa dan karet, Direktorat Lalu Lintas Barang Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar pelatihan pemanfaatan sabut kelapa dan karet, yang akan dilaksanakan pada Kamis (27/3/2014) besok di Gedung Marketing Center BP Batam dengan mendatangkan narasumber dari pengelola Klub Sebutret Indonesia, H. Karsono.
"Pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan usaha-usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat menengah ke bawah sekaligus memacu pertumbuhan agroindustri yang nantinya juga akan berperan dalam perolehan devisa negara," ujar Direktur PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Rabu (26/3/2014).
Sabutret ini merupakan bahan yang ramah lingkungan, karena saat ini banyak masyarakat yang merubah pola hidupnya untuk kembali ke alam, sehingga mulai meninggalkan produk berbau sintesis.
Pangsa pasar untuk pengolahan sabutret ini yaitu lembaga pendidikan, rumah sakit, asrama, hotel, restoran, karoseri kendaraan, meubelair, studio, rumah tangga, lapangan futsal, beberapa negara maju dan berkembang, seperti Amerika, Jepang, Korea, Cina, Belanda, Hungaria, Australia, Kamerun, dan Afrika Selatan.
Beberapa contoh produk inovasi sabutret, antara lain cocopot sabutret, kopiah sabutret, sandal, tas laptop, alas kaki, jok kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi produk inovasi lainnya.
"Dalam pelatihan ini juga akan diajarkan mengenai perhitungan laba usaha pengolahan sabutret," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar