Batam Indonesia yang
berlokasi di Jalan Beringin Lot 323 dan 324 Batamindo Industrial Park
(BIP), Mukakuning, resmi tutup, kemarin. Perusahaan itu tak beroperasi
karena sepi order.
Pantauan Batam Pos, Jumat (30/12), tidak ada aktivitas lagi di perusahaan yang bergerak di bidang produksi metal stamping, komponen untuk audio mobil, dan komputer itu. Hanya beberapa sekuriti dan karyawan yang ada di sana. Namun mereka hanya duduk-duduk di sekitar lokasi perusahaan.
Perusahaan yang pernah merekrut karyawan mencapai 2.000 orang pada tahun 2006 hingga 2009 itu, kini tinggal kenangan. Manajemen perusahaan memilih mengakhiri operasional perusahaan karena tak ada order lagi.
Meskipun proses penghentian operasional perusahaan sesuai prosedur dan memenuhi semua hak karyawannya, tapi di mata beberapa karyawan tetap masih menyisakan kesedihan mendalam.
Hendro Susilo, 32 misalnya. Pria yang sudah bekerja sebagai teknisi di perusahaan tersebut selama 15 tahun, mengaku sangat terpukul dengan kenyataan itu. 15 tahun kurun waktu yang cukup lama sehingga dirinya seperti memiliki perusahaan itu.
“Sedih juga. Bayangkan 15 tahun sudah saya di perusahaan ini, dan sekarang harus berakhir. Saya seperti sudah memiliki perusahaan ini. Jadi nggak tega juga kalau tutup seperti ini,” ungkapnya saat ditemui di depan perusahaan itu.
Risma, karyawan lainnya, mengatakan sebagian besar karyawan PT Exas sudah dirumahkan. Terakhir, kata dia, ada sekitar 170 karyawan yang berstatus permanen, termasuk dirinya. Risma juga menyebut seluruh karyawan sudah mendapatkan pesangon dari perusahaan.
Pihak manajemen perusahaan tak dapat dikonfirmasi karena mengaku sibuk dan belum mau menemui wartawan.
Informasi yang diperoleh Batam Pos, selama setahun terakhir ini sedikitnya sudah tiga perusahaan yang hengkang dari Batamindo. Dua perusahaan diketahui berpindah ke kawasan industri lain, yakni PT Simano dan Philips. Sedangkan PT Exas ini memilih tutup. Belum ada kepastian alasan mengapa perusahaan hengkang.
Andi Mappisangka, Humas Batamindo, saat dikonfirmasi wartawan belum mau berkomentar. Ia buru-buru beranjak ke dalam mobilnya saat ditemui wartawan di acara HUT Satpam se Kepri di lapangan Commmunity Center (CC) Batamindo.
Tidak hanya perusahaan yang hengkang. Kawasan Dormitori Batamindo juga diakui mulai sepi. Beberapa Blok seperti blok A, B, dan C banyak yang kosong. “Iya memang banyak yang kosong, nggak tahu kenapa banyak yang sudah keluar,” ujar salah satu petugas keamanan di depan Dormitori Blok C.
Tak Lapor BP Batam
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengaku belum menerima laporan resmi dari PT Exas terkait tutupnya perusahaan tersebut. Untuk itu, BP Batam masih akan mengecek langsung ke perusahaan asal Jepang itu.
“Belum ada laporan yang masuk ke kami. Nanti akan kami cek,” kata Direktur PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Jumat (30/12).
Kata Djoko, setiap perusahaan yang hendak tutup atau relokasi, baik asing maupun dalam negeri, wajib lapor ke BP Batam. Ini terkait penngurusan administrasi yang perlu diselesaikan. Misalnya soal pajak atau persoalan lainnya. (eja/par)
PT Exas Pantauan Batam Pos, Jumat (30/12), tidak ada aktivitas lagi di perusahaan yang bergerak di bidang produksi metal stamping, komponen untuk audio mobil, dan komputer itu. Hanya beberapa sekuriti dan karyawan yang ada di sana. Namun mereka hanya duduk-duduk di sekitar lokasi perusahaan.
Perusahaan yang pernah merekrut karyawan mencapai 2.000 orang pada tahun 2006 hingga 2009 itu, kini tinggal kenangan. Manajemen perusahaan memilih mengakhiri operasional perusahaan karena tak ada order lagi.
Meskipun proses penghentian operasional perusahaan sesuai prosedur dan memenuhi semua hak karyawannya, tapi di mata beberapa karyawan tetap masih menyisakan kesedihan mendalam.
Hendro Susilo, 32 misalnya. Pria yang sudah bekerja sebagai teknisi di perusahaan tersebut selama 15 tahun, mengaku sangat terpukul dengan kenyataan itu. 15 tahun kurun waktu yang cukup lama sehingga dirinya seperti memiliki perusahaan itu.
“Sedih juga. Bayangkan 15 tahun sudah saya di perusahaan ini, dan sekarang harus berakhir. Saya seperti sudah memiliki perusahaan ini. Jadi nggak tega juga kalau tutup seperti ini,” ungkapnya saat ditemui di depan perusahaan itu.
Risma, karyawan lainnya, mengatakan sebagian besar karyawan PT Exas sudah dirumahkan. Terakhir, kata dia, ada sekitar 170 karyawan yang berstatus permanen, termasuk dirinya. Risma juga menyebut seluruh karyawan sudah mendapatkan pesangon dari perusahaan.
Pihak manajemen perusahaan tak dapat dikonfirmasi karena mengaku sibuk dan belum mau menemui wartawan.
Informasi yang diperoleh Batam Pos, selama setahun terakhir ini sedikitnya sudah tiga perusahaan yang hengkang dari Batamindo. Dua perusahaan diketahui berpindah ke kawasan industri lain, yakni PT Simano dan Philips. Sedangkan PT Exas ini memilih tutup. Belum ada kepastian alasan mengapa perusahaan hengkang.
Andi Mappisangka, Humas Batamindo, saat dikonfirmasi wartawan belum mau berkomentar. Ia buru-buru beranjak ke dalam mobilnya saat ditemui wartawan di acara HUT Satpam se Kepri di lapangan Commmunity Center (CC) Batamindo.
Tidak hanya perusahaan yang hengkang. Kawasan Dormitori Batamindo juga diakui mulai sepi. Beberapa Blok seperti blok A, B, dan C banyak yang kosong. “Iya memang banyak yang kosong, nggak tahu kenapa banyak yang sudah keluar,” ujar salah satu petugas keamanan di depan Dormitori Blok C.
Tak Lapor BP Batam
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengaku belum menerima laporan resmi dari PT Exas terkait tutupnya perusahaan tersebut. Untuk itu, BP Batam masih akan mengecek langsung ke perusahaan asal Jepang itu.
“Belum ada laporan yang masuk ke kami. Nanti akan kami cek,” kata Direktur PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Jumat (30/12).
Kata Djoko, setiap perusahaan yang hendak tutup atau relokasi, baik asing maupun dalam negeri, wajib lapor ke BP Batam. Ini terkait penngurusan administrasi yang perlu diselesaikan. Misalnya soal pajak atau persoalan lainnya. (eja/par)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar