(sumber Haluan Kepri)
Rabu, 21 September 2011
BATAM-Perusahaan galangan kapal (shipyard) di Kota Batam kembali dilanda kerusuhan. Selasa (20/9) sekitar pukul 07.00 WIB, ratusan pekerja PT Nexus Enginering Indonesia mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas perusahaan shipyard yang terletak di kawasan Kabil itu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi kerusuhan tersebut mengakibatkan aktivitas PT Nexus lumpuh. Dalam peristiwa itu, seorang oknum anggota TNI dan satu orang sekuriti yang bertugas di pintu masuk perusahaan babak belur dihajar para karyawan. Satu unit sepeda motor Mega Pro yang diketahui milik anggota TNI tersebut dibakar. Tiga pos satpam yang ada di perusahaan itu dan ruangan tempat karyawan berganti pakaian ikut dibakar. Klinik perusahaan pun dirusak hingga kaca-kacanya hancur berantakan.
Kemarahan para karyawan tidak berhenti sampai di situ. Pekerja asing asal India ikut menjadi sasaran kemarahan massa. Mereka menjadi bulan-bulanan, bahkan beberapa di antaranya kena bogem mentah para pekerja.
Informasinya, kerusuhan itu dipicu oleh sikap arogansi oknum anggota TNI dan sekuriti yang bertugas pagi itu, bukan karena ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen. Awalnya, seorang pekerja terlambat masuk kerja. Saat tiba di depan pintu masuk ke areal kerja, karyawan tersebut ditahan oleh sekuriti karena tidak membawa peralatan kerja berupa kaca mata. Lalu, salah satu temannya sesama pekerja memberikan kaca mata dari dalam pagar.
Rupanya, niat karyawan yang hendak menolong rekannya itu diketahui oleh sekuriti. Petugas pengamanan perusahaan itu langsung menempeleng karyawan yang memberikan kaca mata tersebut. Sempat terjadi cekcok atau perang mulut antara sekuriti dan karyawan. Melihat kejadian tersebut, oknum anggota TNI yang bertugas jaga di pelabuhan kawasan perusahaan galangan itu datang, lalu membela sekuriti dan ikut memukul karyawan.
Karyawan lainnya yang melihat dan mendengar hal itu tidak terima rekannya diperlakukan seperti itu. Tanpa dikomando, ratusan karyawan merangsek menuju pos sekuriti tempat pemukulan terjadi. Mereka meninggalkan pekerjaannya. Mereka memukuli oknum TNI dan sekuriti tersebut hingga babak belur. Beruntung, oknum TNI yang mengenakan seragam lengkap itu berhasil diselamatkan para supir Metro Trans yang kebetulan berada di lokasi tersebut. Mereka melarikan diri oknum anggota TNI itu ke arah jalan utama. Sedangkan sekuriti yang sudah babak belur ikut ngacir menyelamatkan nyawanya dari amarah para karyawan.
"Oknum anggota TNI berpakaian seragam dihajar hingga babak belur. Dia sempat terjatuh dan dipijak-pijak oleh teman-teman kami. Sekuriti yang terkenal arogan itu pun babak belur, dan akhirnya melarikan diri. Orang India yang ada di sana pun jadi bulan-bulanan. Bahkan ada yang dipukul. Mereka (orang India) lari kocar-kacir dikejar teman-teman. Sepeda motor milik tentara pun dibakar, bahkan tentara yang tadinya sudah jatuh pun mau di bakar tapi diselamatkan para supir Metro Trans. Jadinya mobil milik supir Metro Trans itu jadi sasaran lemparan batu hingga kacanya ada yang pecah. Kaca di ruangan pun hancur. Untung tadi tak dibakar," ujar salah satu karyawan yang melihat langsung kejadian tersebut.
Versi lainnya menyebut kerusuhan itu bermula ketika seorang pekerja yang terlambat datang memarkirkan sepeda motornya sembarangan karena buru-buru. Ia lalu ditegur oleh salah seorang sekuriti yang bertugas saat itu. Pekerja itu konon lantas balik marah sehingga keduanya terlibat adu mulut. Dari pertengkaran antara keduanya lalu dengan cepat membesar menjadi kerusuhan yang melibatkan ratusan karyawan.
Untuk meredam emosi massa agar tidak bertindak lebih anarkis, ratusan anggota kepolisian dari Polsekta Nongsa, Polresta Barelang dan Polda Kepri dikerahkan ke PT Nexus. Wakil Kapolda Kepri Kombes Panca Harjana dan Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha Satriawan turun langsung ke lokasi untuk mengendalikan situasi.
"Beruntung peristiwa itu tidak berlangsung lama dan cepat diamankan. Peristiwa ini memang berbeda dengan peristiwa di Drydock. Kejadian ini lantaran arogansi sekuriti dan oknum anggota TNI itu yang membuat karyawan jadi terbakar amarah," ujar salah seorang karyawan.
Serahkan ke Polisi
Human Resources Department (HRD) Manager PT Nexus Enginering Indonesia Suri, mengatakan kejadian tersebut sama sekali tidak menyangkut soal kesejahteraan karyawan atau masalah lain yang terkait antara karyawan dengan pihak manajemen. Menurutnya, peristiwa itu murni terjadi karena adanya kesalahpahaman antara karyawan dengan pihak sekuriti.
Persoalan siapa yang memulai memukul dan siapa yang lebih dulu dipukul, kata Suri, manajemen menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusutnya hingga tuntas. "Ada beberapa versi terkait peristiwa ini. Tapi yang jelas, sama sekali tidak ada masalah antara karyawan dengan pihak manajemen perusahaan. Saya melihat ini hanya kesalahpahaman saja. Untuk lebih jelasnya, kita tunggu saja hasil penyelidikan aparat kepolisian. Karena sudah kami serahkan ke polisi dan saat ini sudah ditangani pihak polisi," kata Suri.
Akibat kerusuhan tersebut, ujar Suri, perusahaan memilih meliburkan karyawan selama satu hari dan akan mulai beroperasi lagi Rabu (21/9) ini. "Hari ini karyawan semua kami liburkan. Gaji mereka tidak akan dipotong. Artinya, walaupun libur tetap dihitung bekerja," ujarnya.
Ditanya berapa kerugian yang diderita perusahaan akibat peristiwa tersebut, Suri menyatakan pihaknya masih menghitungnya. "Kerugian jelas ada. Namun berapa besarnya, perlu dicek dulu," tuturnya.
Terkait keberadaan oknum anggota TNI di perusahaan itu, Suri mengakui pihaknya memang mempekerjakannya untuk menjaga keamanan di pelabuhan kapal perusahaan. "Memang kami menempatkan tentara itu di dermaga. Tapi kalau tiba-tiba ada keributan di dalam perusahaan, tentu tentara itu pun tidak tinggal diam. Namun ceritanya seperti apa, saya sendiri belum dengar cerita yang sesungguhnya dari pihak-pihak yang bersengketa, walaupun saat itu saya juga sedang ada di lokasi. Tapi saya jujur saja, tidak mengetahui secara persis peristiwa tersebut," ujar Suri.
Ia berharap peristiwa serupa tidak terulang lagi, tidak hanya di PT Nexus, tetapi di seluruh Kota Batam. Menurut Suri, hal itu penting agar iklim investasi di kota ini tetap kondusif dan terjaga dengan baik. "Kita berharap sama-sama bisa menjaga kondisi Batam ini agar tetap aman, kondusif sehingga investor dari luar pun tidak ragu untuk memberikan proyek pengerjaan kapal di sini," kata Suri.
Seperti halnya perusahaan shipyard lain di Batam, pekerja PT Nexus lebih banyak yang berstatus pekerja perusahaan subkontraktor. Menurut Suri, karyawan PT Nexus hanya sekitar 300 orang, sementara karyawan dari subkontraktor mencapai 3.000 orang.
Masalah karyawan subkontraktor, ujar dia, sama sekali tidak berkaitan dengan pihak manajemen perusahaan. Pihaknya, kata dia, hanya berurusan dengan perusahaan subkon pekerja, bukan dengan pekerja langsung. "Jadi kalau masalah lain-lain seperti Jamsostek yang menyangkut dengan karyawan subkon, itu bukan urusan kami. Tapi itu urusannya pihak perusahaan penyalur itu sendiri. Dan manajemen hanya berurusan dengan pihak perusahaan subkon saja," jelasnya.
Sekuriti PT Nexus, ujar Suri, termasuk karyawan dari subkontraktor. 40 sekuriti yang bertugas menjaga PT Nexus berasal dari PT BBM. Atas kerusuhan yang terjadi kemarin, kata Suri, pihak manajemen memutuskan semua sekuriti yang masuk shif pagi atau saat peristiwa terjadi, untuk diganti seluruhnya. "Mereka akan diganti semuanya dengan sekuriti yang lain. Sementara petugas keamanan akan diambil alih oleh pihak Polresta Barelang," katanya.
Sekadar mengingatkan, beberapa waktu lalu perusahaan galangan kapal PT Drydock World yang berada di kawasan Tanjunguncang juga dilanda kerusuhan besar. Dalam kerusuhan itu, ribuan karyawan marah dan membakar sejumlah fasilitas perusahaan. Kerusuhan tersebut dipicu oleh hujatan bernada rasialis dan melecehkan dari seorang pekerja asing asal India kepada pekerja lokal. (lim/ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar