Batam, 27/9 (ANTARA) - Kota industri Batam Provinsi Kepulauan Kepulauan Riau kekurangan 30.000 tenaga kerja wanita untuk mengisi lowongan pekerjaan di bidang elektronik.
"Batam kekurangan tenaga kerja perempuan sebanyak 30.000 orang," kata Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Abidin, dalam rapat Laporan Perkembangan FTZ BBK di Batam, Selasa.
Tenaga kerja perempuan dibutuhkan perusahaan-perusahaan elektronik untuk mengerjakan proyek pesanan asing.
Abidin yang juga pengelola Sat Nusa Persada Tbk meminta pemerintah provinsi mendatangkan tenaga kerja perempuan dari provinsi lain.
"Provinsi lain ada banyak pengangguran. Kami minta ada kerja sama dengan provinsi lain untuk mendatangkan tenaga kerja," kata Abidin.
Perusahaan elektronik membutuhkan tenaga kerja perempuan ketimbang lelaki karena pekerjaan elektronik membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang biasanya dimiliki perempuan.
"Elektronik tulisannya kecil-kecil membutuhkan ketelitian dan mata yang tajam," kata dia.
Karena kebutuhan yang tinggi, kata dia, pengusaha menurunkan kualifikasi pekerja, yang awalnya berusia maksimal 24 tahun dimundurkan menjadi 30 tahun.
"Umur 35 tahun saja langsung saya terima," kata Abidin.
Selain memundurkan syarat usia, pengusaha juga mengurangi syarat pendidikan dari SMA menjadi SD.
"Asalkan bisa baca dan tidak buta warna, tidak masalah," kata dia.
Kerjasama dengan provinsi lain, kata dia, amat diperlukan, karena pekerja daerah lain tidak bisa sembarangan masuk Batam. Para pendatang sudah dihadang perdaduk ketika baru sampai Batam.
"Tenaga kerja ditakut-takuti perdaduk," kata dia.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Kepulauan Riau Wirya Silalahi mengatakan sebelum mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain, sebaiknya pengusaha memanfaatkan pengangguran di Kepri.
"Saya dengar syarat pengusaha itu maksimal 24 tahun, ada baiknya diundurkan," kata dia.
Hal senada dikatakan Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani yang menyatakan sebaiknya pengusaha mendulukan pengangguran Kepri.
"Pengangguran Kepri mencapai 6,96 persen," kata Gubernur.
B/Z003 (T.Y011/B/Z003/Z003) 27-09-2011 12:59:11
"Batam kekurangan tenaga kerja perempuan sebanyak 30.000 orang," kata Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Abidin, dalam rapat Laporan Perkembangan FTZ BBK di Batam, Selasa.
Tenaga kerja perempuan dibutuhkan perusahaan-perusahaan elektronik untuk mengerjakan proyek pesanan asing.
Abidin yang juga pengelola Sat Nusa Persada Tbk meminta pemerintah provinsi mendatangkan tenaga kerja perempuan dari provinsi lain.
"Provinsi lain ada banyak pengangguran. Kami minta ada kerja sama dengan provinsi lain untuk mendatangkan tenaga kerja," kata Abidin.
Perusahaan elektronik membutuhkan tenaga kerja perempuan ketimbang lelaki karena pekerjaan elektronik membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang biasanya dimiliki perempuan.
"Elektronik tulisannya kecil-kecil membutuhkan ketelitian dan mata yang tajam," kata dia.
Karena kebutuhan yang tinggi, kata dia, pengusaha menurunkan kualifikasi pekerja, yang awalnya berusia maksimal 24 tahun dimundurkan menjadi 30 tahun.
"Umur 35 tahun saja langsung saya terima," kata Abidin.
Selain memundurkan syarat usia, pengusaha juga mengurangi syarat pendidikan dari SMA menjadi SD.
"Asalkan bisa baca dan tidak buta warna, tidak masalah," kata dia.
Kerjasama dengan provinsi lain, kata dia, amat diperlukan, karena pekerja daerah lain tidak bisa sembarangan masuk Batam. Para pendatang sudah dihadang perdaduk ketika baru sampai Batam.
"Tenaga kerja ditakut-takuti perdaduk," kata dia.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Kepulauan Riau Wirya Silalahi mengatakan sebelum mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain, sebaiknya pengusaha memanfaatkan pengangguran di Kepri.
"Saya dengar syarat pengusaha itu maksimal 24 tahun, ada baiknya diundurkan," kata dia.
Hal senada dikatakan Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani yang menyatakan sebaiknya pengusaha mendulukan pengangguran Kepri.
"Pengangguran Kepri mencapai 6,96 persen," kata Gubernur.
B/Z003 (T.Y011/B/Z003/Z003) 27-09-2011 12:59:11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar