(sumber BatamPos) 22 September 2011
Ratusan buruh perusahaan galangan kapal PT Drydocks World Graha, Tanjunguncang, berunjuk rasa, Rabu (21/9) siang. Buruh yang direkrut perusahaan subkontraktor PT Prima Tech International Batam ini menuntut gaji bulan Juli dan Agustus serta Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri yang belum dibayar.
Pantauan Batam Pos, unjuk rasa memanas lantaran manajemen Drydocks menghalau massa buruh agar tidak memasuki area perusahaan. Buruh dan manajemen bersitegang di depan pintu masuk.
“Kami hanya menuntut hak kami. Kewajiban kami sudah kami kerjakan. Sudah mau melepuh badan ini. Namun hak kami belum dibayar,” teriak para buruh.
Para buruh yang semula berkumpul di depan pintu gerbang akhirnya bergegas masuk ke dalam kawasan perusahan. Namun langkah mereka lagi-lagi dihadang di depan pintu masuk. Para pendemo akhirnya hanya berkumpul di depan tempat parkir.
Menurut Suryo, 31, salah satu buruh, sejak dua bulan terakhir, selain tidak membayar gaji dua bulan dan THR, ratusan karyawan juga masuk daftar hitam sehingga tak bisa bekerja di tempat lain.
“Sejak habis Lebaran, kami mulai dilengserkan satu per satu. Katanya kami bertindak melawan perusahaan padahal kami hanya menuntut hak kami,” ungkapnya.
Sebenarnya tuntutan tersebut sudah disampaikan jauh hari sebelumnya. Namun oleh perusahaan subkontraktor yang merekrut mereka, mereka masuk daftar hitam.
“Gaji lembur pun juga tak dibayar. Sudah begitu kami mau dikeluarkan tanpa ada alasan yang jelas,” ungkap Ramli, buruh lainnya.
Sebelumnya, menurut beberapa buruh yang ditemui Batam Pos di lokasi, perwakilan buruh sudah mendatangi Budi, yang mewakili PT Prima Tech International Batam. Namun jawaban Budi mengecewakan.
“Katanya dana tak ada, kalau butuh jaminan datangi Drydocks karena ada invoice PT Prima Tech International Batam di PT Drydocks. Makanya kami datang ke sini hari ini. Tapi kami malah sepertinya dipermainkan,” ungkap Sudirman, buruh lainnya.
Staf HRD PT Drydocks, Yulius, yang menemui buruh mengatakan saat ini pihaknya tak mampu memenuhi tuntutan para buruh. Dia memberikan solusi agar para buruh kembali menemui pihak subkontraktor untuk menanyakan hak mereka.
“Memang betul ada invoice di sini. Tapi mau ngapain kalian dengan invoice itu. Kalau ingin menuntut hak kalian langsung saja ke sana (subkontraktor, red),” ungkap Yulius kepada buruh.
Solusi yang ditawarkan Yulius, itu disambut dengan teriakan oleh buruh. Mereka tetap bersikeras agar Drydocks juga bertanggung jawab terhadap tuntutan mereka tersebut.
“Iya bos, itu solusi yang baik buat bos. Sehingga bos ganti mobil, kami sebagai kuli hanya ganti kulit karena terbakar di kapal sana. Kalau sudah begini kami seperti bola ditolak ke sana ke sini tanpa ada kejelasan,” teriak salah seorang buruh.
Para buruh menuntut agar hak mereka segera ada kejelasan saat itu juga. Hingga pukul 15.00 WIB. Para buruh masih bersitegang di depan perusahaan. Puluhan polisi berjaga- jaga di lokasi kejadian.
Perlawanan buruh bukan kali ini saja terjadi di PT Drydocks. Pada 22 April 2010 lalu, ribuan buruh mengamuk di area perusahaan milik pengusaha asal Dubai itu. Kala itu kerusuhan dipicu ucapan berbau SARA yang dilontarkan seorang pekerja asing di sana.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar