Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 19 September 2011

Luput dari Pembahasan Pemko-BP Batam

(sumber Haluan Kepri)
Sabtu, 17 September 2011

Kerusakan Jalan Duyung Tak Kunjung Diperbaiki
BATAMCENTRE- Kondisi Jalan Duyung yang berada di kawasan Batuampar yang rusak cukup parah tak kunjung diperbaiki pemerintah meski sudah sering mendapat sorotan masyarakat. Ternyata, kawasan tersebut memang tidak masuk dalam rencana pengelolaan jalan di Batam yang dibahas Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemko Batam. "Jalan Duyung luput dari perhatian kita saat membahas pembagian jalan beberapa waktu lalu. Apakah jalan itu masuk jalan arteri atau jalan kolektor," ujar Direktur Perencanaan Teknik BP Batam, Istono ditemui di Pemko Batam, Jumat (16/9).

Karena tidak mendapat perhatian, tak heran jika kondisi jalan tersebut seiring berjalannya waktu terus berlubang di sana-sini. Kondisi tersebut semakin parah karena acap dilintasi oleh kendaraan berat. Jalan berlubang dan parah bisa dilihat mulai dari depan Apartemen Lancang Kuning hingga Simpang Bengkong Garama.

Disebutkan Istono, saat ini panjang jalan di Batam mencapai 1080 km, 125 km di antaranya merupakan jalan arteri yang dulunya menjadi tugas BP Batam (Otorita Batam) dalam hal perawatannya. Namun, dari panjang 125 km tersebut, Jalan Duyung tidak termasuk di dalamnya.

Seiring keluarnya Surat Keputusan (SK) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), kini penanganan jalan arteri yang sebelumnya oleh BP Batam kini diambil alih oleh Kementerian PU.

"Meskipun kita tidak lagi menangani jalan arteri, tetapi kita masih melakukan perawatan jalan di beberapa titik," ujar Istono.

Namun, lanjut Istono, Kementerian PU sesungguhnya memiliki satuan kerja yang bertugas dalam penanganan jalan di Batam. Melalui Satuan Kerja Kementrian PU tersebut, maka penanganan Jalan Duyung bisa diusulkan.

Disebutkan Istono, jalan arteri harus di lakukan perawatan minimal sekali dalam lima tahun. Jika dilakukan overlay, untuk jalan sepanjang 125 km tersebut membutuhkan biaya Rp150 miliar. Namun, dalam perawatan tidak serta merta dilakukan keseluruhan.

"Dari 125 km tersebut, paling hanya sekitar 20 persen saja yang rusak, dan itulah yang perlu diperbaiki," tandas Istono.(pti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar