Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 04 Maret 2014

Perusahaan Hengkang Guncang FTZ, Lowongan Kerja pun Makin Sempit

Selasa, 4 Maret 2014 ( sumber : Tribun Batam )



Perusahaan Hengkang Guncang FTZ, Lowongan Kerja pun Makin Sempit
Tribunnews Batam / Ucu Rahman
Ratusan calon pelamar kerja di Batamindo antri memasukan lamaran.


Laporan Wartawan Tribunnews Batam, Lana dan Dewi
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Batam sebagai kota industri, tak pernah lepas dari masalah ketenagakerjaan.  

Ketatnya persiangan global, terkait munculnya kawasan-kawasan industri baru di negara tetangga, ditambah lagi dengan persoalan pengupahan, kerap menjadi faktor berkembang-surutnya geliat investasi di suatu kawasan.
Hal itu juga berdampak pada lapangan kerja yang tersedia. Sebaliknya, pemerintah daerah maupun otoritas pengelolaan FTZ Batam, Bintan dan Karimun, juga sempat diguncang masalah tutup dan hengkangnya perusahaan yang selama ini menanamkan investasi di Batam.
Malah, ada juga yang sampai meninggalkan persoalan rumit ketika sang bos kabur ke negara asalnya. Bagaimana kondisi Batam saat ini? Dari rangkungan penelusuran Tim Tribun, geliat industri di Batam saat ini tak seperti di awal tahun 1990-an.
Kini tidak sedikit ditemukan gedung-gedung bekas pabrik yang kondisinya kosong di sejumlah kawasan industri yang dulu justru menjadi primadona investor. Sebagian lagi justru telah dirobohkan yang kemudian didirikan bangunan untuk peruntukan yang lain.
Salah satu kawasan industri terbesar di Batam, yakni kawasan industri PT Batamindo Investment Cakrawala, misalnya, dulu bisa dikatakan sebagai incaran perusahaan-perusahaan besar berkelas dunia. Namun kini satu per satu ada saja perusahaan besar tersebut yang tutup. Tentang kosongnya sejumlah bekas pabirk itu diakui oleh pengelola Batamindo. Hingga kini cukup sulit untuk mengisi kembali.
"Rata-rata gedung tersebut kosong," kata Andi Mapisangka, Manager CSR dan Chief Security Officer Batamindo. Tidak saja terdapat sejumlah gedung kosong, halaman disekitar dormitoripun terlihat sudah ditumbuhi rerumputan yang kini lebih pas disebut semak belukar.
"Tapi sampai saat ini sejumlah fasilitas yang ada di Batamindo masih eksis dan sering dipergunakan para pekerja seperti lokasi olahraga, mall dan tempat ibadah, serta sejumlah fasilitas lainnya," ungkap Andi.
Untuk meningkatkan investasi kedepan, Andi mengaku pihaknya terus berbenah. Misalnya soal keamanan, kenyamanan dan kelengkapan lain sehingga diharapkan para investor tetap nyaman berusaha.
"Alhamdulillah untuk sistem manajemen keamanan kawasan dan Badan Usaha Jasa Keamanan (BUJK), Batamindo berhasil meraih penghargaan terbaik I sistem keamanan kawasan Industri," ujarnya. Beberapa gedung kosong juga ditemui di sejumlah kawasan industri, baik di Batam Centre, Batuampar, maupun di Kabil.
Berebut lowongan Pasca hengkang atau tutupnya sejumlah pabrik, otomatis bertambah pula pengangguran atau yang berstatus pencari kerja. Banyaknya para pencari kerja itu bisa dilihat di Community Centre (CC) Batamindo Industrial Park. Bahkan dihari weekend pun yakni Sabtu, gedung CC Batamindo juga ramai dikunjungi pencari kerja.
Informasi dari seorang manajer HRD di sana, tidak kurang dari 500 lamaran masuk tiap pekannya. Namun karena lowongan terbatas, tentu tak semua pelamar bisa diterima. Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Zarefriadi mengakui, saat ini kebanyakan perusahaan di Batam yang butuh tenaga kerja bergerak di bidang galangan kapal.
"Perusahaan di Batam ada sekitar 5 ribu, dari angka itu galangan kapal yang paling banyak. Dominan di Tanjunguncang," kata Zarefriadi. Di tahun ini, industri galangan kapal masih berkembang dibandingkan industri elektronik, dan lainnya. Kepala Seksi Norma Kerja, Jalfirman mencatat, sedikitnya ada 3 perusahaan baru yang bergerak di bidang galangan kapal masuk dan membuka usahanya.
"Dari Januari hingga Februari yang masuk ada tiga perusahaan. Tapi kondisi di lapangan mungkin lain karena banyak perusahaan yang enggan melaporkan masalah ketenaga kerjaannya ke kita. Yang tiga melaporkan wajib ketenagakerjaannya. Itupun setelah dilakukan pembinaan, bukan karena inisiatifnya melapor. Mungkin di luar itu masih banyak," ucap Jalfirman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar