Tribun Batam - Kamis, 7 Juni 2012
Laporan Tribunnews Batam, Anne, Zabur dan Aprizal
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Perbaikan jembatan enam diperkirakan menghabiskan biaya hingga puluhan miliar. Hitung-hitungan kasar menyebutkan, perbaikan jembatan itu bisa menelan dana antara Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar.
Selain dana besar, perbaikan jembatan juga akan memerlukan waktu yang lama. Sebab, bagian jembatan yang mengalami kerusakan adalah gelegar jembatan.
"Gelegarnya rusak, di bagian yang digunakan untuk arah Galang Baru ke Galang, setelah tiang penyangga dan itu pas dialur penyambung. Yang tengah 50 persen rusak, tidak bisa dipakai lagi, kemungkinan dihilangkan," ujar Kasubdit Bangunan Sarana dan Prasarana BP Batam Yudi Cahyono.
Yudi merupakan mantan proyek konstruksi Jembatan VI Barelang. Ia bersama petinggi BP Kawasan Batam dan Pemko Batam langsung mengecek ke lokasi. Ia menjelaskan, gelegar berfungsi sebagai penghubung kedua bagian jembatan.
"Ini termasuk kerusakan parah, bantalan jembatan hancur, yang satunya sudah bergeser. Yang pasti satu bagian tidak bisa digunakan lagi, karena rusak menahan 100 persen bobot kapal," kata dia saat memantau lokasi jembatan.
Menurutnya, konstruksi jembatan tersebut benar-benar kuat, sebab mampu menopang penuh badan kapal yang menghantam.
Direktur Tehnik dan Perencanaan BP Kawasan Batam Istono mengatakan, untuk sementara bagian Jembatan VI yang tidak terkena benturan masih dapat dilalui. Satu jalur jalan itu, nantinya akan dibuat menjadi dua jalur dengan kondisi yang terbatas.
"Seperti yang banyak dipertanyakan juga sama masyarakat, yah kami simpulkan satu bagian jembatan masih bisa dipakai. Dengan beberapa catatan tentunya, seperti jenis kendaraan yang mungkin bisa melintas mulai dari sedan sampai mini truk masih bisa," ujarnya.
Pihak yang berwajib sudah memasang berbagai rambu-rambu darurat untuk jalur yang dapat dilewati. Istono menambahkan Wamen PU yang saat itupun terjun ke lapangan meminta penyelesaian segera dilakukan.
Untuk itu, dalam waktu dekat BP Batam sudah mengundang beberapa pelaksana pengerjaan jembatan enam terdahulu.
Untuk segera melajukan tindakan temporer. Sementara tindakan perbaikan permanen akan dilakukan, dengan estimasi waktu selama lima bulan.
"Satu bulan awal penyelidikan secara menyeluruh, apa saja kerusakannya. Untuk berapa biaya yang dikeluarkan kami belum bisa bicara, karena harus tahu betul kondisi kerusakan. Dua minggu lagi lah, bisa diberitahu," lanjut Istono.
Lantas siapa yang menanggung biaya perbaikan? "Kita liat dulu, yang tanggung agennya atau perusahaan kapalnya. Ini normatiflah, kalau Anda nabrak juga pasti Anda disuruh ganti rugikan. Simpelkan?," ujarnya.
Sedangkan Direktur Layanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, bukan hanya kapal APC Aussie I yang berlabuh di sekitar Jembatan VI Barelang.
Menurutnya masih ada 13 kapal lagi yang lepas jangkar. "500 meter dari sinilah jaraknya. Sekitar 13 kapal parkir disitu," ujarnya.
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Perbaikan jembatan enam diperkirakan menghabiskan biaya hingga puluhan miliar. Hitung-hitungan kasar menyebutkan, perbaikan jembatan itu bisa menelan dana antara Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar.
Selain dana besar, perbaikan jembatan juga akan memerlukan waktu yang lama. Sebab, bagian jembatan yang mengalami kerusakan adalah gelegar jembatan.
"Gelegarnya rusak, di bagian yang digunakan untuk arah Galang Baru ke Galang, setelah tiang penyangga dan itu pas dialur penyambung. Yang tengah 50 persen rusak, tidak bisa dipakai lagi, kemungkinan dihilangkan," ujar Kasubdit Bangunan Sarana dan Prasarana BP Batam Yudi Cahyono.
Yudi merupakan mantan proyek konstruksi Jembatan VI Barelang. Ia bersama petinggi BP Kawasan Batam dan Pemko Batam langsung mengecek ke lokasi. Ia menjelaskan, gelegar berfungsi sebagai penghubung kedua bagian jembatan.
"Ini termasuk kerusakan parah, bantalan jembatan hancur, yang satunya sudah bergeser. Yang pasti satu bagian tidak bisa digunakan lagi, karena rusak menahan 100 persen bobot kapal," kata dia saat memantau lokasi jembatan.
Menurutnya, konstruksi jembatan tersebut benar-benar kuat, sebab mampu menopang penuh badan kapal yang menghantam.
Direktur Tehnik dan Perencanaan BP Kawasan Batam Istono mengatakan, untuk sementara bagian Jembatan VI yang tidak terkena benturan masih dapat dilalui. Satu jalur jalan itu, nantinya akan dibuat menjadi dua jalur dengan kondisi yang terbatas.
"Seperti yang banyak dipertanyakan juga sama masyarakat, yah kami simpulkan satu bagian jembatan masih bisa dipakai. Dengan beberapa catatan tentunya, seperti jenis kendaraan yang mungkin bisa melintas mulai dari sedan sampai mini truk masih bisa," ujarnya.
Pihak yang berwajib sudah memasang berbagai rambu-rambu darurat untuk jalur yang dapat dilewati. Istono menambahkan Wamen PU yang saat itupun terjun ke lapangan meminta penyelesaian segera dilakukan.
Untuk itu, dalam waktu dekat BP Batam sudah mengundang beberapa pelaksana pengerjaan jembatan enam terdahulu.
Untuk segera melajukan tindakan temporer. Sementara tindakan perbaikan permanen akan dilakukan, dengan estimasi waktu selama lima bulan.
"Satu bulan awal penyelidikan secara menyeluruh, apa saja kerusakannya. Untuk berapa biaya yang dikeluarkan kami belum bisa bicara, karena harus tahu betul kondisi kerusakan. Dua minggu lagi lah, bisa diberitahu," lanjut Istono.
Lantas siapa yang menanggung biaya perbaikan? "Kita liat dulu, yang tanggung agennya atau perusahaan kapalnya. Ini normatiflah, kalau Anda nabrak juga pasti Anda disuruh ganti rugikan. Simpelkan?," ujarnya.
Sedangkan Direktur Layanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, bukan hanya kapal APC Aussie I yang berlabuh di sekitar Jembatan VI Barelang.
Menurutnya masih ada 13 kapal lagi yang lepas jangkar. "500 meter dari sinilah jaraknya. Sekitar 13 kapal parkir disitu," ujarnya.
Editor : imans_7811
Tidak ada komentar:
Posting Komentar