Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 29 September 2011

KERICUHAN PEKERJA GANGGU IKLIM INVESTASI BATAM

  • Copyright:ANTARA
  • Date:Sep 27
Batam, 27/9 (ANTARA) - Kericuhan pekerja yang sempat terjadi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, mengganggu iklim investasi Free Trade Zone (FTZ) Batam.

"Kericuhan itu sangat berdampak pada iklim investasi," kata Ketua Tim Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Kris Wiluan dalam Rapat Laporan Perkembangan FTZ BBK di Batam, Selasa.
Bahkan, kata dia, ada perusahaan minyak dan gas bumi dari Australia sampai mengurungkan niatnya berinvestasi di Batam karena pemberitaan kericuhan pekerja.

"Sepertinya mereka lebih memilih pindah ke Johor. Karena Batam dinilai tidak kondusif," kata Kris yang juga Presiden Direktur PT Citra Tubindo Tbk.
Pemberitaan kericuhan pekerja, kata dia, dibesar-besarkan di media Singapura dan Malaysia. Padahal kericuhan di Kabil relatif kecil dan hanya terjadi di satu kawasan.
Kris mengatakan khawatir, jika isu kericuhan tidak segera berakhir, maka citra Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas akan semakin buruk di mata internasional.
Untuk memperbaiki citra Batam, kata dia, Tim Ekonomi mengundang penanam modal asing mengunjungi Kabil, untuk melihat kondisi terkini yang sudah stabil.

"Kami ingin meyakinkan penanam modal, iklim investasi di Batam masih sangat kondusif dan prospektif," kata dia.
Tim Ekonomi berharap pemerintah segera turun tangan dan memperhatikan kericuhan pekerja agar tidak semakin meluas.
Senada dengan Kris, Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Mustofa Widjaja, mengatakan setiap kerusuhan selalu berampak negatif bagi iklim investasi.

Media internasional, kata dia, memberikan perhatian penuh kepada berita kericuhan di Batam.
"Kadang dibesar-besarkan," kata dia.
Bahkan, sewaktu kasus bom bunuh diri di Solo terjadi, ia mengatakan dihubungi pengusaha asing yang menanyakan lokasi Batam dan Solo.

"Pengusaha asing menanyakan apakah Batam dekat dengan Solo," kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Abidin Hasibuan mengatakan penanam modal asing selalu memperhatikan tiga hal yaitu kepastian hukum, biaya yang dikeluarkan dan tenaga kerja.

"Bila terjadi kericuhan pekerja, pengusaha jadi malas," kata dia.
Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani membantah kondisi keamanan FTZ BBK yang disebut tidak kondusif.

Ia menatakan dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, banyak yang menanyakan kondusifitasan keamanan Batam.
"Bahkan, perwakilan dari McDermott yang berada di AS mengatakan Batam sangat aman. Makanya tidak hendak pindah dari Batam," kata Gubernur.

(T.Y011/B/K005/B/K005) 27-09-2011 15:36:21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar